USAHA KERAJINAN BAHAN DAUR ULANG


A. JUDUL KEGIATAN
USAHA KERAJINAN BAHAN DAUR ULANG
Sebagai peluang usaha dan kesempatan bekerja bagi pemulung jalanan
B.LATAR BELAKANG

Ketika dunia di kendalikan oleh kebebasan, kebutuhan akan kebebasan di rasakan akan menjadi sebuah kewajiban untuk diperoleh oleh setiap orang, maka persaingan yang tidak sehat dapat kita rasakan. Sejauh rasa saling memiliki dan menghargai masih ada, kesenjangan sosial dapat sedikit di reduksi dengan saling mengerti dan memahami satu sama lain. Begitu juga dengan kebutuhan untuk mencapai hidup yang layak. Semua orang pasti setuju, bila pikiran dan niat dari berbagai upaya yang kita lakukan setiap hari adalah sebagai upaya untuk mencapai kehidupan yang layak.
Namun dibalik aktivitas tersebut, manusia meninggalkan hal yang tidak seharusnya ditinggalkan, misalnya apabila seseoarang tengah berjalan-jalan sambil menghisap sebatang rokok. Maka dengan sadar atau tidak karena telah terbiasa, mereka membuang seenaknya puntung rokok tersebut.

Fenomena sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang/material yang kita gunakan sehari-hari. Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari jenis material yang kita konsumsi. Oleh karena itu pegelolaan sampah tidak bisa lepas juga dari gaya hidup masyrakat. Peningkatan jumlah penduduk dan gaya hidup sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai 170 kali besar Candi Borobudur (volume Candi Borobudur = 55.000 m3). [Bapedalda, 2000]. Selain Jakarta, jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung. Kota metropolitan lebih banyak menghasilkan sampah dibandingkan dengan kota sedang atau kecil.

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip?prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang.
Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang. Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota.
Hambatan terbesar daur-ulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidak dirancang untuk dapat didaur-ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama ini para pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untuk melakukannya.
Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility – EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembali produk-produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untuk mendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur-ulang, tanpa material-material yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapat dilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadap material-material yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yang bermasalah. Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industri merancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur-ulang di sisi lain, merupakan sistem-sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi-fungsi landfill atau insinerator.
Masalah ini juga terjadi di kota Malang, kota yang terletak di Jawa Timur yang berpenduduk lebih dari 768.000 jiwa (2003) ini dikenal sebagi kota pelajar. Meski tidak menyandang sebagai Ibukota Propinsi seperti halnya Semarang, Jogjakarta, Bandung, Surabaya ataupun Jakarta. Bahkan dalam hal ini kota Malang telah menjelma sebagai salah satu kota tujuan para siswa untuk menimba ilmu. Inilah nilai lebih kota dengan kepadatan 6.171 jiwa/km². Tetapi dengan seiring bertambahnya penduduk kota Malang, keberadaan merekapun menyisakan masalah, mereka memproduksi sampah setiap harinya.
Di kota Malang terdapat juga permasalahan jalanan, selain sampah yang dihasilkan oleh penduduk kota ini setiap harinya, satu lagi yang sedikit menyedihkan adalah banyak pekerja anak yang libur saat jam sekolah, mereka memiliki beraneka ragam profesi, seperti: pengamen, pemulung dan bahkan ada yang sudah terjerumus pada lingkaran pergaulan yang tidak semestinya mereka berada disana.
Inilah fakta dari kondisi yang ada, apalagi keberadaan mereka merupakan sebuah ironi dari kota yang menyandang predikat sebagai kota pelajar. Menurut Dinas Sosial kota Malang, ada sekitar 555 orang anak jalanan yang tersebar di 5 kecamatan, yaitu Kedung Kandang, Lowokwaru, Klojen, Blimbing dan Sukun (Desember,2005). Meskipun, Jumlah ini tidak dapat menjadi acuan untuk memastikan berapa anak usia sekolah yang libur saat jam sekolah. Sulit untuk menentukan apa sebenarnya penyebab utama meningkatnya anak jalanan. Tak dapat diingkari bahwa keadaan ekonomi adalah salah satu penyebabnya. Banyak anak yang terpaksa bekerja untuk membantu orang tua membiayai sekolah atau memenuhi kebutuhan keluarga (Mansyur, dalam Zuriah N,1998). Di Indonesia, dalam Repelita VI diperkirakan jumlah anak di bawah usia 15 tahun yang terpaksa bekerja masih cukup tinggi, sekitar 2,4 juta jiwa, yang terdiri dari 1,4 juta anak laki-laki dan 1 juta anak perermpuan (Subekti, dalam Zuriah N,1998).
Dari pihak keluarga sendiri kadang merasa bangga apabila anaknya ikut membantu memenuhi kebutuhan keluarga dengan cara bekerja, karena bagi keluarga tersebut berarti mereka memiliki anak yang baik dan penurut ( Budisantoso, dalam Zuriah N,1998). Namun tidak juga dapat diingkari bahwa anak bekerja karena keinginannya sendiri. Mereka sadar bahwa tanpa sekolahpun mereka dapat bekerja dan menghasilkan uang, selain itu pengetahuan yang di dapat di sekolah tidak menjamin untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi (White dan Candraningsih, dalam Zuriah N,1998).
Dari alasan inilah, seharusnya kita memberikan solusi alternatif dimana aktivitas kreativitas yang berbasis pemanfaatan sumber daya alam yang selama ini terbuang, dapat dimanfaatkan dengan cerdas dan efisien oleh pemulung jalanan. Seperti: membuat pigura daur ulang, lampion dari sisa tusuk ice cream, dan lain-lain.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dipecahkan oleh program ini adalah:
1. Bagaimana kerajinan bahan daur ulang dapat menjadi solusi untuk menanggulangi masalah sampah?
2. Dapatkah kerajinan bahan daur ulang menjadi solusi alternatif sebagai peluang usaha dan kesempatan bekerja bagi pemulung jalanan?
D. TUJUAN PROGRAM
Adapun tujuan dari kegiatan ini, adalah:
1. Mengetahui kerajinan bahan daur ulang dapat menjadi solusi untuk menanggulangi masalah sampah
2. Memberikan solusi alternatif berupa pemanfaatan bahan daur ulang sebagai peluang usahadan kesempatan bekerja bagi pemulung jalanan.
E. LUARAN YANG DI HARAPKAN
Adapun luaran yang di harapkan dari program kreativitas mahasiswa ini adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya produk daur ulang dengan aneka desain yang memiliki nilai jual lebih di masyarakat.
2. Tertanggulanginya masalah pengangguran.
3. Tertanggulanginya masalah limbah lokal di kota Malang.
4. Terjadinya hubungan kemitraan antara mahasiswa pelaksana dengan para pemulung jalanan, sebagai bantuan wirausaha bagi mereka.
5. Kerajinan daur ulang dapat di ekspor ke luar negeri.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Adapun kegunaan dari program “kerajinan daur ulang” ini, adalah:
1. Bagi lingkungan sosial
• Membantu. menanggulangi masalah pengangguran
• Menumbuhkan sikap kreatif bagi pemulung jalanan dalam berwirausaha
• Membantu menangulangi sampah di kota Malang
• Memfasilitasi potensi diri pemulung jalanan, dalam berkreasi.
2. Bagi mahasiswa pelaksana
• Memberikan kesempatan untuk mengembangkan wawasan dalam berinteraksi sosisal.
• Mengembangkan kemampuan dalam bekerja sama,baik dengan peserta, pendamping maupun dengan anggota tim.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Setiap hari, sampah dihasilkan lingkungan tempat dimana kita berada,baik secara langsung atau tidak. Bila di biarkan begitu saja, maka kita adalah bagian dari manusia yang tidak peduli pada lingkungan, kita hanya dapat membuang tanpa ada daya analisa tentang manfaat dari limbah tersebut.
Penanggulang sampah, dapat di bakar atau dapat juga di manfaatkan untuk keterampilan yang mempunyai nilai jual. Keberadaan sampah di kota-kota besar seharusnya dapat di manfaatkan secerdas mungkin, dengan daur ulang dan merubahnya kepada sesuatu barang yang dapat menghasilkan Profit.Tentunya dengan berpatokan kepada prinsip kemitraan dengan para pemulung yang setiap harinya mengais rezeki dari sampah-sampah tersebut. Hal ini juga bisa di jadikan sebagai lahan pekerjaan bagi mereka.
Penjualan prodak daur ulang dapat dijual di pinggir-pinggir jalan, momen perayaan ulang tahun kota atau daerah dan bisa di tempat-tempat perbelajaan-perbelanjaan lainnya. Bila permintaan pasar sudah terbilang tinggi maka kegiatan wirausaha ini dapat melakukan manuver pemasaran ketingkat nasional dan bahkan internasional.
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
1. Persiapan program
a. Penyuluhan dan/ atau strategi pasar
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung atau tidak langsung. Kegiatan uni juga bertujuan untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang peluang usaha kerajianan bahan daur ulang ini.
b. Survei pasar
Setelah mencapai satu pengertian dan pemahaman antara satu dan lainnya, selajutnya diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah otlet dan/ atau toko yang menjual kerajinan bahan daur ulang. Pada tahap ini juga di perlukan daya analisa yang kuat untuk mengetahui potensi pasar yang masih belum tersentuh sehingga kita dapat mempelajarinya untuk dijadikan masukan untuk usaha kerajinan bahan daur ulang ini.
2. Penjualan
a. Pemilihan bahan
b. Penyiapan tempat, peralatan dan perlengkapan
c. Pembuatan desain produk
d. Kegiatan produksi dan penjualan
e. Perintisan jaringan pemasaran
3. Pasca program
a. Evaluasi program dan penyusunan rencana tindak lanjut
b. Pembuatan laporan akhir
I. JADWAL KEGIATAN
kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Persiapan program
Penyuluhan, strategi pasar X
Survei pasar X
2. Penjualan
Pemilihan bahan X
Penyiapan perlengkapan X
Pembuatan desain produk X X
Kegiatan produksi dan penjualan X X X X
Perintisan jaringan pemasaran X X
3. Pasca program
Evaluasi program X
Pembuatan laporan akhir X
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama : Rivi Abdul Jabar
NIM : 04360025
Fakultas/Program Studi : Bahasa Inggris
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam/minggu
Alamat : Pesma Al-Hikam, Jl Cengger Ayam 25 Malang
Telepon : 0856 8 18 00 18
Pengalaman :
• Panitia pemilu raya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM 2005
• Ketua bidang Advokasi Himpunan Mahasiswa Jurusan “Progressio” UMM 2005-2006
• Senat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM 2006-2007
• Wakil Sekertaris umum bidang PKTP Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat K I P, UMM 2005-2006
• Loisan Officer PIMNAS XIX di Universitas Muhammadiyah Malang
• Ketua Tim PKMM “Pembinaan Vocational Skill sebagai Ramuan Mujarab untuk Anak Jalanan” Dikti 2007
2. Anggota pelaksana
Nama : Lailatul Rif’ah
NIM : 06360154
Fakultas/Program Studi : Bahasa Inggris
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam/minggu
Alamat : Jl Raya Mulyoagung Jetis 55b Malang
Telepon : 08564972094
Pengalaman :
• Anggota International Language Forum 2007-2008
• Panitia Rektor cup 2006-2007
• Panitia English Fiesta se-Jawa Timur 2006-2007
Nama : Galvin Tejo Sumarto
NIM : 04360008
Fakultas/Program Studi : Bahasa Inggris
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam/minggu
Alamat : Jl Akik 46, Tlogomas Malang
Telepon : 0818548530
Pengalaman :
• Peserta Student day, Universitas Muhammadiyah Malang 2004
• Peserta P2KK, Universitas Muhammadiyah Malang 2004
Nama : Nurlaili Fajrin
NIM : 04360037
Fakultas/Program Studi : Bahasa Inggris
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu untuk kegiatan PKM : 5 jam/minggu
Alamat : Jl. Notojoyo 18, Malang
Telepon : 08574603711
Pengalaman :
• Peserta Student day, Universitas Muhammadiyah Malang 2004
• Peserta P2KK, Universitas Muhammadiyah Malang 2004
• Anggota Taekwondo , Universitas Muhammadiyah Malang 2004-2008
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama Lengkap : Santi Prastiyowati S.Pd
2. NIP : 104 0509 0428
3. Golongan Pangkat : III A
4. Jabatan : Asisten Ahli
5. Fakultas/ Program studi : Keguruan dan Ilmu Pendidikan/ Bahasa Inggris
6. perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
L. BIAYA
1. Persiapan PKM
Kesekretariatan
• Percetakan proposal Rp. 20.000,-
• Penggandaan proposal
15 x Rp. 5000,- Rp. 75.000,-
• Kertas 3 Rim Rp. 90.000,-
• Tinta Printer Rp. 60.000,-
Rp.245.000,-
Dokumentasi
• 3 rol film x Rp. 25.000,- Rp. 75.000,-
• Baterai Rp. 20.000,-
• Cuci cetak 3 x Rp 20.000,- Rp. 60.000,-
Rp. 155.000,-
2. Pelaksanaan PKM
• Bahan pengawet Rp. 400.000,-
• Cat warna Rp. 500.000,-
• Alat pemotong Rp. 150.000,-
• Alat pengukur Rp. 50.000,-
• Alat perekat Rp. 150.000,-
• Serbuk pasir Rp. 350.000,-
• Manik-manik Rp. 300.000,-
• Alat packing Rp. 200.000,-
• Alat pertukangan Rp. 200.000,-
Rp.2.300.000,-
3. Penunjang PKM
• Transfortasi lokal Rp. 200.000,-
• Transortasi pemasaran Rp. 400.000,-
• Telepon dan faximile Rp. 700.000,-
• Survey pasar Rp. 400.000,-
• Promosi media cetak Rp. 500.000,-
• Pengadaan brosur Rp. 300.000,-
• Sewa tempat pemasaran Rp. 800.000,-
Rp. 3.300.000,-
Jumlah Rp. 6.000.00,-

Recent Posts

comments powered by Disqus