Muhammad dalam Kitab Suci Dunia adalah judul buku yang mengagumkan dari Maulana Abdul Haque Vidiarthy, Lahore. Dalam buku ini pengarang dengan cendekia, setelah mengadakan penelitian yang tekun selama lebih dari setengah abad, dan telah mengumpulkan bukti-bukti dari kitab-kitab suci bermacam agama, serta nubuat mengenai kedatangan dari Nabi Suci Muhammad s.a.w.
Maulana Abdul Haque Vidyarthi adalah cendekiawan peneliti terkemuka yang sangat mendalam dalam abad modern di lingkup agama, dan beliau pembaca teliti kitab klasik dalam bahasa Sanskerta, Ibrani, Arab, dan lain sebagainya, mengajar dan menyiarkan Islam sepanjang hidupnya, menimbulkan kegelisahan dan kegentaran melalui hujjahnya yang tak terkalahkan di kalangan pemikir pengajar Arya serta pendeta Kristen dalam debat publik. Untuk menaksir pengetahuannya yang sangat luas dalam pelajaran Weda, dapat kita ingat kembali di saat jalan buntu terjadi antara para pendeta Arya Samaj dengan Sanatan Dharma Hindu mengenai penafsiran suatu mantra Weda. Kedua golongan itu mendatangi Maulana untuk mengambil keputusan atas perselisihan mereka itu, dan menyerahkan kepada putusannya, yang pasti selalu ditunjang dengan alasan-alasan yang kuat.
Mithaq an-Nabiyyin
Muhammad dalam Kitab-kitab Suci Dunia adalah penggelaran yang sangat tajam dari ayat Quran berkenaan dengan Mithaq an-Nabiyyin (Perjanjian para Nabi), buku yang serupa ini, bisa dicatat dengan pasti, tidak pernah ditulis orang sepanjang empat*belas abad. Ayat suci ini terbaca sebagai berikut:
“Dan tatkala Allah membuat perjanjian melalui para Nabi: Sesungguhnya apa yang Kami berikan kepada kamu berupa Kitab dan kebijaksanaan -*lalu Utusan datang kepada kamu, membenarkan apa yang ada pada kamu, seharusnya kamu beriman kepadanya dan membantu dia. Ia berfirman: Apakah kamu membenarkan dan menerima perjanjian-Ku dalam (perkara) ini? Mereka berkata: Kami membenarkan. Ia berfirman: Maka saksikanlah dan Aku pun golongan yang menyaksikan bersama kamu. (3:81).
Allah Ta'ala, dalam ayat ini, telah membuat gambaran dan melukiskan suatu adegan dari dunia ruhani, di mana Dia telah memberikan kabar suka atas kedatangan Nabi-Dunia, Guru terbesar kemanusiaan, dan telah meminta janji dari segala bangsa dengan perantaraan para nabi mereka yang terpilih bahwa mereka harus menerima beliau dengan tangan terbuka bila beliau muncul di pentas sejarah. Dikatakan kepada mereka, bahwa gambaran yang menonjol dari Nabi besar itu, yakni: bila setiap Nabi terdahulu itu akan memberikan kepada umatnya kabar gembira akan kedatangannya, maka pada fihak lain, nabi besar itu, akan membenarkan ketulusan dari semua nabi yang telah berlalu, dan membuatnya sebagai doktrin utama keimanan agar para pengikutnya beriman kepada mereka.
Nabi dari Arabia.
Sejarah dunia mengungkap dengan jelas bahwa ada seorang Nabi yang dimaksudkan, dan hanya beliau seorang yang memberikan jawaban lengkap atas gambaran ini - yakni tentang Nabi Suci Muhammad. Quran Suci penuh dengan ayat-ayat yang menekankan keimanan kepada semua nabi di dunia, dengan tidak memandang kelas, warna kulit atau pun iklim. Sebaliknya, Yesus Kristus diriwayatkan telah berkata :
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok" (Yohanes 10:7-8).
Musa, Daud, Sulaiman, Isaiah, Jeremiah, Daniel, Zakaria *dengan menyebut beberapa nama nabi yang berasal dari kaumnya sendiri, yakni Bani Israil - apakah mereka semuanya itu pencuri dan perampok?
Keping-keping kebenaran.
Dengan mengabaikan kenyataan yang dimiliki oleh kitab-kitab suci purba, yang dengan berlalunya waktu telah menderita pencemaran di tangan penjaganya, toh keping-keping kebenaran masih terdapat di dalamnya. Adalah kewajiban kaum Muslim untuk menata penelitian ke dalam kitab-kitab suci kuno, dan menyelidiki nubuat yang menyangkut kedatangan Nabi besar Muhammad, dan mengajak segala bangsa di dunia agar menerima dan mengimaninya. Tetapi sungguh sangat disayangkan bahwa mereka tidak punya minat dalam perkara yang sangat penting dan paling unggul ini. Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada Maulana Abdul Haque Vidyarthi, yang pergi berkeliling dunia dalam tiga saat berbeda-beda, mengunjungi perpustakaan besar di Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan negara-negara lain, serta meneliti dengan cermat kitab-kitab suci dari bermacam-macam agama, dan mengumpulkan nubuat ini, serta menerbitkannya dalam bukunya yang luar-biasa Muhammad in World Scriptures. Beliau telah mempelajari secara intensif Weda dan Sastra Hindu yang lain-lain dari India, Zend Avesta dan Dasatir dari Persia, kitab-kitab suci purba dari Mesir dan Babylonia, buku-buku agama Buddha, dan manuskrip kuno dari Bibel, dan telah mengutip dalam bukunya faksimili dari text aslinya dalam bahasa Sansekerta, Ibrani, Yunani serta bahasa-bahasa lainnya, yang memberikan kabar gembira atas datangnya Nabi-Dunia dari Arabia yang agung.
OM dari agama Hindu.
Sungguh menarik melihat betapa pengarang yang cerdas ini menganalisa setiap ramalan dan mengangkatnya sebagai Nabi Suci dengan suatu cara yang ajaib. Saya sungguh terpikat dengan keajaiban yang menggembirakan ketika membaca tafsir Maulana atas formula penting dalam agama Hindu yakni OM.
Ada, dalam bahasa-bahasa lain, singkatan sebagaimana dalam bahasa Arab. Quran Suci telah menggunakan duapuluh-sembilan singkatan semacam ini, alif, lam, mim adalah satu dari antaranya. Tetapi sayangnya ulama yang setengah matang mengajarkan secara salah ke dunia ini bahwa singkatan itu adalah suatu teka*teki dan tak boleh diuraikan, sehingga meninggalkannya tanpa terjemahan. Kaum Arya Samaj menangkap kesempatan ini dan melancarkan serangan bahwa ini adalah bentuk distorsi dari agama Hindu OM. Para ulama dipermalukan dan bungkam oleh pernyataan mereka sendiri yang mengada-ada, maka mulut mereka sendiri yang disegel. Adalah Maulana Abdul Haque Vidyarthi yang maju ke depan serta menyerang balik. Beliau berkata, mendebat ad homenem: jika alif, lam, mim itu bentuk distorsi dari OM, marilah kita cari dan lihat apa sebetulnya OM itu dan apa arti pentingnya? Maulana kemudian melanjutkan menganalisa OM ke dalam komponen yang menjadi bagian*bagiannya, dan lho, dari situ muncul suatu nubuat yang meramalkan kedatangan Nabi Suci Muhammad.
Bhavishya Purana.
Umat Hindu cenderung mnganggap kaum Muslim sebagai umat yang kelasnya lebih rendah. Tetapi Kitab-kitab Suci mereka, Weda dan Purana, berbicara tentang Nabi Islam dan para pengikutnya dengan kata-kata yang penuh hormat dan tinggi. Cobalah buka Bhavishya Purana, yang dikumpulkan oleh peramal dan orang suci terkemuka Maha Rishi Vyasa. Suatu terjemahan bebas bahasa Inggris kita berikan di sini:
"Seorang guru ruhani akan datang dari negeri asing. Muhammad (Muhammad) adalah namanya. Raja, memandikan orang Arab yang ditemani malaikat ini dengan air suci dari Gangga dan lima cairan yang mensucikan (panchgavya), memujanya dengan penuh keimanan dan pengabdian, dan berkata: Saya membungkuk di hadapanmu, wahai Anda yang menjadi Kebanggaan dari Umat Manusia,(namaste girijanath), engkau yang penghuni gurun pasir (marusthalnivasnam), yang memberikan kekuatan yang banyak sekali untuk menyembelih Setan; yang telah dijaga dari musuh-musuhmu yang jahat. Wahai engkau manifestasi dari Dzat Yang Maha-unggul! terimalah saya sebagai hamba-sahayamu, sebagai seorang yang jatuh di telapak kakimu".2
Dalam ayat-ayat ini, Maha Rishi telah menggambarkan hal yang bukan suatu peristiwa nyata melainkan suatu rukyah di mana Tuhan Yang Maha-tinggi telah menunjuk kan kepadanya, ribuan tahun sebelumnya, dalam penghormatan kepada suatu peristiwa besar, yakni, datangnya Nabi-Dunia, Guru ruhani terbesar dari ras manusia.
Maha Rishi kemudian melanjutkan dengan menggambarkan secara tertulis para sahabat dari Guru besar ini. Dia menulis:
Dengan cara yang sama ajaibnya, pengarang yang cendekia ini telah mengkaitkan dan mendiskusikan nubuat yang tadinya kurang dianggap penting dari Kitab Weda agama Hindu, Zend Avesta dan Dasatir dari Persia, Kitab-kitab Suci agama Buddha serta Mesir Kuno, Perjanjian Lama dan Baru dari Bibel. Beliau telah menganalisa tiga ribu argumen yang tidak terbantah dan menandai bukti kebenaran Nabi Suci Muhammad serta risalah Ilahinya. Dalam satu kata, buku ini bisa disebut multum in parvo. Setiap Muslim yang mendambakan dalam hatinya kecintaan serta penghormatan kepada Nabi Suci, dan setiap pencari kebenaran yang lain, hendaknya memiliki buku ini; dan setiap dermawan serta orang-orang yang berada, hendaknya demi kepentingan penyiaran Islam, menempatkan beberapa buku ini di setiap perpustakaan yang besar di dunia.
Maulana Abdul Haque Vidyarthi adalah cendekiawan peneliti terkemuka yang sangat mendalam dalam abad modern di lingkup agama, dan beliau pembaca teliti kitab klasik dalam bahasa Sanskerta, Ibrani, Arab, dan lain sebagainya, mengajar dan menyiarkan Islam sepanjang hidupnya, menimbulkan kegelisahan dan kegentaran melalui hujjahnya yang tak terkalahkan di kalangan pemikir pengajar Arya serta pendeta Kristen dalam debat publik. Untuk menaksir pengetahuannya yang sangat luas dalam pelajaran Weda, dapat kita ingat kembali di saat jalan buntu terjadi antara para pendeta Arya Samaj dengan Sanatan Dharma Hindu mengenai penafsiran suatu mantra Weda. Kedua golongan itu mendatangi Maulana untuk mengambil keputusan atas perselisihan mereka itu, dan menyerahkan kepada putusannya, yang pasti selalu ditunjang dengan alasan-alasan yang kuat.
Mithaq an-Nabiyyin
Muhammad dalam Kitab-kitab Suci Dunia adalah penggelaran yang sangat tajam dari ayat Quran berkenaan dengan Mithaq an-Nabiyyin (Perjanjian para Nabi), buku yang serupa ini, bisa dicatat dengan pasti, tidak pernah ditulis orang sepanjang empat*belas abad. Ayat suci ini terbaca sebagai berikut:
“Dan tatkala Allah membuat perjanjian melalui para Nabi: Sesungguhnya apa yang Kami berikan kepada kamu berupa Kitab dan kebijaksanaan -*lalu Utusan datang kepada kamu, membenarkan apa yang ada pada kamu, seharusnya kamu beriman kepadanya dan membantu dia. Ia berfirman: Apakah kamu membenarkan dan menerima perjanjian-Ku dalam (perkara) ini? Mereka berkata: Kami membenarkan. Ia berfirman: Maka saksikanlah dan Aku pun golongan yang menyaksikan bersama kamu. (3:81).
Allah Ta'ala, dalam ayat ini, telah membuat gambaran dan melukiskan suatu adegan dari dunia ruhani, di mana Dia telah memberikan kabar suka atas kedatangan Nabi-Dunia, Guru terbesar kemanusiaan, dan telah meminta janji dari segala bangsa dengan perantaraan para nabi mereka yang terpilih bahwa mereka harus menerima beliau dengan tangan terbuka bila beliau muncul di pentas sejarah. Dikatakan kepada mereka, bahwa gambaran yang menonjol dari Nabi besar itu, yakni: bila setiap Nabi terdahulu itu akan memberikan kepada umatnya kabar gembira akan kedatangannya, maka pada fihak lain, nabi besar itu, akan membenarkan ketulusan dari semua nabi yang telah berlalu, dan membuatnya sebagai doktrin utama keimanan agar para pengikutnya beriman kepada mereka.
Nabi dari Arabia.
Sejarah dunia mengungkap dengan jelas bahwa ada seorang Nabi yang dimaksudkan, dan hanya beliau seorang yang memberikan jawaban lengkap atas gambaran ini - yakni tentang Nabi Suci Muhammad. Quran Suci penuh dengan ayat-ayat yang menekankan keimanan kepada semua nabi di dunia, dengan tidak memandang kelas, warna kulit atau pun iklim. Sebaliknya, Yesus Kristus diriwayatkan telah berkata :
"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok" (Yohanes 10:7-8).
Musa, Daud, Sulaiman, Isaiah, Jeremiah, Daniel, Zakaria *dengan menyebut beberapa nama nabi yang berasal dari kaumnya sendiri, yakni Bani Israil - apakah mereka semuanya itu pencuri dan perampok?
Keping-keping kebenaran.
Dengan mengabaikan kenyataan yang dimiliki oleh kitab-kitab suci purba, yang dengan berlalunya waktu telah menderita pencemaran di tangan penjaganya, toh keping-keping kebenaran masih terdapat di dalamnya. Adalah kewajiban kaum Muslim untuk menata penelitian ke dalam kitab-kitab suci kuno, dan menyelidiki nubuat yang menyangkut kedatangan Nabi besar Muhammad, dan mengajak segala bangsa di dunia agar menerima dan mengimaninya. Tetapi sungguh sangat disayangkan bahwa mereka tidak punya minat dalam perkara yang sangat penting dan paling unggul ini. Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada Maulana Abdul Haque Vidyarthi, yang pergi berkeliling dunia dalam tiga saat berbeda-beda, mengunjungi perpustakaan besar di Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan negara-negara lain, serta meneliti dengan cermat kitab-kitab suci dari bermacam-macam agama, dan mengumpulkan nubuat ini, serta menerbitkannya dalam bukunya yang luar-biasa Muhammad in World Scriptures. Beliau telah mempelajari secara intensif Weda dan Sastra Hindu yang lain-lain dari India, Zend Avesta dan Dasatir dari Persia, kitab-kitab suci purba dari Mesir dan Babylonia, buku-buku agama Buddha, dan manuskrip kuno dari Bibel, dan telah mengutip dalam bukunya faksimili dari text aslinya dalam bahasa Sansekerta, Ibrani, Yunani serta bahasa-bahasa lainnya, yang memberikan kabar gembira atas datangnya Nabi-Dunia dari Arabia yang agung.
OM dari agama Hindu.
Sungguh menarik melihat betapa pengarang yang cerdas ini menganalisa setiap ramalan dan mengangkatnya sebagai Nabi Suci dengan suatu cara yang ajaib. Saya sungguh terpikat dengan keajaiban yang menggembirakan ketika membaca tafsir Maulana atas formula penting dalam agama Hindu yakni OM.
Ada, dalam bahasa-bahasa lain, singkatan sebagaimana dalam bahasa Arab. Quran Suci telah menggunakan duapuluh-sembilan singkatan semacam ini, alif, lam, mim adalah satu dari antaranya. Tetapi sayangnya ulama yang setengah matang mengajarkan secara salah ke dunia ini bahwa singkatan itu adalah suatu teka*teki dan tak boleh diuraikan, sehingga meninggalkannya tanpa terjemahan. Kaum Arya Samaj menangkap kesempatan ini dan melancarkan serangan bahwa ini adalah bentuk distorsi dari agama Hindu OM. Para ulama dipermalukan dan bungkam oleh pernyataan mereka sendiri yang mengada-ada, maka mulut mereka sendiri yang disegel. Adalah Maulana Abdul Haque Vidyarthi yang maju ke depan serta menyerang balik. Beliau berkata, mendebat ad homenem: jika alif, lam, mim itu bentuk distorsi dari OM, marilah kita cari dan lihat apa sebetulnya OM itu dan apa arti pentingnya? Maulana kemudian melanjutkan menganalisa OM ke dalam komponen yang menjadi bagian*bagiannya, dan lho, dari situ muncul suatu nubuat yang meramalkan kedatangan Nabi Suci Muhammad.
Bhavishya Purana.
Umat Hindu cenderung mnganggap kaum Muslim sebagai umat yang kelasnya lebih rendah. Tetapi Kitab-kitab Suci mereka, Weda dan Purana, berbicara tentang Nabi Islam dan para pengikutnya dengan kata-kata yang penuh hormat dan tinggi. Cobalah buka Bhavishya Purana, yang dikumpulkan oleh peramal dan orang suci terkemuka Maha Rishi Vyasa. Suatu terjemahan bebas bahasa Inggris kita berikan di sini:
"Seorang guru ruhani akan datang dari negeri asing. Muhammad (Muhammad) adalah namanya. Raja, memandikan orang Arab yang ditemani malaikat ini dengan air suci dari Gangga dan lima cairan yang mensucikan (panchgavya), memujanya dengan penuh keimanan dan pengabdian, dan berkata: Saya membungkuk di hadapanmu, wahai Anda yang menjadi Kebanggaan dari Umat Manusia,(namaste girijanath), engkau yang penghuni gurun pasir (marusthalnivasnam), yang memberikan kekuatan yang banyak sekali untuk menyembelih Setan; yang telah dijaga dari musuh-musuhmu yang jahat. Wahai engkau manifestasi dari Dzat Yang Maha-unggul! terimalah saya sebagai hamba-sahayamu, sebagai seorang yang jatuh di telapak kakimu".2
Dalam ayat-ayat ini, Maha Rishi telah menggambarkan hal yang bukan suatu peristiwa nyata melainkan suatu rukyah di mana Tuhan Yang Maha-tinggi telah menunjuk kan kepadanya, ribuan tahun sebelumnya, dalam penghormatan kepada suatu peristiwa besar, yakni, datangnya Nabi-Dunia, Guru ruhani terbesar dari ras manusia.
Maha Rishi kemudian melanjutkan dengan menggambarkan secara tertulis para sahabat dari Guru besar ini. Dia menulis:
- Para pengikut Muhammad akan mengutamakan khitan (lingchhedi); memakai jenggot di dagu mereka (samashrudhari); tak ada kuncir di rambut mereka (shikhaheena); dan melakukan suatu revolusi yang luar biasa dalam dunia agama.
- Keyakinan mereka bukanlah perkara yang disembunyikan, tetapi itu akan diserukan dengan keras (oonchalapi) dari menara setiap masjid.
- Kecuali babi (vina keulam), mereka akan makan semua binatang lain yang tayib dan halal (sarvbhakshi).
- Kaum Hindu menggunakan rumput (kusha) dalam kurban sebagai suatu faktor pensucian, tetapi orang-orang ini akan mensucikan diri mereka dengan sarana peperangan.
- Mereka akan disebut Musalman (Musalwants), sebab mereka akan berperang melawan agama yang rusak dan tercemar (dharmdooshkah).
- Dari Aku-lah agama orang-orang pemakan daging ini, yakni, ini akan merupakan suatu agama yang diilhamkan dari Tuhan.
Dengan cara yang sama ajaibnya, pengarang yang cendekia ini telah mengkaitkan dan mendiskusikan nubuat yang tadinya kurang dianggap penting dari Kitab Weda agama Hindu, Zend Avesta dan Dasatir dari Persia, Kitab-kitab Suci agama Buddha serta Mesir Kuno, Perjanjian Lama dan Baru dari Bibel. Beliau telah menganalisa tiga ribu argumen yang tidak terbantah dan menandai bukti kebenaran Nabi Suci Muhammad serta risalah Ilahinya. Dalam satu kata, buku ini bisa disebut multum in parvo. Setiap Muslim yang mendambakan dalam hatinya kecintaan serta penghormatan kepada Nabi Suci, dan setiap pencari kebenaran yang lain, hendaknya memiliki buku ini; dan setiap dermawan serta orang-orang yang berada, hendaknya demi kepentingan penyiaran Islam, menempatkan beberapa buku ini di setiap perpustakaan yang besar di dunia.