Sebuah studi di Inggris menunjukkan, angka kelahiran bayi di luar nikah mencapai yang tertinggi selama kurun waktu 200 tahun terakhir.
Penelitian yang dilakukan oleh Centre for Social Justice (CSJ) menunjukkan, pasangan yang tinggal seatap tanpa ikatan perkawinan sebelum tahun 1945 jumlahnya mencapai kurang dari 5%. Namun kini jumlah pasangan kumpul kebo di Inggris melonjak hingga 90%, demikian lapor The Mirror (18/4).
Hal itu berarti, pada masa sekarang di Inggris pasangan yang hidup seatap dengan status menikah hanya sekitar 10% saja.
Menurut dokumen sejarah tentang kelahiran di luar pernikahan di Inggris dan Wales, angka kelahiran bayi “tanpa ayah” mencapai 5% di tahun 1970-an, dan naik tajam pada masa dua perang dunia. Setelah itu jumlahnya terus naik secara stabil sejak tahun 1960-an hingga sekarang.
Laporan CSJ, lembaga yang didirikan oleh Menteri Urusan Kerja dan Pensiun Inggris Iain Duncan Smith, menyebutkan bahwa pada akhir tahun 1970-an angka kelahiran bayi di luar pernikahan lebih dari 10%, lalu naik 30% di tahun 1991. Saat ini angkanya mencapai 45%.
Meskipun demikian, menurut penulis laporan itu Rebecca Probert dari Universitas Warwick dan Samantha Callan dari CSJ, fakta itu tidak mendukung klaim yang menyebutkan bahwa angka kumpul kebo di Inggris tinggi di awal abad ke-20. Buktinya menurut penelitain itu, di tahun 1950-an dan 1960-an hanya 1-3% pasangan saja yang hidup serumah sebelum mereka diikat tali perkawinan.
Direktur Eksekutif CSJ Gavin Poole berpendapat, “Tingginya angka kumpul kebo merupakan faktor kunci meningkatnya keretakan keluarga di negara kita [Inggris], dan laporan ini menunjukkan bahwa kita belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.”
“CSJ senantiasa berpendapat, berdasarkan bukti yang ada, bahwa perkawinan dan komitmen cenderung lebih menstabilkan dan mempererat keluarga, dan tidak dapat disepelekan,” tandas Poole. *
Sumber : mir/gn
Red: Dija
Red: Dija