Sejarah Perkembangan dan Dinamika Islam di INDONESIA

Masuknya Agama Islam ke Nusantara (Indonesia) membawa pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya masyarakat di wilayah tersebut. Secara kronologis, berikut adalah peristiwa penting dalam perjalanan Islam di Indonesia

Tahun 674 M
Sumber sejarah berita Cina melaporkan bahwa di pantai barat Pulau Sumatera telah terbentuk permukiman orang-orang Tazi atau Ta-shih (Arab)

Tahun 1082 M
Temuan nisan Fatimah binti Maimun bin Hibat Alah (w. 475 H/1082 M) di Leran, Gresik, Jawa Timur, dianggap sebagai bukti awal masuknya Islam di Jawa, terutama daerah pesisir utara jawa.

Tahun 1281 M
Seiring dengan situasi politik Majapahit yang mulai mengalami kekacauan karena perebutan kekuasaan di kalangan keluarga raja, pengaruh Islam semakin berkembang di Jawa

Tahun 1290 M
Pada abad ke-13 berdiri kerajaan Islam pertama di Indonesia, Samudera Pasai. Nama kerajaan ini berasal dari nama dua kota di pesisir timur laut Aceh, yaitu Samudera dan Pasai, yang merupakan tempat singgah kapal pedagang Arab sejak abad ke-7

Tahun 1500 M
Kesultanan Demak berdiri. Semula Demak berada di bawah pemerintahan Kerajaan Majapahit. Setelah Raden Fatah (putra raja terakhir Majapahit) dewasa, ia memperoleh kekuasaan atas daerah Demak. Atas dukungan raja Jepara, Gresik dan Tuban, Raden Fatah naik takhta menjadi raja Demak pertama dan melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Di bawah kepemimpinannya, Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa.

Tahun 1500 M
Kesultanan Cirebon berdiri. Tokoh yang paling berperan menjadi Cirebon sebagai kesultanan adalah Syarif Hidayatullah yang oleh sebagian sejarawan dianggap sama dengan Sunan Gunung Jati.

Tahun 1500 M
Kesultanan Ternate berdiri. Islam menjadi agama kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin (raja Ternate ke-19) kembali dari Giri dan menyandang gelar sultan, sebagai salah satu pusat penyiaran Islam di kawasan timur, mubalig dari Ternate berdakwah ke seluruh Kep. Maluku, Sulawesi, Buyton, Sumbawa, dan Papua, bahkan sampai ke P. Sulu dan Mindanao di Filipina Selatan

Tahun 1511 M
Malaka, kerajaan maritim serta pusat perdagangan dan penyebaran Islam terbesar di kawasan Nusantara, dikalahkan Portugis. Akibat kekalahan ini, muncul pusat-pusat perdagangan dan agama Islam baru, seperti Kerajaan Aceh, Goa dan beberapa pusat perdagangan di daerah pesisir utara Jawa

Tahun 1514 M
Kesultanan Aceh (Aceh Darussalam) berdiri. Pendirinya adalah Sultan Ali Mughayat Syah. Semula daerah kekuasaannya hanya meliputi Aceh Besar dan Daya, tetapi kemudian diperluas sampai ke Pidie, Aru, Perlak, Tamiang dan Lamuri

Tahun 1524 M
Sunan Gunung Jati mendirikan kerajaan Islam terbesar di Jawa Barat, Kesultanan Banten, setelah ia menguasai Banten yang semula merupakan wilayah Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran.

Tahun 1525 M
Kesultanan Kutai berdiri di Kalimantan Timur pada masa pemerintahan Aji Raja Mahkota Mulia Islam atau Aji Raja Diistana atau Aji Dimakam (1525-1600)

Tahun 1538 M
Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah rajanya yang ke-6, Timbang Timbangan atau Halu Oleo, memeluk agama Islam

Tahun 1539 M
Setelah Raden Fatah (raja pertama Demak) wafat, sebagian bangsawan Demak melarikan diri ke Palembang, lalu mendirikan kesultanan Palembang dengan Ki Gedeng Suro (1529-1572) sebagai rajanya

Tahun 1546 M
Kesultanan Pajang berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di pedalaman Jawa di daerah Kartasura (dekat Surakarta). Kesultanan ini hanya berusia 45 tahun sejak raja pertama (Joko Tingkir) naik takhta hingga dikuasai Mataram (1591)

Tahun 1582 M
Setelah Kesultanan Pajang runtuh, berdiri Kesultanan Mataram, Pangerazn Ngabehi Lor Ing Pasar mengangkat dirinya sebagai raja Mataram dengan gelar Panembahan Senopati Ing Ngalogo. Kesultanan Mataram memiliki andil besar dalam pengembangan dan penyiaran Islam di Jawa.

Tahun 1593 M
Kerajaan Goa menjadi kerajaan Islam. Kerajaan Goa adalah salah satu kerajaan tertua dan terbesar di Sulawesi Selatan, selain Kerajaan Luwu dan Bone. Kerajaan Goa berdiri sejak awal abad ke-13, namun agama Islam baru menjadi agama kerajaan pada masa pemerintahan Sultan Alauddin (153-1639). Ibukotanya semula bernama Somba Opu, lalu menjadi Makasar.

Tahun 1595 M
Kesultanan Banjar berdiri di Kalimantan Selatan. Kesultanan ini pada awalnya bernama Kerajaan Daha. Saat itu, Samudera (Pangeran Daha yang belum memeluk Islam) meminta bantuan Kesultanan Demak untuk merebut kekuasaan di Daha seraya berjanji akan masuk Islam. Setelah berhasil, ia memenuhi janjinya. Ia menjadi penguasa Kesultanan Banjar dengan gelar Maharaja Suryanullah (Sultan Suriansyah)

Tahun 1620 M
Sebelum menjadi kesultanan, Bima adalah kerajaan yang didominasi ajaran Hindu-Budha dan animisme. Bima menjadi kesultanan setelah rajanya, La Ka'I, memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Kahir.

Tahun 1722 M
Kesultanan Johor-Riau berdiri

Tahun 1723 M
Salah satu pusat penyebaran agama Islam di Sumatera Timur adalah Kesultanan Siak Sri Indrapura. Kesultanan ini didirikan oleh Raja Kecil (putra Sultan Mahmud II, penguasa Johor) yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.

Tahun 1755 M
Setelah berakhir perang Giyanti (1755), wilayah kekuasaan Mataram semakin terpecah belah. Berdasarkan Perjanjian Giyanti, Mataram terpecah menjadi dua, yaitu Mataram Surakarta dan Mataram Yogyakarta. Pada tahun 1757 dan 1813, perpecahan terjadi lagi dengan munculnya Mangkunegaran dan Pakualam.

Tahun 1802 M
Muncul gerakan pembaruan Islam di Minangkabau (Gerakan Paderi) yang mendapatkan perlawanan kuat dari Kaum Adat. Akibat campur tangan Belanda, meletus perang Paderi (1812-1837). Salah seorang pemimpin Perang Paderi yang dikenal adalah Tuanku Imam Bonjol.

Tahun 1818 M
Kesultanan Riau berdiri

Tahun 1825-1830 M
Perang Diponegoro pecah sebagai gerakan perlawanan terhadap penjajah Belanda dalam rangka mengembalikan nilai-nilai keislaman dalam tatanan kehidupan masyarakat Jawa.

Tahun 1873-1904 M
Perang Aceh, perang antara masyarakat Aceh dan penjajah Belanda. Perang ini bermula ketika Belanda berusaha memperluas kekuasaan di Aceh yang saat itu terkenal sebagai penghasil lada, namun ditentang oleh Kesultanan Aceh. Bagi masyarakat Aceh, perang tersebut merupakan perang sabil ("perang suci") karena melawan "orang kafir" (Belanda).

Tahun 1888 M
Pemberontakan petani Banten

Tahun 1905 M
Jami'at Khair didirikan di Jakarta. Mayoritas anggota organisasi pendidikan muslim ini adlaah keturunan Arab meskipun terbuka untuk umum

Tahun 1905 M
H. Samanbudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) pada 16 Oktober 1905 di Solo.

Tahun 1912 M
Tanggal 10 September 1912 Sarekat Islam (SI) didirikan. SI tumbuh dari organisasi pendahulunya, yaitu Sarekat Dagang Islam (SDI)

Tahun 1912 M
Ahmad Dahlan bersama teman-temannya mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta (18 November 1912). Muhammadiyah baru diakui pemerintah Hindia Belanda pada 22 Agustus 1914.

Tahun 1915 M
Al-Irsyad berdiri 11 Agustus 1915. Organisasi ini bergerak di bidang pendidikan

Tahun 1923 M
KH. Zamzam mendirikan Persatuan Islam (Persis) di Bandung pada 17 September 1923. Organisasi ini berusaha keras mengembalikan kaum muslim kepada Al-Qur'an dan hadis, menghidupkan jihad serta ijtihad; membasmi bidah, khurafat, takhyul dan memperluas tablig serta dakwah Islam.

Tahun 1925 M
Jong Islamieten Bon (JIB) berdiri dengan pelopor Raden Samsurjial, ketua umum Kongres VI Jong Java (1923). JIB dimaksudkan sebagai sarana pemersatu pemuda Islam.

Tahun 1926 M
Nahdlatul Ulama (NU) berdiri di Surabaya pada 16 Rajab 1344/31 Januari 1926 atas prakarsa KH Abdul Wahab Hasbullah dan KH Muhammad Hasyim Asy'ari

Tahun 1937 M
Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), organisasi sosial Islam, berdiri pada 21 September 1937. MIAI merupakan cikal bakal Masyummi.

Tahun 1945 M
Terbentuk rumusan untuk Pembukaan Undang-Undang Dasar yang dikenal sebagai Piagam Jakarta

Tahun 1945 M
Berdirinya Masyummi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), partai politik yang dibentuk melalui kongres umat Islam Indonesia di Yogyakarta

Tahun 1947 M
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan di Yogyakarta

Tahun 1949 M
Muncul gerakan Darul Islam-Tentara Islam Indonesia (DI-TII), yaitu gerakan politik dan militer yang bertujuan mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) lewat proklamasi 17 Agustus 1949 oleh S. M. Kartosuwiryo di Tasikmalaya Gerakan DI-TII berlangsung selama 13 tahun.

Tahun 1952 M
Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan keluar dari Partai Masyumi dan menjadi parpol tersendiri

Tahun 1955 M
Dalam Pemilihan Umum I tahun 1955, partai-partai Islam memperoleh total suara 43,5%

Tahun 1960 M
Masyumi membubarkan diri setelah menolak konsep kabinet yang terdiri dari empat partai (PNI, Masyumi, NU dan PKI)

Tahun 1967 M
Masjid Istiqlal, Jakarta diresmikan

Tahun 1967 M
Berdiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), sebuah yayasan Islam di bidang dakwah sebagai hasil musyawarah ulama dan pemuka agama seJakarta Raya.

Tahun 1968 M
Musabaqah Tilawatil Qur'an (tingkat nasional) pertama di Makassar, Sulawesi Selatan

Tahun 1972 M
Indonesia menjadi anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam), organisasi yang bertujuan mewujudkan solidaritas Islam dan mengupayakan kerjasama negara anggota, antara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya dan ilmu pengetahuan.

Tahun 1975 M
Terbentuk lembaga koordinasi dan konsultasi yang menghimpun pemikiran ulama se-Indonesia, Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Tahun 1984 M
Muktamar ke-27 Nahdlatul Ulama (NU) memutuskan Pancasila sebagai asas tunggal dan pernyataan kembali ke Khittah 1926.

Tahun 1990 M
Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) terbentuk

Tahun 1991 M
Festival Istiqlal I. Festival ini menampilkan kebudayaan Indonesia yang bernapaskan Islam. Festival ini juga menampilkan kebudayaan Islam dari negara lain, seperti Malaysia, Pakistan dan Brunei Darussalam

Tahun 1991 M
Bank Muamalat Indonesia (BMI) berdiri. Setelah mendapatkan izin prinsip pada 1 Mei 1992, BMI mulai beroperasi

Tahun 1996 M
Konferensi tingkat menteri luar negeri negara OKI di Jakarta

Tahun 1997 M
Festival Istiqlal II

Tahun 1999 M
Setelah rezim Orde Baru tumbang, muncul partai-partai yang menggunakan asas Islam sebagai landasan partai pada pemilu 1999

Tahun 2003 M
Terjadi unjuk rasa besar-besaran di tanah air terhadap Amerika Serikat dan sekutunya yang menyerang Irak

Tahun 2004 M
Mahkamah Syar'iyah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) diresmikan Dasar hukum pembentukan Mahkamah Syar'iyah di NAD adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus DI Aceh sebagai Propinsi NAD

Tahun 2005 M
Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) IV di Masjid Istiqlal, tanggal 17-21 April 2005

Referensi
  • Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
  • Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
  • Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
  • Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
  • Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
  • Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
  • alquran.bahagia.us, keislaman.com, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
  • Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
  • Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
  • M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
  • Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
  • Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.

Recent Posts

comments powered by Disqus