Mu’min Kuat Lebih Dicintai Allah, Bersemangat Terhadap Hal yang Bermanfaat

Kenikmatan menuntut ilmu dapat menghilangkan kelaparan seseorang saat sedang belajar.
Dari sahabat Abu Hurairah, Bersabda Rasulullah, “Mu’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa malas, dan apabila engkau ditimpa sesuatu maka katakanlah “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al, Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi”. HR. Muslim
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan beberapa pelajaran dari hadits ini. Hadits yang agung ini hendaknya menjadi pelita bagi kita baik untuk urusan agama ataupun dunia. Apabila seseorang beramal dengan hadits ini maka tentunya akan meringankan beban kehidupan agama ataupun dunianya.
Asy Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad mengatakan bahwa faidah besar yang diberikan dalam hadits ini sudah urut sehingga seharusnya mudah untuk dipahami.
Beberapa pelajaran penting dari hadits

1. Kekuatan iman

Sifat kuat yang dimaksud disini kembali kepada penyebutan Mukmin, yaitu keimanan yang kuat. Pada asalnya kekuatan fisik bukanlah hal yang terpuji atau tercela, akan tetapi jika kekuatan fisik ini dapat mendukung kuatnya iman maka sempurnalah kekuatannnya.

2. Allah memiliki sifat cinta

Karena Allah mencintai orang beriman dengan keimanan yang lebih kuat.

3. Masing-masing mu’min yang kuat ataupun yang lemah memiliki kebaikan

Seseorang yang memiliki keimanan walaupun lemah masih lebih baik daripada orang kafir bagaimanapun baiknya orang kafir tersebut.

4. Memohon pertolongan kepada Allah

Seharusnya seorang mu’min tidak menggantungkan keberhasilan urusan dunia atau akhiratnya hanya kepada kemampuan dirinya saja tanpa memohon pertolongan kepada Allah.

5. Meyakini Allah

Apabila sesuatu yang kita rencanakan tidak berjalan sebagaimana mestinya, maka kita tidak boleh mengatakan “Kalau aku mengerjakan ini, pasti hasilnya akan begini dan begini”. Karena ucapan yang demikian dapat membuka pintu dari syaithan. Akan tetapi kita diperintahkan untuk mengatakan “Qodarulloh wa maa syaa’a fa’al”. Telah ditakdirkan oleh Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi. Karena belum tentu hal yang kita sukai baik bagi kita.
24. Taushiyah Al Ustadz Luqman Jamal - Syarah Hadits - www.an-nashihah.net.mp3   8.0M
Biografi ringkas: Al Ustadz Luqman Jamal Lc:
Beliau merupakan pimpinan dari Pondok (Ma'had) Tanwirus Sunnah, Gowa, Sulsel.

Recent Posts

comments powered by Disqus