“Taubat itu wajib bagi seseorang. Tapi lebih wajib lagi baginya untuk meninggalkan dosa..
Perjalanan waktu ini sangat mengherankan, tapi lebih mengherankan lagi kelalaian manusia terhadap waktu..
Sabar dalam menghadapi musibah itu sulit tapi hilangnya kesabaran itu lebih sulit lagi akibatnya..
Semua yang bisa dicapai itu dekat, tapi kematian lebih dekat lagi dari semuanya.”
(Ali bin Abi Thalib)
Hidup hanyalah kesempatan untuk memilih. Mau diwarnai putih,abu-abu atau hitam sekalipun.
Segalanya bergulir dan digilirkan..Semua fana..Semua pasti berhenti dan berakhir.
Ketika itulah kehidupan dunia akan digantikan dengan kehidupan akhirat.
Dan saat itulah dinamika dan gerak hidup berakhir.
Rasulullah dalam hadits shahih menyebutkan,“Orang yang pandai itu adalah orang yang dapat menundukkan nafsunya dan berbuat untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan nafsunya dan mengharap dari Allah agar angan-angannya terwujud.” (HR Imam At-Tirmidzy, Imam Ahmad, Imam Al-Hakim dan Imam Ibnu Majah).
Hidup ini pasti berakhir. Sepanjang apapun masa lalu kita. Dalam sisa umur yang entah masih berapa, tiada yang lebih indah selain merasakan manisnya iman. Dalam paduan rasa syukur dan permohonan ampun padaNya.
Kita tidak boleh putus asa dari rahmat Allah. Setiap kali pagi datang, hal yang pertama kita pancangkan adalah deklarasi kebaikan.
Ya..Kita harus bangun,bergegas dan bersegera membayar kesalahan-kesalahan dengan amal kebaikan.
Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang panjang dan berliku. Tempat setiap orang menggantungkan harapannya.
Kesenangan dan keinginan hidup itu adalah fitrah.
Tetapi pada kenyataannya.. banyak keinginan yang melampaui batas kebolehannya.
Yang lebih menakutkan lagi, banyak yang melanggar dari batas kehalalannya.
Tinggal terserah kita mau memulai Hidup Baru meraih ampunanNya dan beroleh kasih sayangNya..
Atau
Tetap melanjutkan Hidup Lama dalam dosa yang terbungkus kesenangan kita tanpa menghiraukan saat datang ‘undanganNya’?
Perjalanan waktu ini sangat mengherankan, tapi lebih mengherankan lagi kelalaian manusia terhadap waktu..
Sabar dalam menghadapi musibah itu sulit tapi hilangnya kesabaran itu lebih sulit lagi akibatnya..
Semua yang bisa dicapai itu dekat, tapi kematian lebih dekat lagi dari semuanya.”
(Ali bin Abi Thalib)
Hidup hanyalah kesempatan untuk memilih. Mau diwarnai putih,abu-abu atau hitam sekalipun.
Segalanya bergulir dan digilirkan..Semua fana..Semua pasti berhenti dan berakhir.
Ketika itulah kehidupan dunia akan digantikan dengan kehidupan akhirat.
Dan saat itulah dinamika dan gerak hidup berakhir.
Rasulullah dalam hadits shahih menyebutkan,“Orang yang pandai itu adalah orang yang dapat menundukkan nafsunya dan berbuat untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan nafsunya dan mengharap dari Allah agar angan-angannya terwujud.” (HR Imam At-Tirmidzy, Imam Ahmad, Imam Al-Hakim dan Imam Ibnu Majah).
Hidup ini pasti berakhir. Sepanjang apapun masa lalu kita. Dalam sisa umur yang entah masih berapa, tiada yang lebih indah selain merasakan manisnya iman. Dalam paduan rasa syukur dan permohonan ampun padaNya.
Kita tidak boleh putus asa dari rahmat Allah. Setiap kali pagi datang, hal yang pertama kita pancangkan adalah deklarasi kebaikan.
Ya..Kita harus bangun,bergegas dan bersegera membayar kesalahan-kesalahan dengan amal kebaikan.
Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang panjang dan berliku. Tempat setiap orang menggantungkan harapannya.
Kesenangan dan keinginan hidup itu adalah fitrah.
Tetapi pada kenyataannya.. banyak keinginan yang melampaui batas kebolehannya.
Yang lebih menakutkan lagi, banyak yang melanggar dari batas kehalalannya.
Tinggal terserah kita mau memulai Hidup Baru meraih ampunanNya dan beroleh kasih sayangNya..
Atau
Tetap melanjutkan Hidup Lama dalam dosa yang terbungkus kesenangan kita tanpa menghiraukan saat datang ‘undanganNya’?