Showing posts with label Agama. Show all posts
Showing posts with label Agama. Show all posts

Cara menghafal al quran [muslim masuk]





Bagaimana menghafal Al Quran ?
Apa saja cara" yg dpat mmbantu menghafal ?
Ane mengatakan bahwa metode yg dpat di terapkan bg org yg memikirkannya adlh , sbb


grey

Spoilerfor Pertama:
Ikhlas
Hal ini berdasarkan firman Allah swt :
Al Bayyinah ayat 5 : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam  (menjalankan) agama yang lurus ..
Az Zumar ayat 3 : Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik)

Niat yg ikhlas mutlak di perlukan dlm menghafal Al Quran. Motivasi terdepan dlm menghafal Al Quran adlh ketaatan Allah, menghrap pahala dari Allah. Dgn demikian Allah akn memberi kemudahan kpd agan/sista dlm menghafal.
 
Jgn smpai keinginan mendapat imbalan duniawi yg amat sdikit menjadi tujuan agan/sista, ato skedar menghafal mteri pelajaran utk mmpersiapkan ujian, shingga dlm wkt singkat akan terlupakan.

Niat yg buruk dlm mnghafal Al Quran bnyk skali mcam ny, antara lain :
 
-tujuan mencari nafkah
-mndapat predikan qari'
-agar manusia trpesona oleh keindahan suara & tilawahnya
-nama baik & popularitas
-kemashlatan smntara, sprti mnghafal utk kpntingan ujian

Barang siapa yg sungguh" mmiliki keinginan menghafal, sbaiknya trlebih dahulu membersihkan hati dari unsur" yg mnjadi penghalang.

Spoilerfor Kedua:
Mengosongkan diri dr hal" yg mengganggu pikiran, krna Al Quran tdk akan mnjadi kokoh dlm pikiran yg kacau & perhatikan pd hal lain. Di butuhkan konsentrasi dlm menghafal & jadikan kegiatan menghafal sbg pkerjaan trbesar, dgn demikian hafalan akan mudah & lancar.

Spoilerfor Ketiga:
memperbayak istigfar, Ibnu Taimiyah berkata "Aku di timpa masalah, kmudian aku bersitigfar seribu kali atau kurang atau lebih dari itu. Maka Allah membukakan masalah itu bagiku"
Istigfar dpat membuka yg tertutup.

Spoilerfor Keempat:
Mengulang-ulang hafalan, sebab Rasulullah saw bersabda "Jagalah Al Quran, demi Zat yg jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia lbih mudah terlepas dr unta yg di tambatkan" (HR. Bukhari & Muslim).

Spoilerfor Kelima:
Tdk menghafal trlalu bnyk ayat dlm shari sbab hal itu akan mnimbulkan kbosanan & kelelahan. Tetapi hafalkan bberapa ayat saja dlm shari. Hafal & ulangi. Hafalkan dlm sholat, kmudian baca tafsir ayat yg agan/sista hafalkan. Dgn dmikian agan/sista tlah menghimpun hfalam & pmahaman sbgaimana yg dilakukan oleh para shabat.

Spoilerfor Keenam:
Pilihlah wkt yg tpat utk menghafal, diantaranya stelah sholat fajar hingga dtangnya wkt utk beraktivitas kerja atau blajar. Tetapi ini tdk mutlak, sbab tiap org pling tau dgn kondisi dirinya.

Spoilerfor Ketujuh:
Hendaknya hafalan dilakukan dgn bersandar pd satu jenis mushaf & tdk ber gnti" dgn mushaf lain. Hal ini akan memudahkan agan/sista mengingat & pikiran kt akan dgn mudah mengingat apa yg trlihat mata.

Spoilerfor Kedelapan:
Mendengarkan bacaan Al Quran melalui pita suara dgn mengulang" ayat yg sdang dihafal, khusus ny bacaan qari' yg bersuara bagus.

Spoilerfor Kesembilan:
Memahami makna ayat yg sdang di hafalkan, sbab mengetahui mkna ayat akan memudahkan hfalan. Hal ini bisa dilakukan melalui buku" tafsir, skaligus brusaha memahami kata yg pelik.
grey

Spoilerfor Kesepuluh:
Menggunakan ayat yg tlah di hafal utk dibaca dlm sholat.

Spoilerfor Kesebelas:
Mengulangi hafalan dgn mmperdengarkan ny pd tman atau istri utk menguji kmampuan hafalan agan/sista. Sbab mnghafal seorang diri blum dpat memastikan kualitas hfalannya.

Awas Syi’ah Mengancam Kita!


Waspadalah !!!
Waspadalah !!!

Mayoritas kaum muslimin menilai bahwa menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah sesuatu yang sulit dan membingungkan. Kesulitan ini terpulang kepada banyak hal. Di antaranya karena kurangnya informasi tentang Syi’ah. Syi’ah menurut mayoritas kaum muslimin adalah eksistensi yang tidak jelas. Tidak diketahui apa hakikatnya, bagaimana ia berkembang, tidak melihat bagaimana masa lalunya, dan tidak dapat diprediksi bagaimana di kemudian hari. Berangkat dari sini, sangat banyak di antara kaum muslimin yang meyakini Syi’ah tak lain hanyalah salah satu mazhab Islam, seperti mazhab Syafi’i, Maliki dan sejenisnya.Ia tidak memandang bahwa perbedaan antara Sunnah dan Syi’ah bukan pada masalah furu’ (parsial) saja, akan tetapi banyak juga menyinggung masalah ushul (fundamental).

Hal lain yang menyulitkan untuk menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah; bahwa mayoritas kaum muslimin tidak bersikap realistis dan praktis. Mereka sekedar berangan-angan dan berharap tanpa mengkaji…

Dengan bahasa yang sok logis, sebagian kaum muslimin mengatakan: “Lho, mengapa harus terjadi perselisihan? Ayolah kita duduk bersama dan melupakan perselisihan di antara kita… yang Sunni meletakkan tangannya di atas yang Syi’i dan berjalan sama-sama. Toh kita semua juga beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan hari kiamat?”

Orang ini lalai bahwa masalah yang sesungguhnya jauh lebih rumit dari ini…Sebagai contoh, orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir namun menghalalkan khamr (miras) atau zina misalnya, hukumnya kafir. Menghalalkan maksudnya memandang bahwa hal tersebut boleh-boleh saja, dan mengingkari pengharamannya dalam Al Qur’an atau Sunnah Nabi.

Nah berangkat dari asumsi ini, kita akan melihat hal-hal yang sangat berbahaya dalam sejarah kaum Syi’ah, yang mengharuskan para ulama Islam untuk merenung kembali dan menentukan sudut pandang Islam terhadap bid’ah-bid’ah kaum Syi’ah yang demikian besar.

Hal lain yang turut merumitkan masalah ini adalah; banyaknya luka Islam di mayoritas negeri kaum muslimin, di samping banyaknya yang memusuhi mereka dari kalangan Yahudi, Nasrani, kaum salibis, komunis, Hindu dan sebagainya.

Dari sini, sebagian mereka yang ‘intelek’ memandang agar kita jangan membuka front permusuhan baru. Hal ini bisa saja dibenarkan jika front tersebut mulanya tertutup lalu kita berusaha membukanya. Namun jika sejak semula telah terbuka lebar dan serangan mereka datang siang dan malam, maka mendiamkan hal tersebut berarti suatu kehinaan…

Kita tidak perlu lagi mengulang pertanyaan yang sering dilontarkan kebanyakan orang: “Apakah mereka (Syi’ah) lebih berbahaya dari Yahudi?”

Sebab hakikat dari pertanyaan ini adalah untuk membungkam lisan mereka yang sadar akan penderitaan umat, sekaligus membikin kikuk mereka yang berusaha menjaga dan melindungi kaum muslimin.

Saya akan menyanggah mereka dan mengatakan kepada mereka: “Memang apa salahnya kalau umat Islam menghadapi dua bahaya yang mengintai secara bersamaan? Apakah muslimin Ahlussunnah yang mencari-cari alasan untuk menyerang Syi’ah, ataukah realita di lapangan membuktikan berulang kali bahwa merekalah yang memulai serangan?”

Kita menyaksikan gencarnya serangan Syi’ah terhadap umat Islam, dan saya rasa realita kita saat ini tak jauh berbeda dengan masa lampau. Bahkan saya bersaksi bahwa sejarah akan mengulangi dirinya, dan generasi muda akan mewarisi dendam kesumat nenek moyang mereka.

Tak ada kebaikan sedikit pun yang bisa diharapkan dari kelompok yang menganggap bahwa 99% sahabat Nabi adalah bejat, mengingat hal itu merupakan pengingkaran yang nyata akan sabda Rasulullah e:“خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي”“Sebaik-baik generasi adalah generasiku.” (HR. Bukhari no 3451 dan Muslim no 2533)

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan yang lainnya.Realita Syi’ah –dari dulu sampai sekarang- adalah amat sangat menyakitkan…Mari kita tengok kembali beberapa masalah yang akan menjadikan visi kita lebih jelas, sehingga dapat membantu kita untuk menentukan sikap paling tepat yang mesti kita ambil terhadap Syi’ah; lalu kita tahu: lebih baik bicara ataukah diam saja!

PERTAMA:Semua orang tahu bahwa sikap Syi’ah terhadap para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mulai dari Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar Al Faruq, Utsman Dzin Nuurain, lalu isteri-isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terutama Aisyah radhiallahu ‘anha hingga para sahabat secara umum, sebagaimana yang dinyatakan terang-terangan oleh referensi dan narasumber mereka yang telah mereka yakini; adalah bahwa para sahabat tadi adalah orang-orang fasik dan murtad. Mayoritas mereka telah sesat dan berusaha menyembunyikan serta menyelewengkan ajaran Islam.

Dari sini apakah kita harus mengawasi dan diam saja ‘demi menghindari fitnah’?Fitnah apakah yang lebih besar dari pada menuduh generasi teladan sebagai masyarakat ‘bejat dan pendusta’?!?

Marilah kita merenungi sama-sama perkataan bijak salah seorang sahabat yang bernama Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu:“إذا لَعَنَ آخرُ هذه الأمَّة أوَّلها، فَمَنْ كان عنده علمٌ فليظْهره، فإنَّ كاتم ذلك ككاتم ما أُنزل على محمدٍ صلى الله عليه وسلم”.“Bila umat Islam di akhir zaman mulai melaknat pendahulunya, maka siapa saja yang berilmu hendaklah menunjukkan ilmunya. Bila ia menyembunyikan, maka ia seperti yang menyembunyikan ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Nisbat riwayat ini kepada Nabi sanadnya dha’if, namun riwayat ini adalah dari perkataan Jabir bin Abdillah)

Bisakah Anda menangkap kedalaman makna ucapan ini?Hujatan terhadap generasi sahabat bukan sekedar hujatan terhadap mereka yang telah tiada… tidak juga seperti ucapan sebagian orang bahwa: “Hujatan tersebut tidak berbahaya bagi para sahabat, karena mereka telah masuk Surga meski Syi’ah tidak suka.” Akan tetapi bahaya besar di balik ucapan ini ialah karena hujatan terhadap para sahabat pada hakikatnya adalah hujatan terhadap Islam secara langsung. Sebab kita tidak mendapatkan ajaran Islam kecuali melalui para sahabat radhiyallahu ‘anhum.

Kalau berbagai hujatan yang menimbulkan keraguan akan akhlak, niat, dan perbuatan para sahabat dibiarkan; lantas agama model apa yang akan kita anut?Hilanglah agama kita kalau kita terima semua itu… hilanglah hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ajaran beliau.

Justeru kita bertanya kepada [1] Syi’ah: “Al Qur’an apa yang kalian baca sekarang? Bukankah yang menyampaikannya adalah mayoritas sahabat yang kalian hujat? Bukankah yang berjasa mengumpulkannya adalah Abu Bakar Ash Shiddiq radhiallahu ‘anhu, yang kalian anggap berbuat licik untuk menjadi khalifah? Lantas mengapa ia tidak merubah-rubah Al Qur’an sebagaimana merubah-rubah Sunnah menurut tuduhan kalian?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits:“عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ المهديين مِنْ بَعْدِي”.“Kalian wajib berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnahnya Khulafa’ur Rasyidin yang telah mendapat hidayah sepeninggalku.” (HR. Tirmidzi no 2676, Ibnu Majah no 42 dan Ahmad no 17184)

Jadi, Sunnah Khulafa’ur Rasyidien adalah bagian tak terpisahkan dari agama Islam. Hukum dan sikap yang diputuskan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali adalah hujjah (dalil) bagi setiap muslim, kapan, di mana pun, dan sampai hari kiamat… lantas bagaimana mungkin hujatan terhadap mereka kita biarkan?!Sebab itulah, ulama-ulama kita yang mulia demikian berang bila mendengar ada orang yang berani menghujat sahabat. Imam Ahmad bin Hambal misalnya, beliau pernah mengatakan:إذا رأيت أحدًا يذكر أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم بسوءٍ، فاتهمه على الإسلام“Kalau engkau mendapati seseorang berani menyebut para sahabat dengan tidak baik, maka tuduhlah dia sebagai musuh Islam.” (Ash Sharimul Maslul ‘ala Syaatimir Rasul 3/1058 oleh Ibnu Taimiyyah)

Al Qadhi Abu Ya’la (salah seorang fuqaha mazhab Hambali) mengatakan: “Para fuqaha sepakat bahwa orang yang mencaci-maki para sahabat tak lepas dari dua kondisi: kalau dia menghalalkan hal tersebut maka dianggap kafir, namun jika tidak menghalalkannya maka dianggap fasik (bejat)” (Ibid, 3/1061)Abu Zur’ah Ar Razi (salah seorang pakar hadits yang wafat th 264 H) mengatakan:

“إذا رأيتَ الرجلَ ينتقص من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم، فاعلم أنّه زنديق”“Kalau engkau mendapati seseorang mengkritik sahabat Nabi saw, maka ketahuilah bahwa dia itu Zindiq (munafik).” (Al Kifayah fi ‘Ilmir Riwayah hal 49 oleh Al Khatib Al Baghdadi)

Sedangkan Ibnu Taimiyyah berkata: “Barang siapa menganggap bahwa para sahabat telah murtad sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali segelintir orang yang jumlahnya tak sampai belasan orang, atau menganggap fasik (bejat) mayoritas sahabat; maka orang ini kekafirannya tidak diragukan lagi.” (Ash Sharimul Maslul 3/1110 oleh Ibnu Taimiyyah)

Sikap yang keras terhadap para penghujat sahabat ini, tak lain adalah karena para sahabatlah yang menyampaikan agama ini kepada kita. Kalau salah seorang dari sahabat dihujat, berarti Islam jadi meragukan. Mengingat banyaknya pujian yang Allah berikan kepada mereka dalam Al Qur’an, maupun dalam Sunnah Nabi-Nya, jelaslah bahwa orang yang menghujat para sahabat berarti mendustakan ayat-ayat dan hadits yang cukup banyak tadi.

Mungkin ada yang berkata: “Lho, kami tidak pernah mendengar si Fulan dan si Fulan yang Syi’ah itu menghujat para sahabat?”

Kepada mereka, kami ingin agar memperhatikan poin-poin berikut:Pertama: Kaum Syi’ah Itsna Asyariyah pada dasarnya meyakini bahwa para sahabat telah bersekongkol melawan Ali bin Abi Thalib, Ahlul Bait, dan Imam-imam yang diyakini oleh mereka. Intinya, tidak ada seorang Syi’i pun (baik di Iran, Irak, maupun Lebanon) melainkan ia meyakini kefasikan para sahabat. Sebab jika mereka menganggap para sahabat adalah orang shalih, hancurlah rukun iman mereka sebagai Syi’ah. Jadi, telah menjadi suatu keniscayaan pabila setiap orang [1] Syi’ah baik pejabat, ulama, maupun rakyat jelata untuk bersikap tidak hormat kepada para sahabat, dan tidak menerima agama yang mereka bawa dalam bentuk apa pun.

Kedua: Tokoh-tokoh Syi’ah senantiasa mengelak untuk menampakkan kebencian mereka kepada para sahabat, meski terkadang nampak juga dalam sebagian statemen atau perilaku mereka, sebagaimana firman Allah:لَتَعْرِفَنَّهُمْ فِي لَحْنِ الْقَوْلِ“Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka.” (Qs Muhammad: 30)Banyak di antara kita yang menyaksikan debat antara DR. Yusuf Al Qardhawi dengan Rafsanjani (mantan presiden Iran) di TV Al Jazeera. Kita sama-sama menyaksikan bagaiman Rafsanjani selalu mengelak dari setiap usaha DR. Qardhawi agar ia menyebut sahabat dan ummahatul mukminin (isteri-isteri Nabi) dengan baik.

Dan ketika Khamenei (pemimpin Revolusi Iran sekarang) ditanya tentang hukum mencaci-maki para sahabat, dia tidak mengatakan bahwa hal itu keliru atau haram. Namun ia menjawab secara dusta dengan berkata: “Semua perkataan yang mengakibatkan perpecahan di antara kaum muslimin pasti diharamkan dalam syari’at.” Intinya, haramnya mencaci-maki sahabat menurutnya ialah karena hal itu menimbulkan perselisihan di antara kaum muslimin, bukan karena haram menurut syari’at, sebagaimana yang dilansir oleh koran Al Ahraam Mesir tanggal 23 November 2006.

Ketiga: Kita harus waspasa terhadap akidah ‘taqiyyah’ (bermuka dua) yang menurut syi’ah adalah sembilan persepuluh dari agama mereka. Artinya, mereka biasa mengatakan perkataan yang bertentangan dengan keyakinan mereka selama mereka belum berkuasa. Namun setelah berkuasa mereka akan menampakkan jati dirinya terang-terangan.

Dalam sejarah Syi’ah, kita menyaksikan bahwa tatkala mereka menguasai beberapa wilayah Daulah Abbasiyah yang Sunni di Irak, Mesir, Afrika Utara (Maghrib) dan semisalnya; mereka langsung terang-terangan menghujat para sahabat, dan menjadikan hal itu sebagai pokok agama mereka.Jadi, jelaslah bagi kita dari sini akan pentingnya menjelaskan hakikat Syi’ah terhadap para sahabat yang mulia. Kalau tidak, maka orang yang menyembunyikan kebenaran ini ibarat syaithan yang bisu, dan sikap ini akan mengakibatkan kehancuran Islam…

KEDUA:Bahaya Doktrinasi Syi’ah di Dunia Islam…. tidak diragukan lagi bahwa doktrinasi Syi’ah (tasyayyu’) demikian gencar dilakukan di berbagai negara Islam. Ia tidak hanya marak di tempat asalnya seperti Iran, Irak dan Lebanon, namun kini berlangsung sangat kuat di Bahrain, Emirat Arab, Suriah, Yordania, Saudi Arabia, Mesir, Afghanistan, Pakistan dan negara-negara muslim lainnya… (Termasuk Indonesia yang dalam lima tahun terakhir meningkat secara drastis, lewat tokoh-tokoh mereka macam Jalaluddin Rakhmat, Quraish Shihab dan sebagainya. Bahkan menurut pengamatan sebagian pihak, jumlah murid Kang Jalal mencapai lebih dari 10 juta! –pent)

Parahnya lagi, banyak orang yang menganut pemikiran-pemikiran Syi’ah tanpa mengira bahwa mereka adalah Syi’ah. Bahkan setelah menulis beberapa artikel ini, kami –yaitu Dr. Raghib Sirjani- mendapat banyak e-mail yang penulisnya mengaku Sunni, namun isinya penuh dengan pemikiran dan gaya Syi’ah.

Kita juga tidak menutup mata akan perang global yang ditujukan kepada para sahabat lewat media massa (Yakni media massa di Mesir tempat penulis tinggal -pent) dan saluran-saluran televisi di negeri-negeri Sunni. Yang paling masyhur ialah hujatan salah satu koran Mesir terhadap Siti Aisyah radhiallahu ‘anha beberapa hari terakhir. Demikian pula perang yang dilancarkan terhadap Shahih Bukhari, termasuk acara televisi yang dibawakan oleh wartawan terkenal dan selalu mengkritik para sahabat dalam setiap episode.

Masalah semakin rumit dan tidak bisa didiamkan, mengingat adanya perkawinan silang antara manhaj (metode) Syi’ah dengan Tasawuf, dengan klaim bahwa keduanya mencintai Ahlul bait.

Dan kita semua tahu bahwa faham tasawuf demikian merebak di banyak negara di dunia. Dan faham ini telah terjangkiti virus bid’ah, khurafat dan kemunkaran yang demikian banyak, dan bertemu dengan Syi’ah dalam hal mengultuskan Ahlul bait. Dari sini, penyebaran Syi’ah sangat mudah ditebak seiring dengan menyebarnya tarekat-tarekat Sufi.

KETIGA:Kondisi di Irak demikian mencekam. Pembunuhan muslimin Ahlussunnah tersebab identitas mereka adalah fenomena biasa yang sering terjadi. Sekjen ulama Ahlussunnah di Irak yang bernama Harits Adh Dhaary menyebutkan bahwa ada lebih dari 100 ribu muslim Sunni yang tewas di tangan Syi’ah sejak th 2003 hingga 2006. Ditambah proses deportasi yang terus menerus di beberapa lokasi demi mempermudah kekuasaan Syi’ah di sana. Dan mayoritas mereka yang dideportasi (diusir) keluar dari Irak adalah Ahlussunnah; dan ini menyebabkan perubahan susunan masyarakat yang sangat berbahaya akibatnya nanti.

Pertanyaannya sekarang: “Apakah fitnah yang timbul ketika membahas masalah Syi’ah lebih berbahaya dari fitnah terbunuhnya sekian banyak warga Ahlussunnah tadi? Lantas sampai kapan masalah ini harus didiamkan? Padahal semua orang tahu betapa solidnya dukungan Iran dalam pembersihan mereka yang beridentitas Sunni?”

KEEMPAT:Ambisi Iran terhadap Irak demikian besar, bahkan hal nampak nyata. Mengingat kedua negara sebelumnya pernah terlibat perang sengit selama 8 tahun penuh, dan sekarang jalannya terbuka lebar bagi Iran. Apalagi Irak memiliki nilai religius penting bagi kaum Syi’ah, mengingat adanya wilayah-wilayah suci di sana, termasuk enam makam Imam Syi’ah. Di Najaf terdapat makam Ali bin Abi Thalib, lalu di Karbala’ terdapat kuburan Husein, dan di Baghdad terdapat makam Musa Al Kadhim dan Muhammad Al Jawwad, tepatnya di wilayah Al Kadhimiyyah. Sedangkan di Samarra terdapat makam Muhammad Al Hadi dan Hasan Al ‘Askari; dan masih banyak kuburan-kuburan palsu lain yang diklaim sebagai kuburan para Nabi seperti Adam, Nuh, Hud dan Shalih di Najaf; namun semuanya palsu.

Selain Ambisi Iran terhadap Irak yang sangat berbahaya, Amerika juga mendukung terwujudnya ambisi tersebut. Kita semua menyaksikan bagaimana pemerintahan Syi’ah bentukan Amerika di Irak. Sandiwara saling tuduh antara Amerika dan Iran sudah tidak mempan lagi sekarang, sebab tidak pernah terlintas dalam benak Amerika untuk menyerang Iran sama sekali, akan tetapi yang sangat mencemaskan bukanlah ambisi untuk menguasai minyak atau kekayaan Irak saja, bukan pula sekedar memperluas kekuasaan Syi’ah; namun parahnya mereka menjadikan kebrutalan dan sadisme tersebut sebagai bagian dari agama mereka. Sebab Syi’ah menuduh para sahabat dan pengikut mereka dari kalangan Ahlussunnah sebagai musuh-musuh Ahlulbait dan menjulukinya dengan naashibah atau nawaashib. Padahal kita lebih menghargai Ahlulbait daripada mereka.

Mereka lalu mengeluarkan vonis-vonis mengerikan atas tuduhan tersebut. Misalnya Khumaini yang mengatakan: “Pendapat yang lebih kuat ialah memasukkan nawashib sebagai ahlul harbi (lawan perang), yang hartanya halal di mana pun didapati, dan dengan cara apa pun.” (Tahrirul Wasilah 1/352 oleh Al Khumaini)

Lalu tatkala imam mereka yang bernama Muhammad Shadiq Ar Ruhani ditanya tentang hukum orang yang mengingkari keimaman dua belas imam, dia mengatakan sesuatu yang sangat aneh: “Sesungguhnya imamah (jabatan imam) lebih tinggi dari nubuwah (kenabian) dan kesempurnaan agama ini ialah dengan menjadikan Amirul mukminin alaihissalam sebagai imam; Allah ta’ala berfirman: alyauma akmaltu lakum dienakum (pada hari ini telah kusempurnakan bagimu agamamu). Maka siapa yang tidak mempercayai keimaman dua belas imam niscaya ia akan mati dalam kekafiran” (Lihat fatwa ini dalam link berikut: www.imamrohani.com/fatwa-ar/viewtopic.php)

Khumaini dalam bukunya Al Hukumatul Islamiyyah mengatakan bahwa para imam akan mencapai kedudukan yang tidak pernah dicapai oleh malaikat terdekat maupun rasul sekalipun. Karenanya, tidak mengakui keimaman menurut mereka lebih berat dari pada tidak mengakui kenabian, dan inilah tafsiran atas pengkafiran Syi’ah atas Ahlussunnah, yang diikuti dengan penghalalan darah mereka di Irak dan negeri-negeri lainnya. Oleh karena itu, Irak harus dimasukkan dalam kekuasaan mereka karena banyaknya tempat-tempat ’suci’ mereka yang masih dikuasai oleh orang-orang yang mereka anggap kafir.

KELIMA:
Ancaman langsung tak berhenti di Irak saja, namun ambisi mereka terus meningkat untuk menguasai daerah sekitarnya. Mereka menganggap Bahrain sebagai bagian dari Iran, sebagaimana pernyataan kepala pemeriksa umum Ali Akbar Nathiq Nuri di kantor pemimpin revolusi saat peringatan 30 tahun revolusi Iran. Ia mengatakan: “Bahrain pada dasarnya adalah propinsi Iran yang keempat belas, yang diwakili oleh seorang legislatif di majelis permusyawaratan Iran.” (Lihat situs al jazirah berikut:www.aljazeera.net/NR/exeres/684338CB-837A-4879-8C7A-1A1B995DD286.htm)

Kita juga tahu bahwa Iran menduduki tiga pulau milik Emirat Arab di teluk Arab, dan jumlah mereka makin bertambah di Emirat hingga nisbahnya mencapai 15% dari total jumlah penduduk, dan menguasai pusat-pusat perdagangan terutama di Dubai.

Demikian pula kondisinya di Arab Saudi yang tidak statis; sebab sejak revolusi Iran tahun 1979, berbagai gangguan stabilitas terjadi berulang kali di Arab Saudi. Bahkan itu terjadi langsung setelah revolusi Iran, dengan munculnya demonstrasi Syi’ah di Qathif dan Saihat (dua wilayah Saudi), yang paling gencar di antaranya adalah tanggal 19 November 1979.

Masalah pun kadang semakin parah hingga berubah menjadi tindak anarkhis dan kejahatan di Baitullah Makkah. Sebagaimana yang terjadi pada musim haji tahun 1987 dan 1989. Bahkan pasca jatuhnya pemerintahan Saddam Husein, sekitar 450 tokoh Syi’ah di Saudi mengajukan proposal kepada putera mahkota ketika itu, yaitu Pangeran Abdullah dan meminta agar diberi jabatan-jabatan tinggi di dewan parlemen, jalur diplomasi, badan militer dan keamanan, serta menambah jumlah mereka di majelis syuro.

Bahkan Ali Syamkhani, yang merupakan penasehat tertinggi masalah militer bagi pimpinan umum revolusi Iran mengatakan, bahwa bila Amerika menyerang proyek nuklir Iran, maka Iran tidak sekedar membalas dengan menyerang fasilitas milik Amerika di teluk, namun akan menggunakan rudal-rudal balistiknya untuk menyerang target-target strategisnya di teluk Arab. Pernyataan ini dilansir oleh majalah Times Inggris pada hari Ahad 10 November 2007.

Inikah semuanya?Tidak… namun masih banyak sekali hal-hal yang belum kami sebutkan.Dalam tulisan ini kami baru menyebutkan lima poin yang menjelaskan bahaya Syi’ah dan gentingnya masalah ini. Dan masih ada lima poin lagi yang tak kalah penting yang akan saya sampaikan dalam tulisan berikutnya atas izin Allah. Dan setelah itu kami akan paparkan metode paling tepat untuk mengatasi kondisi yang sangat berbahaya ini.

Masalah Syi’ah bukanlah catatan kaki dalam sejarah umat Islam, hingga pantas untuk ditinggalkan atau ditunda… namun ia merupakan masalah yang menduduki prioritas utama bagi umat Islam.Kita semua mengetahui bagaimana Palestina dibebaskan dari tangan kaum Salibis lewat tangan Shalahuddien; dan itu tidak terjadi kecuali setelah beliau membebaskan Mesir dari kekuasaan Syi’ah Ubeidiyyah. Dan ketika itu Shalahuddien tidak mengatakan bahwa perang salib harus lebih diprioritaskan daripada menyingkirkan kekuasaan Syi’ah dari Mesir. Hal itu karena beliau yakin bahwa kaum muslimin tidak akan mendapat pertolongan kecuali bila akidah mereka bersih dan tentara mereka ikhlas.

Shalahuddien juga tidak memaksa rakyat Mesir untuk berperang bersamanya demi target utamanya (yaitu pembebasan Palestina), kecuali setelah membebaskan mereka dari belenggu-belenggu Syi’ah Ubeidiyyah.


Apa yang kami sebutkan tentang Mesir di masa Shalahuddien sama dengan yang kami sebutkan tentang Irak sekarang, demikian pula dengan setiap negara yang terancam oleh Syi’ah… dan kita harus mengambil pelajaran dari sejarah!Semoga Allah memuliakan Islam dan kaum muslimin…***Sumber: www.albrhan.comArtikel [1] www.muslim.or.id

Hadits Tentang Menuntut Ilmu


Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qur’an Al mujadalah 11)
Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
Seseorang yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Syurga (Shahih Al jami)
Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim).
“Barangsiapa melalui suatu jalan untuk mencari suatu pengetahuan (agama), Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”(Bukhari)
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia berada di jalan Alloh sampai dia kembali (Shahih Tirmidzi)
Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. (HR. Ath-Thabrani)
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Qur’an dan yang mengajarkannya (HR bukhari )
Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
Siapa yang Alloh kehendaki menjadi baik maka Alloh akan memberikannya pemahaman terhadap Agama (Sahih Ibnu Majah)
Duduk bersama para ulama adalah ibadah. (HR. Ad-Dailami)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada hasad (iri) yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harta, ia menghabiskannya dalam kebaikan dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain. (Shahih Muslim No.1352)
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Nabi saw bersabda, Tidak boleh iri hati kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberi harta oleh Allah lalu harta itu dikuasakan penggunaannya dalam kebenaran, dan seorang laki-laki diberi hikmah oleh Allah di mana ia memutuskan perkara dan mengajar dengannya.(Bukhari)
Termasuk mengagungkan Allah ialah menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama, orang tua yang muslim dan para pengemban Al Qur’an dan ahlinya, serta penguasa yang adil. (HR. Abu Dawud dan Aththusi)
Siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan aka dilipat gandakan sepuluh, saya tidak mengatakan ,”Alif,lam,mim” satu huruf , tetapi alif satu huruf , lam satu huruf , dan mim satu huruf,(HR Bukhori)
Janganlah kalian menuntut ilmu untuk membanggakannya terhadap para ulama dan untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis (pertemuan atau rapat) dan untuk menarik perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Hadis riwayat Abu Musa ra.: Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus. (Shahih Muslim No.4232)
Abu Musa mengatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Perumpamaan apa yang diutuskan Allah kepadaku yakni petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan lebat yang mengenai tanah. Dari tanah itu ada yang gembur yang dapat menerima air (dan dalam riwayat yang mu’allaq disebutkan bahwa di antaranya ada bagian yang dapat menerima air), lalu tumbuhlah rerumputan yang banyak. Daripadanya ada yang keras dapat menahan air dan dengannya Allah memberi kemanfaatan kepada manusia lalu mereka minum, menyiram, dan bertani. Air hujan itu mengenai kelompok lain yaitu tanah licin, tidak dapat menahan air dan tidak dapat menumbuhkan rumput. Demikian itu perumpamaan orang yang pandai tentang agama Allah dan apa yang diutuskan kepadaku bermanfaat baginya. Ia pandai dan mengajar. Juga perumpamaan orang yang tidak menghiraukan hal itu, dan ia tidak mau menerima petunjuk Allah yang saya diutus dengannya.” (Bukhari)
Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api neraka. (HR. Abu Dawud)
Orang yang paling pedih siksaannya pada hari kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari manusia dengan cara merenggut tetapi dengan mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta. (HR. Abu Na’im)
Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani)
“Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina”
* Telah berkata al-Baihaqy di kitabnya al-Madkhal (hal. 242) dan di kitabnya Syu’abul Iman (4/291 dan ini lafadznya), “Hadits ini matannya masyhur sedangkan isnadnya dla’if. Dan telah diriwayatkan dari beberapa jalan (sanad) yang semuanya dla’if.”
Wallahu a’lam.

ciri ciri laki laki sholeh dan wanita sholehah



  • Ciri-Ciri Wanita sholehah :


1. Menjaga Sholatnya dan akhlaknya,

2. Menutup auratnya dengan benar dan tak berpakaian sempit(ketat),

3. Menjaga kehormatannya,

4. Pemalu (malu berbuat buruk),

5. Menjaga mulutnya dari Ghibah (bergosip) & fitnah,

6. Tidak banyak bicara,

7. Jarang keluar rumah kecuali darurat.

  • Ciri-Ciri laki-laki Sholeh :


1. Menjaga Shalatnya, dan sering jama'ah dimasjid,

2. Tidak beperangai kasar(tidak suka berbicara kotor,kasar, Tapi sangat sopan dan santun),

3. Bertanggung jawab,

4. Mengerti ilmu agama,

5. Tidak suka berkhianat(setia),

6. Mencintai keluarganya.

By : Muhammad al islam

♥ MARI JADI ORANG BAIK ♥

Kaum Bani Israil Kaum Dikutuk Hingga Kiamat


Keturunan Bani Israil tidak menerima perlakuan baik dari Mesir.
Bani Israil pada dasarnya memiliki karakter yang rapuh, pendendam, pendengki, dan penakut. Sikap tersebut mendorong mereka kerap melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Quote:

Bani Israil konon terjajah?Kita bisa tarik sejarah, ketika Bani Israil berada di bawah kepemimpinan Nabi Musa AS. Keturunan Bani Israil tidak menerima perlakuan baik dari Mesir. Nabi Musa yang dididik Firaun diperlakukan secara tidak baik oleh penguasa Mesir tersebut.
Firaun merasa terancam dengan adanya Bani Israil sehingga yang dilakukan Firaun adalah membunuh anak laki-laki Bani Israil. Konon, dalam sebuah cerita, Firaun bermimpi kebakaran yang menghancurkan membakar istana Raja Firaun. Mimpi tersebut menyatakan akan ada bayi dari Bani Israil yang bakal menghancurkan kekuasan Firaun, dia punya kebijakan membunuhi Bani Israil.

Tapi, kemudian, banyaknya bayi laki-laki yang dibunuhi, tidak ada lagi kelompok pemuda Israil yang bisa bekerja oleh orang Mesir karena tidak ada. Akhirnya, mereka mengeluh ke Firaun, kalau begini, kita juga yang bekerja karena pemuda mereka banyak mati terbunuh.

Akhirnya, Firaun memberikan kebijakan jeda, satu tahun dibunuh, satu tahun tidak. Pada satu saat, Nabi Musa tidak sabar lagi melihat perilaku semena-mena, akhirnya tergerak membela. Ini puncak ketidaksabaran Nabi Musa, bangsanya diperlakukan semena-semena.

Bani Israil pada dasarnya memiliki karakter yang rapuh, pendendam, pendengki, dan penakut. Sikap tersebut mendorong mereka kerap melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Sebagai akibatnya, mereka mendapat kutukan dari-Nya. “Bahkan, hingga hari kiamat,” kata Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta Prof M Ahsin Sakho. Berikut lanjutan perbincangan pakar ilmu qiraat sab'ah itu kepada wartawan Republika, Nashih Nashrullah, perihal Bani Israil:

Ini akibat sifat buruk mereka sendiri?
Bisa jadi, sifat buruk mereka berbalik akibatnya terhadap diri mereka sendiri. Setelah jati diri dan keistimewaan Bani Israil itu dihancurkan Raja Firaun, mereka menjadi orang yang gampang beralih, penakut, pendendam, dan pembunuh.

Lihat saja, saudara-saudara Nabi Yusuf AS itu mempunyai kedengkian ke Yusuf, seperti disebutkan dalam surah Yusuf. Berbagai peluang yang diberikan Allah SWT agar mereka kembali tetap saja tidak dipergunakan dengan baik. Seperti, ketika tersesat 40 tahun lalu berhadapan dengan kaum Jabbarin.

Mereka tetap berbuat onar hingga mereka dijajah oleh Babilonia dan dibawa ke negeri mereka (fa jasu khilaladdiyar) hingga 400 tahun. Datanglah pertolongan Persia dan mengembalikan mereka ke Palestina, tetapi mereka tetap berbuat onar lagi (kama dakhalukum awwala marratin).

Karakter buruk Bani Israil lainnya, mereka kerap melanggar janji. Ini seperti yang terjadi ketika masa Rasulullah SAW. Bani Quraidhah, Qainuqa', dan Nadhir selalu mengingkari janji.
Quote:

Akhirnya, pantas jika mereka diusir dari Madinah. Mereka berkolaborasi menyerang Nabi, meletuslah Perang Uhud dan Ahzab. Ini awal Nabi Muhammad tidak senang lagi dengan mereka. Jadi, Bani Israil itu pendendam, pembunuh, dan ingkar jan
ji.

Apakah kutukan atas Bani Israil berlaku hingga sekarang?
Benar, bahkan hingga hari kiamat (ila yaum al-qiyamah). Sejak abad keenam Masehi, bangsa Israil tersebar di berbagai wilayah. Tetapi, mereka akan mencari celah untuk berbuat onar lagi. Ini bisa dilihat dari makar mereka dengan inisasi Theodore Herzl yang ingin mengembalikan keturunan Bani Israil, Yahudi, dalam hal ini ke dalam satu wilayah sendiri.

Lalu, muncullah Deklarasi Balfour, Inggris menyatakan sejengkal tanah Palestina adalah miliki bangsa Yahudi. Berdirilah negara Israel pada 1948 yang didukung oleh banyak negara, termasuk Rusia, Inggris, dan AS. 


Jika demikian, bukankah bisa saja atas seizin-Nya makar mereka tumbang?
Mungkin saja, tetapi saya melihat ini sebenarnya merupakan ujian bagi umat Islam. Allah sengaja membiarkan golongan semacam Yahudi dan kelompok Zionisme agar umat Islam mawas diri dan bersatu. Dengan kehadiran musuh bersama di sana (common enemy), umat akan diharapkan bersatu.

Itu sangat mungkin. Karena, secara kodrati, mereka lemah bila umat Islam bersatu. Lihat saja perangai mereka seperti disebutkan dalam Alquran surah al-Hasyr, mereka tidak akan berperang kecuali di balik benteng yang kokoh atau belakang tembok.

Spoiler

TANDA - TANDA KIAMAT BESAR.


1 Asap
2 Dajjal
3 Binatang melata di bumi
4 Terbitnya matahari sebelah barat
5 Turunnya Nabi Isa A.S
6 Keluarnya Yakjuj dan Makjuj
7 Gerhana di timur
8 Gerhana di barat
9 Gerhana di jazirah Arab
10 Keluarnya api dari kota Yamanmenghalau manusia ke tempat pengiringan mereka.

TANDA - TANDA KIAMAT KECIL

1. Diutusnya Rasulullah saw
2. Disia-siakannya amanat
3. Penggembala menjadi kaya
4. Sungai Efrat berubah menjadi emas
5. Baitul Maqdis dikuasai umat Islam
6. Banyak terjadi pembunuhan
7. Munculnya kaum Khawarij
8. Banyak polisi dan pembela kezhaliman
10. Dominannya Fitnah
11. Sedikitnya ilmu
12. Merebaknya perzinahan
13. Banyaknya kaum wanita
14. Bermewah-mewah dalam membangun masjid
15. Menyebarnya riba dan harta haram

Kumpulan Surat Pendek Dalam Al-Quran

Bismillahir Rahmaanir Rahiim.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.
Surat annas
qul a’uudzu birabbi nnaasmaliki nnaasilaahi nnaasmin syarri lwaswaasi lkhannaasalladzii yuwaswisu fii shuduuri nnaasmina ljinnati wannaas
artinya :
  • Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
  • Raja manusia.
  • Sembahan manusia.
  • Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
  • yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
  • dari (golongan) jin dan manusia.

 

Surat Al Falaq

qul a’uudzu birabbi lfalaqi
min syarri maa khalaq
wamin syarri ghaasiqin idzaa waqab
wamin syarri nnaffaatsaati fii l’uqad
wamin syarri haasidin idzaa hasad
Artinya :
  • Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
  • dari kejahatan makhluk-Nya,
  • dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
  • dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul

Surat Al Ikhlash

qul huwa llaahu ahadunallaahu shshamadulam yalid walam yuuladuwalam yakun lahu kufuwan ahadun
Artinya :
  • Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
  • Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
  • Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
  • dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
  • dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”.

Surat Al Lahab

tabbat yadaa abii lahabin watabbamaa aghnaa ‘anhu maaluhu wamaa kasabasayashlaa naaran dzaata lahabinwamra-atuhu hammaalata lhathabifii jiidihaa hablun min masadin
Artinya :
  • Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa
  • Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
  • Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
  • Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar
  • Yang di lehernya ada tali dari sabut

Surat Al Kaafiruun

qul yaa ayyuhaa lkaafiruuna
laa a’budu maa ta’buduuna
walaa antum ‘aabiduuna maa a’budu
walaa anaa ‘aabidun maa ‘abadtum.
walaa antum ‘aabiduuna maa a’budu.
lakum diinukum waliya diini
Artinya :
  • Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,
  • Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
  • Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
  • Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
  • dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
  • Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”.

Surat Al Kautsar

innaa a’thaynaaka lkawtsara
fashalli lirabbika wanhar
inna syaani-aka huwal-abtaru
Artinya :
  • Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak.
  • Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah
  • Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus

Surat Al Qadr

innaa anzalnaahu fii laylati lqadri
wamaa adraaka maa laylatu lqadri
laylatu lqadri khayrun min alfi syahrin
tanazzalu lmalaa-ikatu warruuhu fiihaa bi-idzni rabbihim min kulli amrin
salaamun hiya hattaa mathla’i lfajri
Artinya :
  • Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan
  • Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
  • Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
  • Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
  • Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Surat Adh Dhuhaa

Waadhdhuhaa
waallayli idzaa sajaa
maa wadda’aka rabbuka wamaa qalaa
walal-aakhiratu khayrun laka mina al-uulaa
walasawfa yu’thiika rabbuka fatardhaa
alam yajidka yatiiman faaawaa
wawajadaka daallan fahadaa
wawajadaka ‘aa-ilan fa-aghnaa
fa-ammaa lyatiima falaa taqhar
wa-ammaa ssaa-ila falaa tanhar
wa-ammaa bini’mati rabbika fahaddits
Artinya :
  • Demi waktu matahari sepenggalahan naik,
  • dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
  • Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu
  • Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)
  • Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya (*) kepadamu
  • Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?
  • Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung(1584), lalu Dia memberikan petunjuk.
  • Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
  • Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
  • Dan terhadap orang yang minta-minta (*), janganlah kamu menghardiknya. (*) Orang miskin yang minta sedekah, atau orang bodoh yang minta ilmu pengetahuan
  • Dan terhadap ni’mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan. (*) (*) Karunia berupa pengetahuan kenabian, Al-Qur’an dan agama Islam hendaknya disebar luaskan kepada yang lain.

Surat Al Fiil

alam tara kayfa fa’ala rabbuka bi-ash-haabi lfiili
alam yaj’al kaydahum fii tadhliilin
wa-arsala ‘alayhim thayran abaabiila
tarmiihim bihijaaratin min sijjiilin
faja’alahum ka’ashfin ma’kuulin
Artinya :
  • Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah
  • Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?,
  • dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
  • yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
  • lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Recent Posts

comments powered by Disqus