Struktur otak yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan sangat berperan besar pengaruhnya pada pola belajar dan kerja otak mereka masing-masing, meskipun sebetulnya perbedaan itu tidak berlaku secata mutlak pada semua kasus. Demikian dikatakan oleh Michael Gurian dalam bukunya berjudul Boys and Girls Learn Differently!: A Guide for Teachers and Parents. Dia menjelaskan, berdasarkan pengamatannya dari positron emission tomography (PET) dan magnetic resonance imaging (MRI) yang mengurai struktur otak dengan sangat detail, otak keduanya memiliki sistem belajar yang berbeda satu sama lain. Gurian lalu membuka tabir perbedaan tersebut berdasarkan pengamatannya. Dan, fokus pertama yang menjadi perhatiannya adalah otak anak perempuan yang penuh rahasia. Beberapa rahasia di balik otak anak perempuan menurutnya antara lain: - Corpus callosum atau penghubung jaringan antar bagian otak pada perempuan rata-rata lebih besar hingga 25 % pada saat akil balig. Ini memungkinkan terjadikan komunikasi saling-silang dalam otak yang membuat mereka kerap berkomunikasi sendiri. - Memiliki konektor lebih kuat dalam lobes atau salah satu bagian dari otak. Manfaat konektor ini memungkinkan seorang anak perempuan menyimpan memori sensualitas lebih detil dan punya kemampuan mendengar dan membedakan nada suara dengan lebih baik. Tak heran, mereka lebih terampil dalam mengerjakan tugas-tugas tertulis. - Memiliki hippocampus atau area penyimpan memori dalam otak yang lebih besar. Ini sangat menguntungkan bagi kemampuan belajar anak perempuan, terutama untuk pelajaran bahasa. - Selain lebih aktif, prefrontal cortex atau bagian otak lain dari seorang anak perempuan juga berkembang lebih awal. Hal tersebut cenderung menjadikan anak perempuan tidak impulsif. - Anak perempuan lebih mudah mengatur emosi dan bicaranya, karena mereka lebih sering menggunakan area korteks. Berdasarkan pengamatannya dari beberapa rahasia di balik otak anak perempuan itu, Gurian menyimpulkan, tentu sangat bisa dimengerti jika anak perempuan lebih cakap membaca dan menulis. Hal itu bisa dibuktikan pada anak perempuan sejak mereka balita dan sepanjang usianya dewasa. Membaca dan menulis tidak akan menyulitkan seorang anak perempuan. Mereka bisa duduk tenang lebih lama, mendengar dan mengenali nada suara, serta berbicara dalam hati. Di sisi lain, dengan volume darah yang mengalir ke otak perempuan lebih banyak 15 persen dari otak laki-laki, hal itu sangat mendorong otak mereka dengam mudah melalui proses-proses stimulasi, membaca dan menulis, yang melibatkan tekstur, nada suara, serta aktivitas kejiwaannya dengan baik.