BAB
I
Apa
sih Jaringan WI-FI itu ???
Wi-Fi merupakan kependekan dari Wireless Fidelity, yang memiliki
pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN)
yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi
802.11a atau b, seperti 802.11 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi
terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang
lebih jauh hingga kecepatan transfernya
Awalnya Wi-Fi ditujukan
untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat
ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal
ini memungkinan seseorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA)
untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal
dengan hotspot) terdekat.
Spesifikasi
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini
ada empat variasi dari 802.11, yaitu:
- 802.11a
- 802.11b
- 802.11g
- 802.11n
Spesifikasi b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk yang memiliki penjualan terbanyak
pada 2005.
Spesifikasi Wi-Fi
|
Spesifikasi
|
Kecepatan
|
Frekuensi
Band
|
Cocok
dengan
|
|
|
|
b
|
|
54
Mb/s
|
~5
GHz
|
a
|
|
54
Mb/s
|
~2.4
GHz
|
b,
g
|
|
100
Mb/s
|
~2.4
GHz
|
b,
g, n
|
Di banyak bagian dunia, frekuensi
yang digunakan oleh Wi-Fi, pengguna tidak diperlukan untuk mendapatkan ijin
dari pengatur lokal (misal, Komisi Komunikasi Federal di A.S.). 802.11a
menggunakan frekuensi yang lebih tinggi dan oleh sebab itu daya jangkaunya
lebih sempit, lainnya sama.
Versi Wi-Fi yang paling luas dalam
pasaran AS sekarang ini (berdasarkan dalam IEEE 802.11b/g) beroperasi
pada 2.400 MHz
sampai 2.483,50 MHz. Dengan begitu mengijinkan operasi dalam 11 channel
(masing-masing 5 MHz), berpusat di frekuensi berikut:
- Channel 1 - 2,412
MHz;
- Channel 2 - 2,417 MHz;
- Channel 3 - 2,422 MHz;
- Channel 4 - 2,427 MHz;
- Channel 5 - 2,432 MHz;
- Channel 6 - 2,437 MHz;
- Channel 7 - 2,442 MHz;
- Channel 8 - 2,447 MHz;
- Channel 9 - 2,452 MHz;
- Channel 10 - 2,457 MHz;
- Channel 11 - 2,462 MHz
Secara teknis operasional, Wi-Fi
merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja
pada jaringan dan perangkat WLAN (wireless local
area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah sertifikasi merek dagang
yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (internet) yang bekerja
di jaringan WLAN dan sudah memenuhi kualitas kapasitas interoperasi yang
dipersyaratkan.
Karena perangkat dengan standar
teknis 802.11b diperuntukkan bagi perangkat WLAN yang digunakan di frekuensi
2,4 GHz atau yang lazim disebut frekuensi ISM (Industrial, Scientific dan
Medical). Sedang untuk perangkat yang berstandar teknis 802.11a dan 802.16
diperuntukkan bagi perangkat WMAN atau juga disebut Wi-Max, yang bekerja di
sekitar pita frekuensi 5 GHz.
Tingginya animo masyarakat
--khususnya di kalangan komunitas Internet-- menggunakan teknologi Wi-Fi
dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para
pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu
direpotkan dengan kabel.
Konsekuensinya, pengguna yang ingin
melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa
PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana
terdapat access point atau hotspot.
Menjamurnya hotspot di tempat-tempat
tersebut --yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet
bahkan orang perorangan-- dipicu faktor kedua, yakni karena biaya
pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika
Serikat.
Peningkatan kuantitas pengguna
Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan
dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot
yang di kota-kota besar dunia.
Beberapa pengamat bahkan telah
memprediksi pada tahun 2006, akan terdapat hotspot sebanyak 800.000 di
negara-negara Eropa, 530.000 di Amerika Serikat dan satu juta di negara-negara
Asia.
Keseluruhan jumlah penghasilan yang
diperoleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dari bisnis Internet berbasis
teknologi Wi-Fi hingga akhir tahun 2003 diperkirakan berjumlah 5.4 trilliun
dollar Amerika, atau meningkat sebesar 33 milyar dollar Amerika dari tahun 2002
(www.analysys.com).
Wi-fi Hardware
Hardware wi-fi yang ada di pasaran
saat ini ada berupa :
Mode Akses Koneksi Wi-fi
Ada 2 mode akses koneksi
Wi-fi, yaitu
1.
Ad-Hoc
Mode koneksi ini adalah
mode dimana beberapa komputer terhubung secara langsung, atau lebih dikenal
dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya,
lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa
harus membeli access point
2.
Infrastruktur
Menggunakan Access Point yang berfungsi
sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung
melalui jaringan (Network).
Sistem Keamanan Wi-fi
Terdapat beberapa jenis pengaturan
keamanan jaringan Wi-fi,
antara lain:
- WPA
Pre-Shared Key
- WPA RADIUS
- WPA2
Pre-Shared Key Mixed
- WPA2 RADIUS Mixed
- RADIUS
- WEP
Popularitas Wi-fi
Di Indonesia sendiri,
penggunaan Internet berbasis Wi-Fi sudah mulai menggejala di beberapa kota
besar. Di Jakarta, misalnya, para maniak Internet yang sedang berselancar
sambil menunggu pesawat take off di ruang tunggu bandara, sudah bukan merupakan
hal yang asing.
Fenomena yang sama
terlihat diberbagai kafe --seperti Kafe Starbucks dan La Moda Cafe di Plaza
Indonesia, Coffee Club Senayan, dan Kafe Coffee Bean di Cilandak Town Square--
dimana pengunjung dapat membuka Internet untuk melihat berita politik atau
gosip artis terbaru sembari menyeruput cappucino panas.
Dewasa ini, bisnis telepon
berbasis VoIP (Voice
over Internet Protocol) juga telah menggunakan teknologi Wi-Fi, dimana
panggilan telepon diteruskan melalui jaringan WLAN. Aplikasi tersebut dinamai
VoWi-FI (Voice over Wi-Fi).
Beberapa waktu lalu,
standar teknis hasil kreasi terbaru IEEE telah mampu mendukung pengoperasian
layanan video streaming. Bahkan diprediksi, nantinya dapat dibuat kartu (card)
berbasis teknologi Wi-Fi yang dapat disisipkan ke dalam peralatan eletronik,
mulai dari kamera digital sampai consoles video game (ITU News 8/2003).
Berdasarkan paparan di
atas, dapat disimpulkan bahwa bisnis dan kuantitas pengguna teknologi Wi-Fi
cenderung meningkat, dan secara ekonomis hal itu berimplikasi positif bagi
perekonomian nasional suatu negara, termasuk Indonesia.
Meskipun demikian,
pemerintah seyogyanya menyikapi fenomena tersebut secara bijak dan hati-hati.
Pasalnya, secara teknologis jalur frekuensi --baik 2,4 GHz maupun 5 GHz-- yang
menjadi wadah operasional teknologi Wi-Fi tidak bebas dari keterbatasan (Kompas, 5/2/2004).
Pasalnya, pengguna dalam
suatu area baru dapat memanfaatkan sistem Internet nirkabel ini dengan optimal,
bila semua perangkat yang dipakai pada area itu menggunakan daya pancar yang
seragam dan terbatas.
Apabila prasyarat tersebut
tidak diindahkan, dapat dipastikan akan terjadi harmful interference bukan
hanya antar perangkat pengguna Internet, tetapi juga dengan perangkat sistem
telekomunikasi lainnya.
Bila interferensi tersebut
berlanjut --karena penggunanya ingin lebih unggul dari pengguna lainnya, maupun
karenanya kurangnya pemahaman terhadap keterbatasan teknologinya-- pada
akhirnya akan membuat jalur frekuensi 2,4 GHz dan 5 GHz tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal.
Keterbatasan lain dari
kedua jalur frekuensi nirkabel ini (khususnya 2,4 GHz) ialah karena juga
digunakan untuk keperluan ISM (industrial, science and medical).
Konsekuensinya, penggunaan
komunikasi radio atau perangkat telekomunikasi lain yang bekerja pada pada pita
frekuensi itu harus siap menerima gangguan dari perangkat ISM, sebagaimana
tertuang dalam S5.150 dari Radio Regulation.
Dalam rekomendasi ITU-R
SM.1056, diinformasikan juga karakteristik perangkat ISM yang pada intinya
bertujuan mencegah timbulnya interferensi, baik antar perangkat ISM maupun
dengan perangkat telekomunikasi lainnnya.
Rekomendasi yang sama
menegaskan bahwa setiap anggota ITU bebas menetapkan persyaratan administrasi
dan aturan hukum yang terkait dengan keharusan pembatasan daya.
Menyadari keterbatasan dan
dampak yang mungkin timbul dari penggunaan kedua jalur frekuensi nirkabel
tersebut, berbagai negara lalu menetapkan regulasi yang membatasi daya pancar
perangkat yang digunakan.
Komponen utama jaringan Wi-fi :
· Access
Point adalah komponen yang berfungsi menerima dan mengirimkan data dari
adapter wireless. Komponen ini bertindak selayaknya hub/switch pada jaringan
Ethernet.
· Wireless LAN Device merupakan komponen berupa kartu yang dipasang
di mobile/desktop PC
· Mobile/Desktop PC merupakan komponen untuk mengakses internet
melalui Wi-Fi bagi para pengguna
· Ethernet LAN
adalah perangkat untuk memproses sinyal data untuk jaringan komputer
Keamanan Jaringan Wi-Fi
Teknologi
WiFi (Wireless Fidelity) merupakan istilah yang diberikan untuk sistem wireless
LAN yang menggunakan standar 802.11 yang ada saat ini. Istilah WiFi diciptakan
oleh sebuah organisasi bernama WI-FI alliance yang bekerja menguji dan
memberikan sertifikasi untuk perangkat-perangkat wireless LAN. Sedangkan
istilah atau kode 802.11 adalah nomor standardisasi dari sistem wireless LAN
yang ada saat ini. Dalam standardisasi ini diatur apa dan bagaimana wireless
LAN itu bekerja. Mulai dari teknik modulasi sinyalnya, range-nya, sampai jenis antenna
yang cocok digunakan. Masing-masing standar memiliki spesifikasi teknis standar
yang berbeda-beda. Dengan demikian cara kerja, perangkat pendukung, dan
performa yang dihasilkan dari setiap standar tersebut juga berbeda-beda satu
sama lain.
Secara
lebih spesifik standar WiFi 802.11 terdiri dari tiga klasifikasi standar yaitu
standar 802.11 a/b/g. Masing-masing standar tersebut memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda. Standar 802.11b dan g bekerja menggunakan frekuensi
2,4 GHz. Frekuensi 2,4 GHz merupakan range frekuensi yang termasuk dalam
kategori pita frekuensi ISM (Industrial, Scientific, and Medical). Pita
frekuensi ISM ini memang dialokasikan oleh badan standardisasi dan regulasi
untuk digunakan sebebas-bebasnya tanpa perlu diberi sistem perizinan
(unlicenses). Oleh sebab itu, banyak sekali produk elektronik yang menggunakan
pita frekuensi ini termasuk juga jaringan wireless. Perangkat lain yang
menggunakan frekuensi jenis ini juga cukup banyak, seperti microwave, oven,
cordless phone, wireless mic, dan banyak lagi perangkat lainnya. Sedangkan
standar 802.11a menggunakan frekuensi 5 GHz. Pita frekuensi yang digunakan
untuk standar ini tergolong dalam kategori UNII (Unlicensed National
Information Infrastructure). Sama seperti pita frekuensi standar 802.11b/g,
frekuensi ini juga tidak memerlukan perizinan untuk menggunakannya. Perbedaan
yang paling mendasar dari kedua jenis frekuensi ini hanyalah sudah umum atau
belumnya penggunaan frekuensi ini di masyarakat. Saat ini, frekuensi UNII 5 GHz
masih jarang digunakan sehingga masalah-masalah seperti interferensi sangat
jarang terjadi di sini. Standar 802.11b mampu menyalurkan 11 megabit per detik
(mbps) dan 54 mbps untuk standar 802.11a dan untuk jarak yang lebih jauh
digunakan standar 802.11g.
Tabel
1. Perbandingan Tiga Standar Teknologi WiFi
Standar
WiFi
|
Frekuensi
|
Kecepatan
|
802.11a
|
5
GHz
|
54
Mbps
|
802.11b
|
2,4
GHz
|
11
Mbps
|
802.11g
|
2,4
GHz
|
54
Mbps
|
Jaringan
komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer-komputer yang saling
dihubungkan atau saling berhubungan dengan menggunakan sebuah media baik dengan
kabel maupun tanpa kabel (nirkabel/wireless) sehingga dapat melakukan pemakaian
data dan sumber daya secara bersama-sama. Dalam jaringan komputer sederhana
dengan media kabel kita mengenal istilah work group atau peer to peer. Dalam
Jaringan wireless LAN kita mengenal istilah SSID. SSID merupakan singkatan dari
Service Set Identifier. Sebuah SSID mempunyai fungsi untuk menamai sebuah
jaringan wireless yang dipancarkan dari sebuah Access Point (AP). Sistem
penamaan SSID dapat diberikan maksimal sebesar 32 karakter. Access Point (AP)
memiliki peran yang hampir sama dengan hub atau switch pada jaringan komputer
dengan media kabel, di mana dalam jaringan nirkabel AP bertugas untuk
menyebarluaskan gelombang radio standar 2,4 GHz agar dapat dijadikan oleh
setiap klien atau peripheral komputer yang ada dalam daerah jangkauannya agar
dapat saling berkomunikasi. AP akan menjadi gerbang bagi jaringan nirkabel
untuk dapat berkomunikasi dengan dunia luar maupun dengan sesama perangkat
nirkabel di dalamnya.
Mengamankan Jaringan WiFi
Pada
Jaringan nirkabel keamanan menjadi sesuatu yang melekat erat pada pengaturan
atau setting jaringan tersebut, hal ini salah satunya dikarenakan metode yang
digunakan untuk dapat berkomunikasi satu peralatan dengan peralatan yang
lainnya menggunakan metode broadcast. Sehingga menjadi suatu hal yang sangat
penting buat Anda yang menggunakan model jaringan nirkabel ini terutama dengan
teknologi WiFi untuk mengetahui beberapa model pengamanan yang biasanya
disediakan oleh perangkat Access Point (AP) untuk mengamankan jaringan WiFi
Anda. Masalah keamanan pada jaringan komputer pada prinsipnya tidak terlepas
dari 2 hal mendasar yaitu konsep autentifikasi (access control) dan enkripsi
(data protection).
1.
WEP (Wired Equivalent Privacy).
Teknik
pengaman jaringan wireless ini adalah standar keamanan pada 802.11. Teknik ini
akan membuat jaringan nirkabel, akan mempunyai keamanan yang hampir sama dengan
apa yang ada dalam jaringan kabel. WEP menggunakan sistem enkripsi untuk
memproteksi pengguna wireless LAN dalam level yang paling dasar. WEP
memungkinkan administrator jaringan wireless membuat encription key yang akan
digunakan untuk mengenkripsi data sebelum data dikirim. Encryption key ini
biasanya dibuat dari 64 bit key awal dan dipadukan dengan algoritma enkripsi
RC4.
Pada
prinsipnya terdapat dua level enkripsi WEP, 64 bit dan 128 bit. Semakin tinggi
bit enkripsi, semakin aman jaringannya, namun kecepatan menjadi menurun. Untuk
menggunakan WEP, kita harus memilih bit enkripsi yang diinginkan, dan masukkan
passphrase atau key WEP dalam bentuk heksadesimal. WEP menggunakan urutan nilai
heksadesimal yang berasal dari enkripsi sebuah passphrase.
Ketika
fasilitas WEP diaktifkan, maka semua perangkat wireless yang ada di jaringan
harus dikonfigurasi dengan menggunakan key yang sama. Hak akses dari seseorang
atau sebuah perangkat akan ditolak jika key yang dimasukkan tidak sama.
2.
WPA (Wi-Fi Protected Access)
WPA
merupakan teknik mengamankan jaringan wireless LAN yang menggunakan teknik
enkripsi yang lebih baik dan tambahan pengaman berupa autentifikasi dari
penggunanya. Ada dua model enkripsi pada jenis ini, yaitu TKIP dan AES. TKIP
(Temporal Key Integrity Protocol) menggunakan metode enkripsi yang lebih aman
dan juga menggunakan MIC (Message Integrity Code) untuk melindungi jaringan
dari serangan. Sedangkan AES (Advanced Encryption System) menggunakan enkripsi
128 bit blok data secara simetris.
3.
MAC (Medium Access Control) Address Filtering.
Sistem
pengamanan wireless LAN yang lainnya adalah dengan menggunakan MAC address
filter yang akan menyeleksi akses berdasarkan MAC Address dari user. Biasanya
terdapat dua metode dari wireless MAC Filter yaitu: Prevent yang berfungsi
untuk memblokir akses dari daftar MAC Address, dan Permit Only yang hanya
memperbolehkan akses dari data yang ada pada daftar MAC Address. Dengan
pengamanan model MAC Address filtering ini kita harus mendaftarkan terlebih
dahulu MAC Address dari setiap komputer yang ada dalam jaringan tersebut dalam
suatu daftar MAC Address, agar dapat dikenali dan berkomunikasi menggunakan
fasilitas tersebut.
Keunggulan
dan Kelemahan jaringan Wi-Fi
Keuntungan
Wireless (Wi-Fi) :
- Pemakai
tidak dibatasi ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarak jangkauan dari
satu titik pemancar WIFI.
- Jarak
pada sistem WIFI mampu menjangkau area 100 feet atau 30M radius. Selain
itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi
sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer ke
satu arah (directional). Bahkan hardware terbaru, terdapat perangkat
dimana satu perangkat Access Point dapat saling merelay (disebut bridge)
kembali ke beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan
dan dapat disebar dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan
sebuah network LAN.
- Perangkat
wireless untuk teknologi wireless Wi-Fi ini sudah umum digunakan dan
harganya sudah menjadi relatif murah.
- Sebagian
besar notebook tipe terbaru sudah dilengkapi dengan perangkat network
wireless dengan teknologi Wi-Fi ini.
- Area
jangkauan yang lebih fleksible dikarenakan tidak dibatasi oleh jaringan
distribusi seperti bila menggunakan kabel UTP maupun fiber optic. Secara
teoritis dengan daya pancar 100mW sudah dapat menjangkau area (berbentuk
lingkaran) 1 - 2 km didukung dengan tinggi tower yang memadai.
- Dengan
WiFi, yang 54Mbps adalah agregat (yaitu jumlah) dari bandwidth yang
tersedia dalam dua arah sehingga Anda hanya benar-benar mendapatkan
sekitar 10 atau 15Mbps di setiap arah sekali overhead dibawa keluar.
- Memungkinkan
Local Area Network untuk di pasang tanpa kabel, hal ini juga sekaligus
akan mampu mengurangi biaya untuk pemasangan dan perluasan jaringan.
Selain itu juga Wi-Fi dapat dipasang di area yang tidak dapat di akses
oleh kabel, seperti area outdoor.
- Wi-Fi
merupakan pilihan jaringan yang sangat ekonomis karena harga paket ship
Wi-Fi yang terus menurun
- Produk
Wi-Fi tersedia secara luas di pasaran.
- Wi-Fi
adalah kumpulan standard global di mana klien Wi-Fi yang sama dapat
bekerja di negara-negara yang berbeda di seluruh dunia.
- Protocol
baru untuk kualitas pelayanan damn mekanisme untuk penghematan tenaga
membuat Wi-Fi sangat cocok untuk alat yang bentuknya sangat kecil dan
aplikasi yang latency-sensitif (contohnya : suara dan video).
- Network
ini di design untuk punya symetric up and down speed.
Kekurangan Wireless (Wi-Fi) :
Jaringan Wi-Fi bukanlah produk yang tidak memiliki
kelemahan. Paparan kelemahan disini adalah bila dibandingkan dengan jaringan
kabel. Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yakni kelemahan pada konfigurasi dan pada jenis enkripsi yang digunakan. Contoh
penyebab kelemahan pada konfigurasi adalah karena terlalu mudahnya membangun
sebuah jaringan wireless. Karena Wi-Fi menggunakan teknologi tanpa kabel, maka
pancarannya dapat diterima oleh setiap individu yang berada di dalam lingkungan
penerimaan. Jika AP tidak dipasang dengan sempurna, ia akan menjadi ancaman
untuk sistem komputer yang berada di dalam jaringan tersebut. Walaupun kecepatan
Wi-Fi adalah 11Mbps, ia jarang bisa sampai ke tahap tersebut disebabkan oleh
gangguan gelombang radio di kawasan sekitarnya.
Intinya, kelemahan Wi-Fi adalah :
- Untuk
menggunakan WiFi kita harus ada di area yang dijangkau oleh WiFi atau
istilahnya ‘hotspot’.
- Area
jangkauan WiFi masih kecil, sinyalnya kurang bisa menembus tembok.
- Access
Point lebih mudah disusupi virus.
- Pertukaran
data gampang disadap.
- Penggunaan
baterai relative lebih tinggi apabila dibandingkan dengan penggunaan
standar, sehingga menyebabkan baterai cepat lemah atau habis
(mempersingkat daya tahan baterai) dan menyebabkan panas.
- Bentuk
Wireless enkripsi standar yang paling terkemuka. Wired Equivalent Privacy
atau di persingkat WEP, telah menunjukkan fakta bahwa ia dapat di
hancurkan (dikacaukan sinyal atau frekuensinya) meskipun telah di
konfirmasikan secara benar.
- Jaringan
Wi-Fi bisa di monitor dan di gunakan untuk membaca dan menduplikasikan
data (termasuk di dalamnya data-data pribadi) yang disalurkan melalui
jaringan ketika tidak ada akses tertutup, seperti VPN. Jika tembok batas
akses Wi-Fi tidak terproteksi secara kuat untuk sebatas pada pemakai
intern, maka network Wi-Fi bisa di akses bebas ber-internet.
Keuntungan penggunaan Kabel (Cable) adalah :
- Investasi
pada sisi pelanggan lebih murah.
- Kecepatan
transmisi data lebih tinggi dibanding Wi-FI (10-100Mbps).
- Aplikasi
yang dimanfaatkan bisa lebih banyak dikarenakan bandwidthnya yang tinggi
(gameonline, file sharing, video streaming, dll).
- Tidak
rentan terhadap penyadapan data dibanding teknologi wireless.
- Dengan
Kabel, kecepatan yang dikutip dalam Mbps (ke bawah atau ke atas).
Kelemahan kabel STP adalah :
- Attenuasi
meningkat pada frekuensi tinggi.
- Pada
frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi
timbulnya acoecrosstalka dan sinyal acoenoisea
- Harganya
cukup mahal.
BAB II
Melongok Teknologi LAN
Tipe
LAN
Tipe
LAN (Local Area Network) dibedakan menjadi dua bagian :
1.
Jaringan Client – Server
2.
Jaringan Peer to Peer
Pada
jaringan Client – Server, server adalah komputer yang menyediakan
fasilitas bagi komputer – komputer lain di dalam jaringan. Dan client adalah
komputer – computer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan
oleh server. Server di jaringan tipe Client – Server disebut
dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang
menyediakan fasilitas kepada workstation. Dan server tersebut
tidak dapat berperan sebagai workstation. Jaringan Peer to Peer jika
ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server
di tipe jaringan peer to peer diistilahkan non – Dedicated
Server. Karena server tidak berperan sebagai server murni
melainkan dapat berperan sebagai workstation sekaligus.
I. Teknologi LAN
Pada
awalnya teknologi LAN telah berkembang secara terpisah-pisah berdasar industri
yang mengembangkannya. Teknologi LAN yang banyak digunakan saat ini yaitu;
Ethernet
/ Fast Ethernet (CSMA/CD) /Wireless Ethernet /Gigabite Ethernet
Token
Ring / FDDI
100VG-Any
LAN
Wireless
LAN
ATM
LAN (LANE , LAN Emulator)
GigabitEthernet
dll.
Teknologi
Jaringan Lokal Ethernet bedasar laju transmisi data dapat dikategorikan 10MBPS
Ethernet dan 100MBPS. Ethernet 10MBPS bedasar media transmisi yang digunakan
ada beberapa jenis yaitu 10 Base 2, 10 Base 5, 10 Base T, dan 10 Broad 36.
Ethernet 100MBPS sering disebut sebagai FAST LAN, media transmisi yang
digunakan dapat menggunakan jenis kabel Twisted-wire-pair maupun Fiber
Optic. Gigabit Ethernet merupakan generasi terakhir dengan laju data 1Gbps.
Wireless Ethernet adalah merupakan non guide media (atau dengan media
udara/radio).
Pembangunan
jaringan Ethernet perlu memperhatikan/pertimbangan teknologi yang digunakan,
yaitu pemilihan Medium transmisi, NIC (Network
Interface Card) atau LAN Card, Frame Ethernet(MAC), DRIVER, Piranti jaringan
(HUB, SWITCH HUB).
Teknologi
suatu LAN meliputi pertimbangan-pertimbangan teknis seperti Jenis medium transmisi yang digunakan, Jenis
Konektor yang digunakan, Jenis Encoding/Decoding yang digunakan, Mode transmisi
baseband/broadband yang digunakan, Kendali akses medium (MAC) yang digunakan,
ataupun Pertimbangan kinerja jaringan (perfomans).
Gigabit
Ethernet merupakan pengembangan standar Ethernet IEEE 802.3. Salah satu
aspeknya pengembangannya adalah kecepatan transmisi dari 10 Mbps (Ethernet) ke
100 Mbps (Fast Ethernet) dan saat ini 1000 Mbps pada (Gigabit Ethernet).
Teknologi
Ehternet menggunakan format dan ukuran paket yang sama maka bila dilakukan
pengembangan jaringan (upgrade) tidak diperlukan perubahan pada jaringan
Ethernet yang telah ada.
Untuk
mencapai kecepatan 1 Gbps, diperlukan beberapa perubahan pada komponen
antarmuka fisik. Gigabit Ethernet merupakan penggabungan dua teknologi standar
IEEE 802.3 Ethernet dan ANSII X3T11 Fibre Channel yang berkecepatan
tinggi, seperti diperlihatkan pada gambar berikut. Format yang digunakan adalah
IEEE 802.3 Ethernet dan memiliki kemampuan transfer secara full duplex
maupun half duplex dengan methode kendali akses CSMA/CD.
Implementasi
perkabelan Gigabit Ethernet berdasar standar teknologi terbaru IEEE 802.3z:1000Base-SX(untuk
multimode fiber optic), 1000Base-LX (untuk single mode fiber
optic), 1000Base-CX (untuk twinax), dan 1000Base-T (untuk unshielded
twisted pair copper).
II. Topologi
II.1
Topologi Bus
topologi bus
Topologi
bus ini merupakan topologi yang banyak digunakan di awal penggunaan jaringan
komputer karena topologi yang paling sederhana dibandingkan dengan topologi
lainnya. Jika komputer dihubungkan antara satu dengan lainnya dengan membentuk
seperti barisan melalui satu single kabel maka sudah bisa disebut menggunakan
topologi bus.
Dalam
topologi ini dalam satu saat, hanya satu komputer yang dapat mengirimkan data
yang berupa sinyal elektronik ke semua komputer dalam jaringan tersebut dan
hanya akan diterima oleh komputer yang dituju. Karena hanya satu komputer saja
yang dapat mengirimkan data dalam satu saat maka jumlah komputer sangat
berpengaruh dalam unjuk kerja karena semakin banyak jumlah komputer, semakin
banyak komputer akan menunggu giliran untuk bisa mengirim data dan efeknya
unjuk kerja jaringan akan menjadi lambat. Sinyal yang dikirimkan oleh satu
komputer akan dikirim ke seluruh jaringan dari ujung satu sampai ujung lainnya.
Jika
sinyal diperbolehkan untuk terus menerus tanpa bisa di interrupt atau
dihentikan dalam arti jika sinyal sudah sampai di ujung maka dia akan berbalik
arah, hal ini akan mencegah komputer lain untuk bisa mengirim data, karena
untuk bisa mengirim data jaringan bus mesti bebas dari sinyal-sinyal. Untuk
mencegah sinyal bisa terus menerus aktif (bouncing) diperlukana adanya
terminator, di mana ujung dari kabel yang menghubungkan komputer-komputer
tersebut harus di-terminate untuk menghentikan sinyal dari bouncing (berbalik)
dan menyerap (absorb) sinyal bebas sehingga membersihkan kabel tersebut dari
sinyal-sinyal bebas dan komputer lain bisa mengirim data.
Dalam
topologi bus kelemahan yang sangat menganggu kerja dari semua komputer yaitu
jika terjadi masalah dengan kabel dalam satu komputer (ingat topologi bus
menggunakan satu kabel menghubungkan komputer) misalnya kabel putus maka semua
jaringan komputer akan terganggu dan tidak bisa berkomunikasi antar satu dengan
lainnya atau istilahnya ‘down’. Begitu pula jika salah satu ujung tidak
diterminasi, sinyal akan berbalik (bounce) dan seluruh jaringan akan
terpengaruh meskipun masing-masing komputer masih dapat berdiri sendiri (stand
alone) tetapi tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Kelemahan lain dari
topologi ini adalah bila terdapat gangguan disepanjang kabel pusat maka
keseluruhan jaringan akan mengalami ganguan.
Keunggulan
topologi Bus adalah pengembangan jaringan atau penambahan workstation baru
dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu workstation lain.
Topologi
linear bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan
kabel Coaxial menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm
pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan
mudah dihubungkan satu sama lain. Kesulitan utama dari penggunaan kabel coaxial
adalah sulit untuk mengukur apakah kabel coaxial yang dipergunakan benar-benar
matching atau tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar
akan merusak NIC (network interface card) yang dipergunakan dan kinerja
jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini
juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian
digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau node.).
II.2
Topologi Star/Bintang
topologi star
Topologi
bintang merupakan bentuk topologi jaringan yang berupa konvergensi dari node
tengah ke setiap node atau pengguna. Topologi jaringan bintang termasuk
topologi jaringan dengan biaya menengah.
Jenis
topologi jaringan ini menggunakan satu terminal sebagai terminal sentral yang
mengubungkan ke semua terminal client.
Terminal
sentral ini yang mengarahkan setiap data yang dikirimkan ke computer yang
dituju.Jenis jaringan ini apabila ada salah satu terminal client tidak
berfungsi atau media transmisi putus atau terganggumakant tidak akan
mempengaruhi kerja dari jaringan, karena gangguan tersebut hanya mempengaruhi
terminal yang bersangkutan.
Kelemahan
dari jenis topologi jaringan ini adalah ketergantungan terhadap suatu terminal
sentral. Hal tersebutmerupakan suatu gangguan yang sangat berarti apabila
terminal sentral tersebut mendapatkan gangguan, sehingga dicari suatu solusi
yang dapat mengatasi masalah tersebut.
Salah
satu solusi yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan dua buah terminal
sebagai server, sehingga apabila satu server dalam keadaan down dapat dialihkan
ke server yang kedua dan begitu seterusnya.
Kelebihan
dari Topologi jaringan ini antara lain, kerusakan pada satu saluran hanya akan mempengaruhi
jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut. Tingkat keamanan yang
termasuk tinggi. Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk. Penambahan dan
pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah.
II.3
Topologi Cincin/ring
topologi ring
Topologi
cincin adalah topologi jaringan dimana setiap titik terkoneksi ke dua titik
lainnya, membentuk jalur melingkar membentuk cincin.
Pada
topologi cincin memiliki kelemahan, komunikasi data dapat tergangu jika satu
titik mengalami gangguan. Jaringan FDDI dapat mengantisipasi kelemahan ini
dengan mengirim data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam.
Jaringan
FFDI(Fiber Distributed-Data Interface) sendiri, adalah standart komunikasi data
menggunakan fiber optic pada LAN dengan panjang sampai 200km. FFDI terdiri dari
dua token ring, yang satu berfungsi sebagai backup jika ada ring dari dua ring
tersebut yang putus atau mengalami gangguan. sebuah ring FFDI memiliki
kecepatan 100Mbps.
keuntungan topologi jenis ini, tidak
ada komputer yang memonopoli jaringan. karena setiap komputer mempunyai hak
akses yang sama terhadap data. dan dat mengalir dalam satu arah, sehingga
terjadinya crash/colussion dapat dihindarkan.
II.4 Topologi Mesh
topologi mesh
Topologi
Jenis ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran harus
disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah jumlah sentral dikurani 1 (n-1,
n = jumlah sentral).
Topologi
ini memiliki kelemahan, dimana tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan
meningkatnya jumlah sentral yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang
ekonomis juga relatif mahal dalam pegoprasiannya.
Keuntungan
utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault tolerance. Terjaminnya
kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.
II.5
Topologi Pohon/tree
topologi tree
Topologi
Jaringan Pohon (Tree) Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi
jaringan bertingkat. Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar
sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah dig
ambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin
tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan
komputer .
Topologi pohon sebenarnya merupakan pengembangan dari topologi
bintang, dengan salah satu simpul menjadi pengontrol bagi sejumlah simpul yang
berada dibawahnya.
Kelebihan topologi ini bisa digunakan pada jaringan lan mengingat
kemudahan untuk melakukan ekspansi dan mengurangi keruwetan kabel. Dengan
menggunakan hub tambahan, sejumlah komputer (piranti yang lain) dapat
dihubungkan dengan mudah.
Adapun
kelemahannya adalah, apabila simpul yang lebih tinggi kemudian tidak berfungsi,
maka kelompok lainnya yang berada dibawahnya akhirnya juga menjadi tidak
efektif. Cara kerja jaringan pohon ini relatif menjadi lambat.
Instalasi
Kabel UTP pada LAN
Kabel UTP itu adalah
kabel khusus buat transmisi data. UTP, singkatan dari “Unshielded Twisted
Pair”. Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi
elektromagnetik. Dan disebut twisted pair karena di dalamnya terdapat pasangan
kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan. Ada 5 kategori kabel UTP.
Dari kategori 1 sampai kategori 5. Untuk jaringan komputer yang terkenal adalah
kategori 3 dan kategori 5.
Kategori 3 bisa untuk
transmisi data sampai 10 mbps, sedang kategori 5 sampai 100 mbps. Kalau hanya
buat misalnya jaringan komputer di kantor atau kampus atau warnet, paling
hemat ya menggunakan yang kategori 3. Itu sudah lebih dari cukup.Setahu
penulis ada banyak merek yang beredar di pasaran, hanya saja yang terkenal
bandel dan relatif murah adalah merek Belden – made in USA. Kalau mau yang
lebih murah dan penggunaannya banyak, maka beli saja yang satu kotak,
panjangnya sekitar 150 meter. Jangan lupa beli konektornya. Konektornya
bentuknya seperti colokan telepon hanya saja lebih besar. Bilang saja mau beli
konektor RJ-45.
Foto RJ – 45 yang masih baru, belum di gencet pake tang
Satu lagi yang sangat penting, Anda harus punya tang khusus buat
memasang konektor ke kabel UTP, istilah kerennya adalah “crimp tool”. Alat ini
gunanya untuk ‘mematikan’ atau ‘menanam’ konektor ke kabel UTP. Jadi sekali
sudah di ‘tang’, maka sudah tidak bisa dicopot lagi konektornya. Dan kalau mau
yang lebih OK, biar tidak nanggung maka beli pula sebuah LAN tester. Anda bisa
membeli yang merek dari Taiwan saja agar lebih murah. Bentuknya seperti kotak
dan ada lampu LED-nya delapan pasang dan bisa kedap-kedip.
OK sekarang peralatan
udah siap, penulis mulai saja. Secara umum, pemasangan kabel UTP tersebut ada
dua tipe, yaitu tipe straight dan tipe cross. Disebut tipe straight soalnya
masing-masing kabel yang jumlahnya 8 itu berkorespondensi 1-1, langsung.
Sedangkan disebut cross soalnya ada persilangan pada susunan kabelnya.
Bingung?OK! Untuk tipe straight itu digunakan untuk menyambungkan kabel dari
client ke hub. Sedangkan untuk tipe cross adalah untuk client langsung
terhubung ke client (cpu to cpu) atau juga dari hub ke hub.
Kita bahas dulu yang
tipe straight
Tipe ini adalah yang paling gampang dibuat. Kenapa? Soalnya
langsung korespondensinya 1-1. Standar urutannya begini (dilihat dari lubang
konektor, dari kiri ke kanan – lihat Gambar 4) : 2 oranye – 1 hijau – 2 biru –
1 hijau – 2 coklat . 2 oranye disini maksudnya pasangan oranye muda sama oranye
tua dan seterusnya. Tapi tidak usah ikut standar pewarnaan itu juga sebenarnya
tidak masalah. Yang penting urutan kabelnya. Misal ujung pertama urutan pin
pertamanya oranye muda, maka ujung yang lain urutan pin pertamanya juga harus
oranye muda, jadi antar ujung saling nyambung. Sebenarnya tidak semua pin
tersebut digunakan.
Yang penting adalah pin
nomor 1,2,3 dan 6. Jadi misal yang disambung hanya pin 1,2,3 dan 6 sedangkan
pin yang lain tidak dipasang, tidak jadi masalah. Untuk lebih jelasnya silakan
lihat gambar di bawah yang penulis foto dari sebuah buku.
Yang kiri urutan korespondensi buat tipe straight, yang kanan yang
cross
Waktu akan memasangnya,
maka potong ujung kabelnya, kemudian susun kabelnya trus diratakan dengan pisau
potong yang ada pada crimp tool. Andak tidak perlu repot harus melepaskan
isolasi pada bagian ujung kabel, karena waktu Anda memasukan kabel itu ke
konektor lalu ditekan (pressed) dengan menggunakan crimp tool, sebenarnya saat
itu pin yang ada di konektor menembus sampai ke dalam kabel. Perhatikan, agar
penekannya (pressing) yang keras, soalnya kalau tidak keras kadang pin tersebut
tidak tembus ke dalam isolasi kabelnya. Kalau sudah kemudian Anda test
menggunakan LAN tester. Masukkan ujung ujung kabel ke alatnya, kemudian
nyalakan, kalau lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1
sampai 8 berarti Anda telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala
berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling mudah
yaitu Anda tekan (press) lagi menggunakan tang. Kemungkinan pinnya belum
tembus. Kalau sudah Anda tekan tetapi masih tidak nyambung, maka coba periksa
korespondensinya antar pin udah 1-1 atau belum. Kalau ternyata sudah
benar dan masih gagal, berarti memang Anda belum beruntung. Ulangi lagi sampai
berhasil.
LAN TESTER – alat untuk memeriksa benar tidaknya sambungan
kabel. Untuk tipe straight jika benar maka led 1 sampai 8 berkedip.
Berikut adalah gambar
dari bawah dari ujung kabel UTP yang sudah dipasangi konektor dan berhasil
dengan baik (urutan pewarnaan pinnya ikut standar):
urutan pin standar
Dan kalau yang ini tidak
standar, coba perhatikan urutan warna pinnya, sangat tidak standar, tapi tetap
saja bisa, yang penting korespondensinya satu satu (khusus tipe straight):
urutan
pin TIDAK standar
Tipe Cross
Untuk tipe cross itu digunakan untuk menyambungkan langsung antar dua PC, atau
yang umumnya digunakan untuk menyambungkan antar hub. (misalnya karena colokan
di hubnya kurang). Cara pemasangannya juga sebenarnya mudah, sama seperti tipe
straight, pin yang digunakan juga sebenarnya hanya 4 pin saja, yaitu pin 1, 2,
3 dan 6. Yang berbeda adalah cara pasangnya. Kalau pada tipe cross, pin 1
disambungkan ke pin 3 ujung yang lain, pin 2 ke 6, pin 3 ke 1 dan pin 6 ke 2.
Praktisnya begini, pada ujung pertama Anda bisa susun pinnya sesuai standar
untuk yang tipe “straight”, sementara itu di ujung yang lain Anda susun pinnya
sesuai standar buat tipe “cross”.Masih bingung? Begini cara mudahnya:Ujung pertama:
- oranye muda
- oranye tua
- hijau muda
- biru muda
- biru tua
- hijau tua
- coklat muda
- coklat tua
Maka di ujung yang lain
harus dibuat begini:
- hijau muda
- hijau tua
- orange muda
- biru muda
- biru tua
- orange tua
- coklat muda
- coklat tua
Sudah agak lebih mengerti?
Jadi disini posisi nomor 1, 2, 3 dan 6 yang ditukar. Nanti jika dites
menggunakan LAN tester, maka nantinya led 1, 2, 3 dan 6 akan saling bertukar.
Kalau tipe straight menyalanya urutan, sedangkan tipe cross ada yang
lompat-lompat. Tapi yang pasti harus menyalasemua setiap led dari nomor 1
sampai 8
TCP/IP
TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet
Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan
oleh komunitas internet
dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam
jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri,
karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite).
Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini.
Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat
lunak (software)
di sistem
operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
Protokol TCP/IP
dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah
protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk
membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar
jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan
fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini
menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP
Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat
saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable
yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda
(seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk
jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP selalu
berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap
jaringan komputer dan Internet.
Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet
Society (ISOC), Internet
Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force
(IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan,
dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan
oleh IETF.
Arsitektur
Arsitektur TCP/IP tidaklah
berbasis model referensi tujuh lapis OSI, tetapi
menggunakan model referensi DARPA. Seperti diperlihatkan
dalam diagram, TCP/IP merngimplemenasikan arsitektur berlapis yang terdiri atas
empat lapis. Empat lapis ini, dapat dipetakan (meski tidak secara langsung)
terhadap model referensi OSI. Empat lapis ini, kadang-kadang disebut sebagai DARPA
Model, Internet Model, atau DoD Model, mengingat TCP/IP
merupakan protokol yang awalnya dikembangkan dari proyek ARPANET yang
dimulai oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat.
Setiap lapisan yang
dimiliki oleh kumpulan protokol (protocol suite) TCP/IP diasosiasikan dengan
protokolnya masing-masing. Protokol utama dalam protokol TCP/IP adalah sebagai
berikut:
- Protokol lapisan aplikasi: bertanggung jawab untuk
menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP.
Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol
(HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol
(SMTP), Simple Network Management
Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa
implementasi stack protokol,
seperti halnya Microsoft TCP/IP,
protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan
antarmuka Windows Sockets
(Winsock) atau NetBIOS over TCP/IP (NetBT).
- Protokol lapisan antar-host:
berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented
atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam
lapisan ini adalah Transmission Control Protocol
(TCP) dan User Datagram Protocol (UDP).
- Protokol lapisan internetwork:
bertanggung jawab untuk melakukan pemetaan (routing)
dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket
IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol
(ARP), Internet Control Message
Protocol (ICMP), dan Internet Group Management
Protocol (IGMP).
- Protokol lapisan antarmuka
jaringan: bertanggung jawab untuk meletakkan frame-frame jaringan di
atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak
teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet
dan Token
Ring), MAN
dan WAN (seperti
halnya dial-up
modem yang berjalan di atas Public Switched Telephone
Network (PSTN), Integrated
Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode
(ATM)).
Pengalamatan
Protokol TCP/IP
menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau jaringan dalam
sebuah internetwork, yakni sebagai berikut:
- Pengalamatan
IP: yang berupa alamat logis yang terdiri atas 32-bit (empat oktet berukuran 8-bit) yang
umumnya ditulis dalam format
www.xxx.yyy.zzz
. Dengan menggunakan subnet
mask yang diasosiasikan dengannya, sebuah alamat IP pun dapat
dibagi menjadi dua bagian, yakni Network Identifier (NetID) yang
dapat mengidentifikasikan jaringan lokal dalam sebuah internetwork
dan Host identifier (HostID) yang dapat mengidentifikasikan host
dalam jaringan tersebut. Sebagai contoh, alamat 205.116.008.044
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.000
ke dalam Network
ID 205.116.008.000
dan Host ID 44. Alamat IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan
untuk sebuah host, yang dapat dilakukan secara manual (statis) atau
menggunakan Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP) (dinamis).
- Fully qualified domain name
(FQDN): Alamat ini merupakan alamat yang direpresentasikan dalam nama
alfanumerik yang diekspresikan dalam bentuk <nama_host>.<nama_domain>,
di mana <nama_domain> mengindentifikasikan jaringan di mana sebuah
komputer berada, dan <nama_host> mengidentifikasikan sebuah komputer
dalam jaringan. Pengalamatan FQDN digunakan oleh skema penamaan domain
Domain Name System (DNS). Sebagai contoh, alamat FQDN
id.wikipedia.org
merepresentasikan sebuah host dengan nama "id" yang
terdapat di dalam domain jaringan "wikipedia.org
". Nama
domain wikipedia.org
merupakan second-level domain yang terdaftar di dalam top-level
domain .org
,
yang terdaftar dalam root DNS, yang memiliki nama
"." (titik). Penggunaan FQDN lebih bersahabat dan lebih
mudah diingat ketimbang dengan menggunakan alamat IP.
Akan tetapi, dalam TCP/IP, agar komunikasi dapat berjalan, FQDN harus
diterjemahkan terlebih dahulu (proses penerjemahan ini disebut sebagai resolusi
nama) ke dalam alamat IP dengan menggunakan server yang menjalankan
DNS, yang disebut dengan Name Server atau dengan menggunakan berkas
hosts (/etc/hosts
atau %systemroot%\system32\drivers\etc\hosts
)
yang disimpan di dalam mesin yang bersangkutan.
Konsep
Dasar
Layanan
Berikut ini adalah layanan
tradisional yang dapat berjalan di atas protokol TCP/IP:
- Pengiriman berkas
(file transfer). File Transfer Protocol (FTP)
memungkinkan pengguna komputer yang satu untuk dapat mengirim ataupun
menerima berkas ke sebuah host di dalam jaringan. Metode otentikasi yang digunakannya
adalah penggunaan nama pengguna (user name) dan [[password]],
meskipun banyak juga FTP yang dapat diakses secara anonim (anonymous),
alias tidak berpassword. (Keterangan lebih lanjut mengenai FTP
dapat dilihat pada RFC 959.)
- Remote login. Network
terminal Protocol (telnet) memungkinkan pengguna komputer dapat
melakukan log
in ke dalam suatu komputer di dalam suatu jaringan secara jarak
jauh. Jadi hal ini berarti bahwa pengguna menggunakan komputernya sebagai
perpanjangan tangan dari komputer jaringan tersebut. (Keterangan lebih
lanjut mengenai Telnet dapat dilihat pada RFC 854 dan RFC 855.)
- Computer mail. Digunakan
untuk menerapkan sistem surat elektronik. (Keterangan lebih lanjut mengenai
e-mail dapat dilihat pada RFC
821 RFC 822.)
- Network File System (NFS). Pelayanan
akses berkas-berkas yang dapat diakses dari jarak jauh yang memungkinkan
klien-klien untuk mengakses berkas pada komputer jaringan, seolah-olah
berkas tersebut disimpan secara lokal. (Keterangan lebih lanjut mengenai
NFS dapat dilihat RFC 1001
dan RFC 1002.)
- Remote
execution. Memungkinkan
pengguna komputer untuk menjalankan suatu program tertentu di dalam komputer yang
berbeda. Biasanya berguna jika pengguna menggunakan komputer yang
terbatas, sedangkan ia memerlukan sumber yg banyak dalam suatu sistem
komputer.
Ada beberapa jenis remote execution, ada yang berupa
perintah-perintah dasar saja, yaitu yang dapat dijalankan dalam system
komputer yang sama dan ada pula yg menggunakan sistem Remote Procedure
Call (RPC), yang memungkinkan program untuk memanggil subrutin
yang akan dijalankan di sistem komputer yg berbeda. (sebagai contoh dalam Berkeley UNIX ada perintah rsh
dan rexec
.)
- Name server yang berguna
sebagai penyimpanan basis data nama host
yang digunakan pada Internet (Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada RFC 822 dan RFC 823 yang menjelaskan
mengenai penggunaan protokol name server yang bertujuan untuk
menentukan nama host di Internet.)
Request for Comments
RFC (Request For Comments)
merupakan standar yang digunakan dalam Internet, meskipun ada juga isinya yg
merupakan bahan diskusi ataupun omong kosong belaka. Diterbitkan oleh IAB yang
merupakan komite independen yang terdiri atas para peneliti dan profesional
yang mengerti teknis, kondisi dan evolusi Internet. Sebuah surat yg mengikuti
nomor RFC menunjukan status RFC :
- S: Standard,
standar resmi bagi internet
- DS: Draft
standard, protokol tahap akhir sebelum disetujui sebagai standar
- PS: Proposed
Standard, protokol pertimbangan untuk standar masa depan
- I: Informational,
berisikan bahan-bahan diskusi yg sifatnya informasi
- E:
Experimental, protokol dalam tahap percobaan tetapi bukan pada jalur
standar.
- H: Historic,
protokol-protokol yg telah digantikan atau tidak lagi dipertimbankan utk
standarisasi.
Bagaimanakah bentuk arsitektur dari TCP/IP
itu ?
Dikarenakan TCP/IP adalah
serangkaian protokol di mana setiap protokol melakukan sebagian dari
keseluruhan tugas komunikasi jaringan, maka tentulah implementasinya tak
lepas dari arsitektur jaringan itu sendiri. Arsitektur rangkaian protokol
TCP/IP mendifinisikan berbagai cara agar TCP/IP dapat saling menyesuaikan.
Karena TCP/IP merupakan
salah satu lapisan protokol Model OSI, berarti bahwa hierarki TCP/IP merujuk kepada 7
lapisan OSI tersebut. Tiga lapisan teratas biasa dikenal sebagai "upper
level protocol" sedangkan empat lapisan terbawah dikenal sebagai
"lower level protocol". Tiap lapisan berdiri sendiri tetapi
fungsi dari masing-masing lapisan bergantung dari keberhasilan operasi layer
sebelumnya. Sebuah lapisan pengirim hanya perlu berhubungan dengan lapisan yang
sama di penerima (jadi misalnya lapisan
data link penerima hanya berhubungan dengan lapisan data link
pengirim) selain dengan satu layer di atas atau di bawahnya (misalnya lapisan
network berhubungan dengan lapisan
transport di atasnya atau dengan lapisan data link di bawahnya).
Model dengan menggunakan
lapisan ini merupakan sebuah konsep yang penting karena suatu fungsi yang rumit
yang berkaitan dengan komunikasi dapat dipecahkan menjadi sejumlah unit yang
lebih kecil. Tiap lapisan bertugas memberikan layanan tertentu pada lapisan
diatasnya dan juga melindungi lapisan diatasnya dari rincian cara pemberian
layanan tersebut. Tiap lapisan harus transparan sehingga modifikasi yang
dilakukan atasnya tidak akan menyebabkan perubahan pada lapisan yang lain.
Lapisan menjalankan perannya dalam pengalihan data dengan mengikuti peraturan
yang berlaku untuknya dan hanya berkomunikasi dengan lapisan yang setingkat.
Akibatnya sebuah layer pada satu sistem tertentu hanya akan berhubungan dengan
lapisan yang sama dari sistem yang lain. Proses ini dikenal sebagai Peer
process. Dalam keadaan sebenarnya tidak ada data yang langsung dialihkan
antar lapisan yang sama dari dua sistem yang berbeda ini. Lapisan atas akan
memberikan data dan kendali ke lapisan dibawahnya sampai lapisan yang terendah
dicapai. Antara dua lapisan yang berdekatan terdapat interface
(antarmuka). Interface ini mendifinisikan operasi dan layanan yang
diberikan olehnya ke lapisan lebih atas. Tiap lapisan harus melaksanakan
sekumpulan fungsi khusus yang dipahami dengan sempurna. Himpunan lapisan dan
protokol dikenal sebagai "arsitektur jaringan".
Alamat
IP dan Nama Host
Alamat
IP
Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP)
adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai
alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.
Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6)
yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
Sistem pengalamatan IP ini terbagi
menjadi dua, yakni:
- IP versi 4 (IPv4)
- IP versi 6 (IPv6)
- Perbandingan Alamat IPv6 dan
IPv4
- Tabel berikut menjelaskan perbandingan karakteristik
antara alamat IP versi 4 dan alamat IP versi 6.
Kriteria
|
|
|
Panjang alamat
|
32 bit
|
128 bit
|
Jumlah total host (teoritis)
|
232=±4 miliar host
|
2128
|
Menggunakan kelas alamat
|
Ya, kelas A, B, C, D, dan E.
Belakangan tidak digunakan lagi, mengingat telah tidak relevan dengan
perkembangan jaringan Internet yang pesat.
|
Tidak
|
Alamat multicast
|
|
Alamat multicast IPv6,
yaitu FF00:/8
|
Alamat broadcast
|
|
Tidak ada
|
Alamat yang belum ditentukan
|
0.0.0.0
|
::
|
|
127.0.0.1
|
::1
|
Alamat IP publik
|
|
Alamat IPv6 unicast global
|
Alamat IP pribadi
|
|
Alamat IPv6 unicast site-local
(FEC0::/48)
|
Konfigurasi alamat otomatis
|
Ya (APIPA)
|
Alamat IPv6 unicast link-local
(FE80::/64)
|
Representasi tekstual
|
Dotted decimal format notation
|
Colon hexadecimal format notation
|
Fungsi Prefiks
|
|
Panjang prefiks
|
|
A Resource Record (Single A)
|
AAAA Resource Record (Quad A)
|
Alamat
IP versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat
IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam
protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol
IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296
host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan
dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari
alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol
sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia
melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
Contoh alamat IP versi 4
adalah 192.168.0.3.
Representasi
Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya
diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation),
yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku
referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet
berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0 hingga 255
(meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki
oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke
dalam dua buah bagian, yakni:
- Network
Identifier/NetID
atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama
dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan
oleh router
IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis
terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan
menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting.
Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki
alamat network identifier yang sama. Network identifier juga
harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork.
Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan
dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah
yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
- Host
Identifier/HostID
atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau
sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di
dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau
255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen
jaringan di mana ia berada.
Jenis-jenis
alamat
Alamat IPv4 terbagi
menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
- Alamat
Unicast,
merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang
dihubungkan ke sebuah Internetwork IP. Alamat unicast
digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
- Alamat
Broadcast,
merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node
IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam
komunikasi one-to-everyone.
- Alamat Multicast, merupakan
alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam
segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
- Kelas-kelas alamat
- Dalam RFC
791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari
oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi
pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet
pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit), tapi untuk
lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan
representasi desimal.
Kelas
Alamat IP
|
|
|
Digunakan
oleh
|
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala besar
|
Kelas B
|
128–191
|
10xx xxxx
|
Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast untuk
jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast (bukan
alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya digunakan
sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
Kelas A
Alamat-alamat kelas A
diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat
IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk
melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit
sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan
untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di
dalam mesin yang bersangkutan.
Kelas B
Alamat-alamat kelas B
dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama
di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14
bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network
identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host
identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk
setiap network-nya.
Kelas C
Alamat IP kelas C
digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet
pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit
selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host
identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan
254 host untuk setiap network-nya.
Kelas D
Alamat IP kelas D
disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda
dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu
diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai
alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal
alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Kelas E
Alamat IP kelas E
disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama
selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host.
Kelas
Alamat
|
Nilai
oktet pertama
|
Bagian
untuk Network Identifier
|
Bagian
untuk Host Identifier
|
Jumlah
jaringan maksimum
|
Jumlah
host dalam satu jaringan maksimum
|
Kelas A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas D
|
224-239
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Kelas E
|
240-255
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP
sekarang tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak
menggunakan kelas alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan
jelas bahwa alamat yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak
mencukupi kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin
meluas. Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti
alamat IPv4. Alamat yang dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless
address.
Alamat
Unicast
Setiap antarmuka jaringan
yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan
sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast
address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini
merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference Model
dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference
Model. Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host
dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang
memiliki alamat
MAC sepanjang 48-bit.
Alamat unicast
inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat
saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat
host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Alamat unicast
menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan
sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z
hingga 223.x.y.z
. Sebuah alamat unicast
dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.
Jenis-jenis
alamat unicast
Jika ada sebuah intranet tidak
yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast
dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan
teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy
server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu
public address (alamat publik) dan private address (alamat
pribadi).
Alamat publik
alamat publik adalah
alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah
network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host
yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke
Internet.
Ketika beberapa alamat
publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga
lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya.
Di Internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama
masih terkoneksi dengan Internet.
Alamat ilegal
Intranet-intranet
pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke Internet
dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik
yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi
selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema
alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin
telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya.
Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga
disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh
host lainnya.
Alamat Privat
Setiap node IP membutuhkan
sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork IP. Pada
kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke Internet akan
membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena
perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang
menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat
publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut.
Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara
global.
Ketika menganalisis
kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer
Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi, kebanyakan host
di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke
Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti
halnya akses terhadap web
atau e-mail,
biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang
berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy
server atau e-mail server. Hasilnya,
kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja
yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy,
router, firewall,
atau translator alamat jaringan) yang
terhubung secara langsung ke Internet.
Untuk host-host di
dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet,
alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan
mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer
Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut
sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan
alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP
yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat
pribadi atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik
dan ruangan alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka
alamat pribadi tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula
sebaliknya. Sebuah jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga
dengan jaringan privat atau private network.
Ruangan alamat pribadi
yang ditentukan di dalam RFC 1918
didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
- 10.0.0.0/8
- 172.16.0.0/12
- 192.168.0.0/16
Sementara itu ada juga
sebuah ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem
operasi:
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private
network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas
A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254.
Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan
untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B
atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting
di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 17.16.0.0/12
mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas
C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting
apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16
dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat
digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan
untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini
adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet
mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis
(dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol
Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan
alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan
dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.
Ruang
alamat
|
Dari
alamat
|
Sampai
alamat
|
Keterangan
|
010.000.000.000/8
|
010.000.000.001
|
010.255.255.254
|
Ruang alamat privat yang sangat besar (mereservaskan
kelas A untuk digunakan)
|
172.016.000.000/12
|
172.016.000.001
|
172.031.255.254
|
Ruang alamat privat yang besar (digunakan untuk
jaringan menengah hingga besar)
|
192.168.000.000/16
|
192.168.000.001
|
192.168.255.254
|
Ruang alamat privat yang cukup besar (digunakan
untuk jaringan kecil hingga besar)
|
169.254.000.000/16
|
169.254.000.001
|
169.254.255.254
|
Digunakan oleh fitur Automatic Private Internet
Protocol Addressing (APIPA) dalam beberapa sistem
operasi.
|
Karena alamat-alamat IP di
dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center
(InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat
publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi
tersebut di dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat
dijangkau dari Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host
yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke
sebuah gateway
(seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik
yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam
sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke Internet.
Alamat
Multicast
Alamat IP Multicast (Multicast
IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket
kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang
memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast
akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang
berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan
yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat
multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu
sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast
didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat multicast
IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4,
yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat
224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan
karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet
lokal.
Daftar alamat multicast
yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat pada situs IANA.
Alamat
Broadcast
Alamat broadcast
untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data
"satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak
mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node
yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut
dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP
multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat
tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis
alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed
broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast
tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan
alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang
digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring,
semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring,
yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Network Broadcast
Alamat network
broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit
host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful).
Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk
mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah
jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan
dengan alamat network broadcast.
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast
adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi
1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai
contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah
131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan
paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting,
atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast
tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP,
sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah
jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
All-subnets-directed broadcast
Alamat IP ini adalah
alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan
dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket
jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host
dalam semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang
berbasis kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network
identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast
untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah
alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis
kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16,
maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host dari sebuah
jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan memproses
paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk
meneruskan paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam
jaringan berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak
diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network
identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi
dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis
ini telah ditinggalkan.
Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat
yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1
(11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan
ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone
di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network
identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat
secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP)
atau Dynamic Host Configuration Protocol
(DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus
menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan
sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host, yang
berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket jaringan
yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat
ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node
di dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal
saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP, mengingat paket
data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat
ini disebut sebagai limited broadcast.
Alamat
IP versi 6
Alamat IP versi 6 (sering disebut
sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol IP versi 6.
Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4
x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IP versi
6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.
Selayang
pandang
Berbeda dengan IPv4
yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya
mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4,
meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4
miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini
hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit,
memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038
alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang
alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk
infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi
kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4,
IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika
dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka
dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful
address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP
Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang
menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat
jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host,
dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi
akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format
Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format
Prefix.
Pengalamatan IPv6
didefinisikan dalam RFC 2373.
Format
Alamat
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan
dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam
bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal
tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi
yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format,
berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat
IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam
bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas harus
dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000
0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000
1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit
tersebut harus dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan
heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil
konversinya adalah sebagai berikut:
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Penyederhanaan
bentuk alamat
Alamat di atas juga dapat
disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap blok yang
berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir. Dengan
membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21DA:D3:0:2F3B:2AA:FF:FE28:9C5A
Konvensi pengalamatan IPv6 juga
mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang banyak
karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah alamat IPv6
yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format mengandung
beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat disederhanakan
dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk menghindari
kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini sebaiknya hanya
digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya
pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh
setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut.
Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat
asli
|
Alamat
asli yang disederhanakan
|
Alamat
setelah dikompres
|
FE80:0000:0000:0000:02AA:00FF:FE9A:4CA2
|
FE80:0:0:0:2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FE80::2AA:FF:FE9A:4CA2
|
FF02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
FF02:0:0:0:0:0:0:2
|
FF02::2
|
Untuk menentukan berapa banyak bit
bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam
sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang
tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan
angka tersebut dikalikan dengan 16. Sebagai contoh, alamat FF02::2 hanya
mengandung dua blok alamat (blok FF02 dan blok 2). Maka, jumlah bit yang
dibuang adalah (8-2) x 16 = 96 buah bit.
Format
Prefix
Dalam IPv4, sebuah alamat
dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan
angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask.
IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk kepada
subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks adalah sebuah
bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang tetap atau
bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet
identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama
seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks].
Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefiks
subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan
sebagai berikut:
3FFE:2900:D005:F28B::/64
Pada contoh di atas, 64
bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64
bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
Jenis-jenis
Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa
jenis format prefix, yakni sebagai berikut:
- Alamat Unicast, yang menyediakan
komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host
dalam sebuah jaringan.
- Alamat Multicast,
yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host
yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
- Alamat Anycast, yang menyediakan
metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group.
Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat
ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address)
dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan
alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
- Link-Local, merupakan
sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
- Site-Local, merupakan
sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
- Global
Address,
merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat
berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet
berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan
alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Unicast Address
Alamat IPv6 unicast
dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
- Alamat
unicast global
- Alamat
unicast site-local
- Alamat
unicast link-local
- Alamat
unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
- Alamat
unicast loopback
- Alamat
unicast 6to4
- Alamat unicast
ISATAP
Unicast global addresses
Alamat unicast global
IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable
Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat
secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan
menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level
(Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa
alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global.
|
Top Level Aggregation Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan
datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID).
|
Next Level Aggregation Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site)
kustomer tertentu.
|
Site Level Aggregation Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet
dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site.
ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).
|
Unicast site-local addresses
Alamat unicast site-local
IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat
terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi.
Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam
sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat
ini adalah FEC0::/48
.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
111111101100000000000000000000000000000000000000
|
48 bit
|
Nilai ketetapan alamat unicast site-local
|
Subnet Identifier
|
16 bit
|
Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet
dalam sebuah struktur subnet datar. Administrator juga dapat membagi bit-bit
yang yang memiliki nilai tinggi (high-order bit) untuk membuat sebuah
infrastruktur routing hierarkis.
|
Interface Identifier
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik.
|
Unicast link-local address
Alamat unicast link-local
adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam subnet yang sama.
Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem
operasi Microsoft
Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan
alamat-alamat ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga
memiliki fungsi resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery.
Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis alamat ini adalah FE80::/64
.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat unicast
link-local.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam
subnet yang spesifik.
|
Unicast unspecified address
Alamat unicast yang
belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator
atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama
dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0
. Nilai alamat ini dalam IPv6
adalah 0:0:0:0:0:0:0:0
atau dapat disingkat menjadi dua
titik dua (::
).
Unicast Loopback Address
Alamat unicast loopback
adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam
sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1
, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1
, atau ::1
.
Unicast 6to4 Address
Alamat unicast 6to4
adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4
agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti
alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16
, dengan tambahan 32 bit dari
alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 48-bit, dengan
format 2002:WWXX:YYZZ::/48
, di mana WWXX
dan YYZZ
adalah representasi dalam notasi colon-decimal
format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z
dari alamat publik IPv4. Sebagai
contoh alamat IPv4 157.60.91.123
diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9D3C:5B7B::/48
.
Meskipun demikian, alamat
ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA
ID:Interface ID
.
Unicast ISATAP Address
Alamat Unicast ISATAP
adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam
sebuah Intranet
IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast
link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global
(yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit
ISATAP Identifier (0000:5EFE), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang
dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan
dalam alamat ini dinamakan dengan subnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya
dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat
pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
Multicast Address
Alamat multicast IPv6
sama seperti halnya alamat multicast pada
IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan
terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat
yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah FF00::/8
.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
11111111
|
8 bit
|
Tanda pengenal bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal apakah alamat ini
adalah alamat transient atau bukan. Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan
alamat transient, dan alamat ini merujuk kepada alamat multicast yang
ditetapkan secara permanen. Jika nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat
transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast,
seperti halnya interface-local, link-local, site-local, organization-local
atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi sebagai tanda pengenal group multicast
|
Anycast Address
Alamat Anycast
dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast
untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan
menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamat anycast ke interface
terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan
alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena
alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak
penerima.
Nama
host
Nama host atau Hostname adalah nama
komputer. Pemberian nama ini spesifik, untuk satu komputer tertentu saja dalam
suatu jaringan.
Karena sifatnya yang unik,
maka dalam satu jaringan tidak boleh ada 2 atau lebih hostname yang sama.
Jika terjadi penamaan yang
sama, maka sistem akan memberitahukan bahwa telah terjadi duplikasi nama. Tapi
jika komputer tidak saling terkoneksi ke jaringan memberikan nama komputer yang
sama tidak masalah.
Untuk mengecek hostname di
Windows XP
bisa menekan tombol "LogoWindows+PauseBreak", kemudian klik tab Computer
Name.