Di atas sebuah pentas duduklah seorang anak dan gurunya. Ibu guru memegang sebuah buku cerita bergambarkan kereta jeruk berwarna kuning sambil bernyanyi “naik kereta api”. Anak tadi ikut bernyanyi dan membolak-balik buku cerita yang gurunya pegang. Tiba-tiba anak berkata “Bu Ima, ayo mulai baca bukunya”
Oh senangnya mendengar anak mengutarakan ketertarikkannya pada buku..Buku merupakan salah satu sumber informasi yang mudah diakses. Informasi yang bisa didapatkan dari buku sangat beragam mulai dari yang sifatnya mendidik sampai yang sifatnya menghibur. Selain itu, buku tak lekang oleh masa. Kita akan bertemu dan memerlukan buku sepajang hidup kita. Lalu apa yang akan terjadi bila anak-anak kita tidak mencintai buku? Hmm, yang paling sederhana dan mendesak dimasa-masa awal kehidupannya adalah kemungkinan mereka menghadapi kesulitan dalam proses belajar. Betapa tidak, walaupun teknologi telah berkembang dengan pesat, buku tetap merupakan media utama dalam proses belajar.
Jika demikian apa yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada buku ya?
Banyak hal dapat dilakukan dari mulai memperdengarkan cerita (mendongeng), memunculkan suasana kondusif untuk membaca di keluarga atau dengan cara memumbuhkan kebiasaan membaca lantang (read aloud).
Jika demikian apa yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada buku ya?
Banyak hal dapat dilakukan dari mulai memperdengarkan cerita (mendongeng), memunculkan suasana kondusif untuk membaca di keluarga atau dengan cara memumbuhkan kebiasaan membaca lantang (read aloud).
Apakah read aloud berbeda dengan mendongeng?
Ya. Berdasarkan tujuannya kedua aktivitas tersebut adalah berbeda. Read aloud bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada buku, sedangkan mendongeng bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada cerita dan bahasa. Tujuan ini berkaitan dengan perbedaan kedua aktivitas ini berdasarkan teknik pelaksanaannya.
Dikarenakan read aloud adalah aktivitas membacakan buku dengan lantang maka kehadiran buku sangat diperlukan karena kehadiran buku menjadi ciri khas dari aktivitas ini, sedangkan pada aktivitas mendongeng buku tidak perlu dihadirkan karena mendongeng adalah aktivitas menceritakan cerita dengan bahasa orangtua yang lebih lugas dan menghibur.
Ya. Berdasarkan tujuannya kedua aktivitas tersebut adalah berbeda. Read aloud bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada buku, sedangkan mendongeng bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada cerita dan bahasa. Tujuan ini berkaitan dengan perbedaan kedua aktivitas ini berdasarkan teknik pelaksanaannya.
Dikarenakan read aloud adalah aktivitas membacakan buku dengan lantang maka kehadiran buku sangat diperlukan karena kehadiran buku menjadi ciri khas dari aktivitas ini, sedangkan pada aktivitas mendongeng buku tidak perlu dihadirkan karena mendongeng adalah aktivitas menceritakan cerita dengan bahasa orangtua yang lebih lugas dan menghibur.
Bagaimana cara melakukan read aloud?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai bercerita dengan teknik read aloud, yaitu:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memulai bercerita dengan teknik read aloud, yaitu:
- Cari buku yang baik untuk anak dan diri kita. Dalam memilih buku ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, yaitu:
- Sesuaikan panjang cerita dengan usia dan rentang perhatian anak. Dapat dimulai dengan cerita yang pendek, secara bertahap ke yang lebih panjang. Cobalah dengan 2 atau 3 buku cerita yang pendek terlebih dahulu.
- Pilih buku cerita yang bisa membuat kita senang, baik cerita atau ilustrasinya.
- Pilih cerita yang menarik, banyak dialog, menggambarkan beberapa keadaan, adventure, dan memiliki muatan emosional yang sesuai dengan usia anak dan latar belakang anak.
- Bacakan sebanyak mungkin buku cerita anak. Jika menemukan pengarang atau illustrator yang baik, cari beberapa judul dari mereka. Anak akan mempunyai pengarang favorit. Biarkan dia membaca berulang-ulang. Sementara tetap perkenalkan dengan yang buku dan pengarang lainnya.
- Cari buku yang mengambarkan keadaan sehari-hari.
- Perlu diperhatikan bahwa buku disebut baru, jika anak belum pernah mendengar.
- Baca terlebih dahulu buku yang hendak kita bacakan ke anak kita
- Pilih buku cerita sesuai dengan tahapan usia perkembangan anak
- Bila usia anak sudah memungkinkan, sertakan anak dalam pemilihan buku
- Pilih buku diatas kemampuan baca anak tetapi dengan panjang cerita yang sesuai dengan ketahanannya mendengarkan cerita.
Bila tahap persiapan sudah dilalui dengan baik, maka selanjutnya adalah tahap pelaksanaan read aloud. Dalam tahapan ini ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan, yaitu:
- Bacakan cerita dengan penuh kasih sayang
- Baca perlahan, ekspresif dan semenarik mungkin.
- Usahakan menggunaan suara/intonasi berbeda sesuai karakter
- Gunakan efek drama, ada tertawa, merengek, menjerit, berbisik, cepat, lambat, stop, sedih, meraug,meringkik dll sesuai karakter (dalam cerita)
- Tambahkan ‘body language’
- Ketika hendak membacakan cerita:
- Tunjukkan halaman depan
- Sebutkan judulnya, nama pengarang dan ilustratornya
- Sebutkan tema utama buku yang akan dibaca seperti “buku cerita ini mengenai…”
- Mulai dengan membicarakan gambar yang ada dibuku atau dengan membolak-balikkan gambar. Bayi perlu dibantu membolak-balikkan buku sedangkan anak usia 3 tahun keatas sudah bisa melakukannya sendiri
- Tunjukkan kata-kata dengan jari kita
- Mulai dengan beberapa menit membaca, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan anak maka waktu membaca akan bertambah.
- Bila perkembangan anak sudah memungkinkan maka ajukan pertanyaan seputar cerita
- Pancing dengan beberapa pertanyaan, apa yang akan terjadi menurut kamu? Apa ini? Apa itu?
- Biarkan anak bertanya mengenai cerita
- Buat cerita sebagai cara untuk bercakap-cakap
- Biarkan anak menceritakan ceritanya, diusia 3 tahun seorang anak sudah bisa menghafal cerita dan biasanya senang diberi kesempatan untuk bercerita.
Kapan sebaiknya mulai melakukan read aloud?
Read aloud dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak bayi baru lahir. Mengapa demikian? Ini terkait dengan tujuan read aloud yaitu menumbuhkan kecintaan pada buku. Sehingga semakin dini buku diperkenalkan maka hasilnya akan semakin optimal.
Read aloud dapat dimulai sejak dini, bahkan sejak bayi baru lahir. Mengapa demikian? Ini terkait dengan tujuan read aloud yaitu menumbuhkan kecintaan pada buku. Sehingga semakin dini buku diperkenalkan maka hasilnya akan semakin optimal.
Kapan dan dimana sebaiknya kita melakukan read aloud?
Tidak ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan read aloud. Kita bisa melakukannya dirumah, saat hendak tidur, sepanjang perjalanan berkendara, saat menunggu pesawat atau kereta api atau saat menunggu antrian dokter. Yang perlu diperhatikan adalah frekuensi dan konsistensi melakukan read aloud. Rutin adalah kunci utama keberhasilannya.
Tidak ada waktu dan tempat khusus untuk melakukan read aloud. Kita bisa melakukannya dirumah, saat hendak tidur, sepanjang perjalanan berkendara, saat menunggu pesawat atau kereta api atau saat menunggu antrian dokter. Yang perlu diperhatikan adalah frekuensi dan konsistensi melakukan read aloud. Rutin adalah kunci utama keberhasilannya.
Apa ada referensi judul buku untuk read aloud?
Semua buku yang sesuai dengan usia perkembangan dan minat anak dapat dijadikan sarana untuk read aloud. Namun bila diperlukan anda dapat merujuk kepada beberapa referensi berikut:
ü Judul : Camille pergi ke dokter
Penulis : Aline de Petigny & Nancy Delvaux
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006.
ü Judul : Pierre nonton TV
Penulis : Gustavo Masali
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006.
ü Judul : Untuk Bunda dan dunia
Penulis : Abdurahman Faiz
Penerbit : Dari Mizan.
ü Judul : 366 Hal-hal yang perlu anak anda ketahui
Penulis : Andree Bertino dan Fredo Valla
Penerbit : Happy Books
ü Judul : Kisah-kisah teladan untuk keluarga
Penulis : Dr. Mulyanto
Penerbit : GIP, 2008
Semua buku yang sesuai dengan usia perkembangan dan minat anak dapat dijadikan sarana untuk read aloud. Namun bila diperlukan anda dapat merujuk kepada beberapa referensi berikut:
ü Judul : Camille pergi ke dokter
Penulis : Aline de Petigny & Nancy Delvaux
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006.
ü Judul : Pierre nonton TV
Penulis : Gustavo Masali
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006.
ü Judul : Untuk Bunda dan dunia
Penulis : Abdurahman Faiz
Penerbit : Dari Mizan.
ü Judul : 366 Hal-hal yang perlu anak anda ketahui
Penulis : Andree Bertino dan Fredo Valla
Penerbit : Happy Books
ü Judul : Kisah-kisah teladan untuk keluarga
Penulis : Dr. Mulyanto
Penerbit : GIP, 2008
Hmmm setelah menambah informasi tentang read aloud, diharapkan kita lebih memahami bahwa hal sesederhana membacakan buku singkat yang mungkin hanya memerlukan kurang lebih 20 menit setiap harinya, dapat membantu membangun pondasi minat dan kecintaan anak terhadap buku dan membaca kelak.
Bila anda tertarik untuk memahami read aloud lebih menyeluruh ada dapat mengakseshttp://www.readingbugs.org dengan contact person ibu Roosie. Beliau juga dapat membantu anda dan guru-guru anak-anak anda bila tertarik mempelajari read aloud melalui workshop yang beliau dan reading bugs prakarsai.
Referensi:
Trelease, Jim. (2006). Read-Aloud Handbook. London: Peguin Books.
Roosie (2009). Bagaimana “read aloud” yang baik bagi orangtua dan pendidik usia balita. Dalam makalah seminar read aloud. Depok: Reading Bugs.
Trelease, Jim. (2006). Read-Aloud Handbook. London: Peguin Books.
Roosie (2009). Bagaimana “read aloud” yang baik bagi orangtua dan pendidik usia balita. Dalam makalah seminar read aloud. Depok: Reading Bugs.
*Evi Junita, S.Psi