(Vibizmanagement – Human Resources) Beberapa waktu yang lalu di media ini ditayangkan sebuah artikel leadership yang membahas tentang followership. Dikatakan bahwa sebagian besar orang berada dalam posisi sebagai follower (secara struktural) daripada secara leader. Mengingat hal ini saya berpikir bahwa mengembangkan budaya atau sikap-sikap/ perilaku sebagai follower yang baik, penting untuk dipelajari.
Pengalaman saya bertahun-tahun di bidang SDM memberikan kesempatan buat saya untuk mempelajari tidak hanya berbagai tipe orang, tetapi juga berbagai perilaku hubungan di dalam organisasi. Kembali kepada istilah followership, maka boleh dikatakan hampir semua orang di perusahaan adalah follower. Bukan berarti pegawai atau karyawan lini rendah yang masuk pada kategori ini, tetapi setiap orang yang mempunyai pemimpin atau atasan adalah follower.
Perilaku apa yang diharapkan atasan ?
Bagi atasan yang memiliki anak buah, berdasarkan pengalaman, lebih menyukai anak buah dengan perilaku yang baik sekalipun prestasi kerja tidak excellent daripada otak excellent tetapi perilaku tidak baik. Berikut adalah beberapa perilaku yang diharapkan atasan di dalam hubungan pekerjaan dengan bawahan atau tim yang dipimpin.
1. Disiplin
Contoh nyata dalam keseharian di kantor dalam hal disiplin adalah kehadiran di kantor sesuai peraturan, mengikuti tata tertib kepegawaian seperti dress code, menggunakan name tag perusahaan, meminta ijin resmi bahkan surat dokter apabila tidak dapat datang.Tiba di kantor tidak terlambat, di setiap pertemuan dengan pihak internal maupun eksternal. Meskipun seorang atasan ada yang beripe result oriented sehingga tidak terlalu ketat dalam pengaturan jam kerja, tetapi setiap atasan pasti ingin menegakkan kedisiplinan diantara para pegawainya.
2. Tanggap
Pegawai atau tim yang tidak care terhadap kondisi sekitar, hanya peduli dengan pekerjaannya sendiri saja, mempunyai nilai yang kurang dimata atasan. Seseorang yang hanya mempunyai perbendaharaan kata ‘tidak tahu’ untuk hal-hal di luar pekerjaannya, akan sulit diharapkan sebagai partner atau tim khususnya dalam keadaan ada tekanan. Tanggap kepada atasan termasuk dapat mengerti atau memahami dengan segera apa yang dibutuhkan oleh atasan dan mampu menunjukkan hasilnya. Orang yang tanggap akan menjadi teman yang menyenangkan bagi atasan.
3. Tuntas
Mengerjakan segala sesuatu tidak dengan setengah-setengah tetapi selesai sampai tuntas. Kalau anda mengerjakan sebuah pekerjaan atau proyek, maka step-step pekerjaan mupun dokumentasinya lengkap sejak proposal, studi awal, implementasi, evalusi sampai dengan rencana langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan. Ketika anda mengerjakan sesuatu dengan tuntas pastilah anda menguasai apa yang anda kerjakan dengan baik. Kebiasaan mengerjakan sesuatu dengan tuntas mendorong anda selain menjadi orang yang bertanggung jawab juga orang yang expert di bidangnya. Proses mengerjakan sesuatu hingga tuntas bukanlah sesuatu yang instant, jadi ketika anda melewatinya maka sadar atau tidak sadar anda mengalami proses pembelajaran yang berharga. Jadi, biasakan bekerja tuntas sehingga tidak membebani atasan dengan munculnya masalah yang berkaitan dengan pekerjaan anda yang setengah-setengah.
4. Sopan Santun
Kemajuan di dunia bisnis mungkin sudah meninggalkan beberapa hal yang disebut sopan santun yang berlebihan. Namun demikian tidak hanya karena kita sebagai orang Timur tetapi secara universal sopan santun tetap diperlukan, apalagi terhadap atasan. Dimulai dari hal yang sederhana seperti menyapa saat bertemu, ijin apabila akan meninggalkan kantor, mempersilakan masuk lift terlebih dahulu dan beberapa etika pergaulan bisnis lainnya. Profesionalisme seseorang diukur oleh orang lain salah satunya dari etika sopan santun. Jadi hormatilah atasan anda dengan berperilaku santun.
5. Keep up date
Atasan kita juga memiliki atasan yang lebih tinggi. Target atasan kita dibreakdown menjadi target kita, jadi segala sesuatu yang kita kerjakan berdampak kepada performance atasan atau unit kerja. Oleh sebab itu biasakanlah untuk melaporan kondisi terakhir pekerjaan anda dan hal-hal lain yang terjadi khususnya yang di luar perencanaan. Up date atasan anda dengan informasi yang sesuai untuk selevel jabatan beliau. Buatlah atasan anda well informed, sehingga mampu menjawab setiap pertanyaan yang berkaitan dengan unit yang dipimpin. Siapkan bagi anda informasi yang lebih detil dan teknis agar sewaktu-waktu dibutuhkan, anda siap menjawabnya.
Dampak terhadap kinerja
Apakah perilaku yang baik ldi tempat kerja berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja pegawai? Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang pengaruh variabel-variabel budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, terbukti bahwa memang memiliki korelasi positif. Artinya perilaku yang baik di tempat kerja akan berpengaruh tidak hanya terhadap perhatian atasan tetapi memang memberikan kontribusi meningkatkan kinerja.
Emy Trimahanani/ET/vbm(berbagai sumber)
Pengalaman saya bertahun-tahun di bidang SDM memberikan kesempatan buat saya untuk mempelajari tidak hanya berbagai tipe orang, tetapi juga berbagai perilaku hubungan di dalam organisasi. Kembali kepada istilah followership, maka boleh dikatakan hampir semua orang di perusahaan adalah follower. Bukan berarti pegawai atau karyawan lini rendah yang masuk pada kategori ini, tetapi setiap orang yang mempunyai pemimpin atau atasan adalah follower.
Perilaku apa yang diharapkan atasan ?
Bagi atasan yang memiliki anak buah, berdasarkan pengalaman, lebih menyukai anak buah dengan perilaku yang baik sekalipun prestasi kerja tidak excellent daripada otak excellent tetapi perilaku tidak baik. Berikut adalah beberapa perilaku yang diharapkan atasan di dalam hubungan pekerjaan dengan bawahan atau tim yang dipimpin.
1. Disiplin
Contoh nyata dalam keseharian di kantor dalam hal disiplin adalah kehadiran di kantor sesuai peraturan, mengikuti tata tertib kepegawaian seperti dress code, menggunakan name tag perusahaan, meminta ijin resmi bahkan surat dokter apabila tidak dapat datang.Tiba di kantor tidak terlambat, di setiap pertemuan dengan pihak internal maupun eksternal. Meskipun seorang atasan ada yang beripe result oriented sehingga tidak terlalu ketat dalam pengaturan jam kerja, tetapi setiap atasan pasti ingin menegakkan kedisiplinan diantara para pegawainya.
2. Tanggap
Pegawai atau tim yang tidak care terhadap kondisi sekitar, hanya peduli dengan pekerjaannya sendiri saja, mempunyai nilai yang kurang dimata atasan. Seseorang yang hanya mempunyai perbendaharaan kata ‘tidak tahu’ untuk hal-hal di luar pekerjaannya, akan sulit diharapkan sebagai partner atau tim khususnya dalam keadaan ada tekanan. Tanggap kepada atasan termasuk dapat mengerti atau memahami dengan segera apa yang dibutuhkan oleh atasan dan mampu menunjukkan hasilnya. Orang yang tanggap akan menjadi teman yang menyenangkan bagi atasan.
3. Tuntas
Mengerjakan segala sesuatu tidak dengan setengah-setengah tetapi selesai sampai tuntas. Kalau anda mengerjakan sebuah pekerjaan atau proyek, maka step-step pekerjaan mupun dokumentasinya lengkap sejak proposal, studi awal, implementasi, evalusi sampai dengan rencana langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan. Ketika anda mengerjakan sesuatu dengan tuntas pastilah anda menguasai apa yang anda kerjakan dengan baik. Kebiasaan mengerjakan sesuatu dengan tuntas mendorong anda selain menjadi orang yang bertanggung jawab juga orang yang expert di bidangnya. Proses mengerjakan sesuatu hingga tuntas bukanlah sesuatu yang instant, jadi ketika anda melewatinya maka sadar atau tidak sadar anda mengalami proses pembelajaran yang berharga. Jadi, biasakan bekerja tuntas sehingga tidak membebani atasan dengan munculnya masalah yang berkaitan dengan pekerjaan anda yang setengah-setengah.
4. Sopan Santun
Kemajuan di dunia bisnis mungkin sudah meninggalkan beberapa hal yang disebut sopan santun yang berlebihan. Namun demikian tidak hanya karena kita sebagai orang Timur tetapi secara universal sopan santun tetap diperlukan, apalagi terhadap atasan. Dimulai dari hal yang sederhana seperti menyapa saat bertemu, ijin apabila akan meninggalkan kantor, mempersilakan masuk lift terlebih dahulu dan beberapa etika pergaulan bisnis lainnya. Profesionalisme seseorang diukur oleh orang lain salah satunya dari etika sopan santun. Jadi hormatilah atasan anda dengan berperilaku santun.
5. Keep up date
Atasan kita juga memiliki atasan yang lebih tinggi. Target atasan kita dibreakdown menjadi target kita, jadi segala sesuatu yang kita kerjakan berdampak kepada performance atasan atau unit kerja. Oleh sebab itu biasakanlah untuk melaporan kondisi terakhir pekerjaan anda dan hal-hal lain yang terjadi khususnya yang di luar perencanaan. Up date atasan anda dengan informasi yang sesuai untuk selevel jabatan beliau. Buatlah atasan anda well informed, sehingga mampu menjawab setiap pertanyaan yang berkaitan dengan unit yang dipimpin. Siapkan bagi anda informasi yang lebih detil dan teknis agar sewaktu-waktu dibutuhkan, anda siap menjawabnya.
Dampak terhadap kinerja
Apakah perilaku yang baik ldi tempat kerja berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja pegawai? Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang pengaruh variabel-variabel budaya perusahaan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, terbukti bahwa memang memiliki korelasi positif. Artinya perilaku yang baik di tempat kerja akan berpengaruh tidak hanya terhadap perhatian atasan tetapi memang memberikan kontribusi meningkatkan kinerja.
Emy Trimahanani/ET/vbm(berbagai sumber)