4 Arti Sikap Diam Pria



Kadang-kadang alasan kebisuan pria jelas, seperti asyik bekerja, konsentrasi pada video game, mulut penuh karena mengunyah makanan terlalu banyak, dan sebagainya. Namun, ada saat di mana mulutnya terkunci rapat karena alasan misterius. Di saat itulah, sikap diamnya dapat berefek negatif pada hubungan Anda berdua.

"Wanita sering kali menilai sikap diam pria adalah hal buruk karena ia menganggap pasangan tidak ingin berkomunikasi atau tidak peduli dengannya," kata William Juli PhD, penulis Understanding the Tin Man. "Tapi, (ketakutan) itu hampir tidak pernah terjadi. Pasangan Anda peduli, hanya dia tidak selalu bisa menemukan kata-kata yang pas untuk diucapkan.“

Berikut, bocoran beberapa alasan di balik sikap diam pria, seperti dilansir Cosmopolitan.

Dia yakin Anda tidak bisa mengatasi masalah

Anda mungkin bosan menanyakan apa yang terjadi padanya sampai bersikap diam dan hanya menjawab, "tidak apa-apa." Tapi, Anda mungkin perlu berhenti menanyakan dan mempertimbangkan bagaimana reaksi Anda jika ia benar-benar mengatakan yang sebenarnya.

"Sering kali, seorang pria akan berpikir bahwa berbicara dapat mengakibatkannya kehilangan poin (wibawa) lebih dari yang ia dapatkan," kata Warren Farrell PhD, penulis Women Can't Hear What Men Don't Say. "Jadi, dia menjaga banyak hal untuk dirinya sendiri."

Katakanlah Anda menceritakan percekcokan dengan rekan kerja, dan pasangan tidak merespon. Anda pikir dia tak ingin dilibatkan, tapi dalam pemikiran logisnya, ia berpihak pada rekan kerja, bukan Anda. Karena itu, ia tak perlu berkata-kata karena yakin Anda akan marah jika ia mengatakan penilaiannya dengan jujur.

Satu-satunya cara untuk menghentikan sikap diamnya adalah memberi tahu bahwa Anda akan mendengarkan pendapatnya dengan tenang, bahkan jika apa yang ia katakan bukan apa yang ingin Anda dengar.

"Kalau ia memiliki keyakinan bahwa Anda akan mendengarkan dan merespons lebih positif daripada pengalaman sebelumnya, ia akan merasa cukup aman untuk bicara," kata Farrell.

Dia takut menjadi emosional

Anak laki-laki diajarkan bahwa ketika terluka, mereka harus menyimpannya untuk diri sendiri. Kemudian ketika mereka mulai berkencan, wanita menekankan bagaimana pentingnya mengungkapkan perasaan.

"Menjadi emosional adalah tempat yang menakutkan bagi banyak pria," kata Juli.

Hal ini membuatnya merasa tidak siap untuk berurusan dengan perasaan, juga benar-benar membuatnya frustrasi. Kemungkinan, Anda akan memutuskan hubungan kalau ia tak bisa memberikan jaminan kenyaman saat diskusi soal masa depan.

"Seorang pria bisa takut bukan hanya dengan emosinya sendiri, tapi juga hal-hal penting dalam dirinya," kata Alon Gratch PhD, penulis If Men Could Talk. "Saat tumbuh, banyak anak laki-laki diajarkan bahwa mereka harus memendam perasaannya."

Jika Anda merasa bahwa sikap diamnya karena ia takut kehilangan wibawa, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan. Pertama, dorong ia untuk bersikap santai. "Bantu ia dengan tidak memberikan ultimatum atau mengkritiknya karena tidak menjadi komunikator yang baik. Mereka hanya butuh waktu," kata Juli.

Kedua, membantunya dengan tidak hanya mengajukan pertanyaan yang tepat, tetapi juga memintanya dengan cara yang benar. Pria sering mengalami kesulitan menggambarkan perasaan, itulah sebabnya Anda perlu memulai pertanyaan dengan empat kata penting: "Apakah kamu merasa seperti ...?". Ikuti dengan beberapa pilihan, lalu dia akan mulai membuka mulut bahkan tanpa menyadarinya.

Dia terlalu malu

Saat Anda ingin membicarakan si bos, pernahkah pasangan menghindari isu-isu tersebut? Bisa jadi karena ia terlalu malu. "Hampir semua pria khawatir jika mereka tidak sukses (finansial, karier, dan sebagainya-red), mereka akan dinilai gagal," kata Farrell. "Secara khusus, seorang pria takut pasangannya tidak lagi setia dan menghormatinya."

Kini, Anda tahu betapa rapuhnya pasangan, di mana Anda mungkin tergoda untuk memperlakukannya bak bayi. Tapi, lakukanlah sebaliknya. "Bangun kepercayaan dirinya," kata Juli. "Daripada mengatasi perasaan tak berdaya, singgunglah kelebihannya."

Jika, katakanlah, ia kehilangan pekerjaan dan belum menemukan pekerjaan lain, katakan padanya itu bukti betapa buruknya perekonomian karena pria secerdas dia belum juga mendapatkan pekerjaan.

"Bahkan jika ia tidak terbuka saat itu juga, rasa percaya dirinya akan meningkatkan kemungkinan bahwa ia akan lebih terbuka di waktu kemudian,” imbuhnya.

Dia merenungkan soal lain

Pria adalah pemikir lurus. Tidak seperti wanita yang mahir memikirkan banyak hal dalam satu waktu, pria memiliki kesulitan berpindah dari satu masalah sampai masalah tersebut selesai. Jadi, jika ia bungkam di rumah, bisa jadi karena pikirannya masih di kantor, memikirkan deadline pekerjaan.

Jika Anda ingin diskusi permasalahan yang ia hadapi, carilah tempat yang tenang, jauh dari gangguan orang ketiga, dan ciptakan suasana santai, misalnya sambil makan pizza.

"Memberi dia ruang adalah penting, maka mulailah dengan bertanya tentang aktivitasnya sepanjang hari," saran Juli.

Ketika seorang pria merasa dipedulikan dan bebas untuk mengatakan apa yang dia inginkan, ia akan lebih terbuka.(ftr)

Recent Posts

comments powered by Disqus