Sekarang marilah kita beralih ke Timur Jauh dan asal-usul peradaban Mesir.
Kita sudah sebutkan di atas bahwa piramida Mesir berasal dari kompleks piramida di Indonesia – baik dalam bentuk maupun simbolismenya.
Memang, seperti yang kita nyatakan di atas, semuanya menunjukkan bahwa Imhotep – yang memulai siap dan sempurnanya seni bangunan piramida dari awal muncul di Mesir – mungkin dia hanyalah pemimpin sebuah geng pekerja tukang batu terampil dan pembuat artefak yang diimpor dari Indonesia. Hal ini dilakukan dengan cara yang sama dengan King Salomo (Nabi Sulaiman) yang kemudian mengimpor para pekerja tukang batu yang sama dari daerah yang sama, yang dipimpin oleh Hiram Abiff, pendiri Free-Masonry semi-legendaris.
Piramida atau punden berundak di Angkor Watt dan yang ada di Indonesia tidak hanya sempurna dan sama dahsyatnya dengan buatan orang-orang Mesir. Mereka berasal dari tradisi lokal seperti dari Ramayana dan Mahabharata, yang jauh lebih tua dan jauh lebih lokal daripada buatan orang-orang Mesir. Satu-satunya pengecualian mungkin tiga piramida besar Giza. Tapi kemudian, banyak petunjuk menunjukkan fakta bahwa mereka semua berasal dari Atlantis dan jauh mendahului kehadiran orang Mesir kuno di wilayah tersebut.
Memang, tiga piramida adik yang lebih muda tersebut tampaknya mewakili tiga puncak Guung Trikuta, Gunung surga Paradise tiga lapis yang telah kita bahas.
Kami tidak setuju dengan teori yang menyatakan bahwa piramida ini mewakili bintang dari Sabuk Orion. Kami menghitung perbedaan dalam representasi itu, dan mereka terlalu berada dalam kesalahan sepanjang sudut, intensitas dan jarak relatif yang terlibat.
Ketiga besaran menyimpang lebih dari 20% atau lebih, kesalahan jauh di atas kemampuan orang Mesir teliti, yang presisi adalah biasanya dalam 0,01% atau lebih baik di bawah kondisi yang sama.
Sayangnya, monumen tua dari India dan Indonesia sebagian besar telah menghilang. Dan ini adalah karena tidak benar-benar hanya karena berlalunya waktu tetapi kebanyakan akibaat dari tindakan manusia itu sendiri, yang secara konsisten menjarah monumen kuno baik untuk membangun yang baru atau, lebih buruk lagi, untuk fanatisme belaka dan kecerobohan.
Selain itu, bencana alam yang menyebabkan Atlantis tenggelam di bawah Laut Cina Selatan dan laut Jawa, mungkin kini ada di bawah semua atau sebagian besar struktur megah yang kami diijinkan untuk harapkan dari sebuah peradaban nenek moyang yang unggul semi-ilahiyah.
Siapa yang tahu apa saja keajaiban dan harta yang menunggu para explorer yang berani dan tak gentar untuk mencari di mana tidak ada seorangpun yang sejauh ini belum tampak ?
Orang-orang secara sistematis telah mencari Atlantisdi tempat yang salah, yang memang merupkan situs sejati Eden dan Eldorado, dan tanah surga lainnya yang seperti emas. Agak mengherankan bahwa hasil dasarnya mereka sejauh ini telah nihil.
Bahkan sisa-sisa sedikit rancangan desain piramida India dan Indonesia yang telah selamat dari masa lalu yang relatif baru yang cukup indah, telah menyilaukan bahkan orang yang tetap skeptis.
Fakta bahwa simbolisme piramida sangat hidup dan bermakna di Hindia, berbeda dengan, katakanlah, Mesir, di mana ia tidak pernah dijelaskan sama sekali, adalah bukti cukup asalnya sana, di negara-negara penuh pegunungan digambarkan oleh piramida itu sendiri.
Kompleks Piramida Borobudur (Jawa) telah dianggap sebagai monumen yang paling signifikan di belahan bumi selatan dan, mungkin, bahkan dari seluruh dunia.
Piramida yang berdiri di atas bukit dan naik 35 meter dari dasar, dengan ukuran 123 x 123 meter persegi.
Monumen piramida itu sendiri terdiri (seperti piramida Zozer itu) dari enam tingkatan/undakan persegi. Kemudian di atasnya ada tiga tingkat lingkaran lebih lanjut yang terdiridari banyak stupa berbentuk lonceng. Dalam semua, kami memiliki sepuluh langkah (jumlah Atlantis dan Jahveh). Struktur indah dari piramida kompleks Borobudur
Seperti dapat dilihat, ini piramida megah adalah perwujudan berbatu dari mandala, representasi bergaya Paradise dan beberapa tahap.
Stupa Puncak berisi Adi Buddha, yaitu ” Buddha primordial “. Dalam konsep Buddhis, Adi Buddha adalah “Primordial Man” (Leluhur Manusia), tokoh yang sama dengan yang ada di dalam agama Yudeo-Kristen-Islam yaitu Nabi Adam, di kalangan umat Hindu dikenal dengan Purusha dan di Mesir dengan Osiris.
Tiga dinding Ini sesuai dengan salah satu ciri dari Atlantis, dan kita temui dalam semua representasi seperti surga dalam Hindu. Ini juga figur tokoh dalam deskripsi surga yang tenggelam dan berbalik menjadi neraka seperti gambaran Tartarus di Hesiod (Theog. 726) dan dalam satu kisah Yerusalem Surgawi dari Kitab Wahyu.
Dan doktrin ini berpusat pada kehancuran oleh api dan air, seperti yang terjadi pada Atlantis. Jika koneksi yang diperbolehkan, tidak ada keraguan bahwa mitos Atlantis berasal di Timur Jauh, karena memang begitulah adanya.
Piramida Candi Borobudur adalah merupakan symbol Gunung Suci (Gunung Atlas atau Meru), seperti kompleks yang mewakili Kota Suci.
Piramida enam tingkat undakan ini dibatasi oleh sebuah kuil (atau stupa) itu sendiri yang terdiri dari tiga tingkatan lingkaran yang di atas puncaknya ada sebuah kuil berbentuk lonceng mana relik Adi Buddha terkandung.
Dalam hal ini, Borobudur sesuai erat dengan piramida Zozer ini yang juga, terdiri dari enam tingkat undakan dan pada awalnya di atasnya ada sebuah kuil yang sekarang hilang.
Struktur tujuh tingkat undakan juga adalah karakteristik dari Piramida Mesir.
Piramida hampir selalu memiliki tujuh undakan/tingkatan, meskipun ini mungkin telah tersembunyi di bawah selubung luar yang mulus.
Seperti yang kita lihat, baik di Indonesia maupun di India, piramidanya sesuai dengan tradisi lokal dan geografi lokal, berbeda dengan Piramida di Mesir dan Mesopotamia, atau bahkan di Amerika, di mana mereka tidak masuk akal sama sekali, dan di mana arkeolog masih berdebat tujuan apakah mereka dibangun, apakah untuk melayani sebagai makam, cenotaphs, kuil atau apa pun?
Borobudur dan Simbolisme Beberapa Tingkatan Realitas pusat Borobudur pada wahyu bertahap dari beberapa tingkatan realitas ke initiants, atau kurang lebih sebagaimana dalam cara kuil-kuil Mesir lakukan, seperti dijelaskan di atas.
Tingkat terendah dari Borobudur sesuai dengan manifestasi realitas terendah dan ada kemajuan di tingkatan atasnya, sampai pada tingkatan realitas – yang sesuai dengan kondisi tertinggi pencerahan spiritual – tercapai di tingkat teratas.
Hal itu dimaksudkan untuk mencerahkan pengunjung dan menyebabkan kemajuan spiritual, karena ia naik secara bertahap dan akhirnya mencapai puncak.
Monumen Borobudur menyatakan kesatuan Cosmos yang diserap oleh cahaya kebenaran.
Ini menjelaskan paradoks persatuan incongruals (hal yang berlawanan) seperti Baik dan Jahat, api dan air, Kebenaran dan Ilusi, Penciptaan dan Penghancuran, Pria dan Wanita, dan sebagainya, dalam satu pribadi Tuhan sebagai Realitas Tertinggi.
Quote:
Adi Buddha, adalah “Kebijaksanaan Primordial” yang justru merupakan pengetahuan tentang asal-usul surgawi/paradisial kita di Timur Jauh (Nusantara), di wilayah Indonesia. Adi Buddha adalah realitas rohani yang sama yang di Hindu disebut Mahavidya (“Maha Bijaksana”); yaitu Gnostik atau Gnosis (Pengetahuan Ketuhanan/Makrifat) atau Sophia (“Hikmah”); yang orang-orang Yahudi sebut sebagai Hokhmah (“Kebijaksanaan”) atau Binah (“Understanding”), dan sebagainya. |