VIVAnews - Menurut Scott Charney, seorang peneliti keamanan Microsoft, komputer yang mengandung virus seharusnya diblokir dari internet dan masuk ke karantina sampai mereka mendapatkan sertifikat ‘sehat’.
Dalam proposal yang diajukan oleh tim komputasi Microsoft, koneksi pengguna yang komputernya mengandung virus harus dibatasi untuk mencegah virus menyebar ke komputer lainnya.
“Sama seperti orang yang tidak mendapatkan vaksinasi. Ia membahayakan kesehatan orang lain,” kata Scott Charney, Corporate Vice President Computing Team Microsoft, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, 11 Oktober 2010.
Komputer yang tak terlindungi atau terkena virus membahayakan komputer lain dalam lingkungan komputer tersebut. “Intinya, kita perlu meningkatkan dan menjaga kesehatan perangkat milik konsumen yang terhubung ke internet untuk mencegah risiko yang lebih besar,” ucap Charney.
Charney menyebutkan, komputer harus memiliki sertifikat ‘bersih dan sehat’ sebelum diperkenankan terhubung ke internet. Jika perbaikan untuk komputer yang terkena virus sudah tersedia, komputer yang terkena virus akan dikabari untuk diminta mendownload solusi atau meng-update antivirus mereka.
Untuk itu, dalam proposal yang diajukan, Chavney menyebutkan bahwa setiap PC harus punya fungsi darurat di mana pengguna tetap bisa melakukan aktivitas tertentu. “Sama seperti layanan darurat untuk ponsel,” ucapnya.
Sebelum ini, sejumlah penyedia layanan internet di Amerika Serikat dan Eropa sudah berkali-kali mempertimbangkan untuk memblokir komputer bervirus dari internet. Akan tetapi langkah ini belum juga dilakukan karena sangat mahal dan hanya memberikan sedikit keuntungan bagi mereka.
Dalam proposal yang diajukan oleh tim komputasi Microsoft, koneksi pengguna yang komputernya mengandung virus harus dibatasi untuk mencegah virus menyebar ke komputer lainnya.
“Sama seperti orang yang tidak mendapatkan vaksinasi. Ia membahayakan kesehatan orang lain,” kata Scott Charney, Corporate Vice President Computing Team Microsoft, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald, 11 Oktober 2010.
Komputer yang tak terlindungi atau terkena virus membahayakan komputer lain dalam lingkungan komputer tersebut. “Intinya, kita perlu meningkatkan dan menjaga kesehatan perangkat milik konsumen yang terhubung ke internet untuk mencegah risiko yang lebih besar,” ucap Charney.
Charney menyebutkan, komputer harus memiliki sertifikat ‘bersih dan sehat’ sebelum diperkenankan terhubung ke internet. Jika perbaikan untuk komputer yang terkena virus sudah tersedia, komputer yang terkena virus akan dikabari untuk diminta mendownload solusi atau meng-update antivirus mereka.
Untuk itu, dalam proposal yang diajukan, Chavney menyebutkan bahwa setiap PC harus punya fungsi darurat di mana pengguna tetap bisa melakukan aktivitas tertentu. “Sama seperti layanan darurat untuk ponsel,” ucapnya.
Sebelum ini, sejumlah penyedia layanan internet di Amerika Serikat dan Eropa sudah berkali-kali mempertimbangkan untuk memblokir komputer bervirus dari internet. Akan tetapi langkah ini belum juga dilakukan karena sangat mahal dan hanya memberikan sedikit keuntungan bagi mereka.