Sadis Banget Gan !! Punggung Digebuki, Tangan Disulut Rokok, Mata Diraupi Sambal

http://beritajatim.com/berita/brt206582652.jpg


Kediri (beritajatim.com) – Lagi-lagi, penganiayaan terhadap anak tiri terjadi. Kali ini menimpa Nur Laela Rofiah, bocah berusia tujuh tahun asal Kelurahan Banjar Mlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Leli-panggilan Nur Laela Rofiah- mengalami luka memar dan gosong di beberapa bagian tubuhnya. Mulai kelopak mata, wajah, mulut hingga punggung. Leli menjadi korban kekejaman Erwan Pasha (27), ayah tirinya.

Duduk di sofa panjang berwarna merah berdekatan dengan Sulastri (63), neneknya, Leli memakai baju berwarna kuning. Bocah malang ini baru menginjak kelas I di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Banjar Mlati, berada tidak jauh dari rumah Suyono (60) kakek dan neneknya.

Awalnya, Lela hanya diam saat sejumlah wartawan bertanya kepadanya. Bocah malang berkulit sawo matang itu berusaha menyembunyikan wajahnya di balik punggung neneknya. Rupanya Leli masih merasa ketakutan. Ia trauma atas perlakukan kasar ayah tirinya.

Namun, setelah Sulastri, neneknya, berusaha membujuk. Akhirnya gadis kecil rambut lurus terurai di atas pundak itu mau ‘buka mulut’.


"Ayah mengolesi mata saya dengan cabe rawit. Kemudian memukuli punggung saya dengan gagang sulak (kemoceng). Saya tidak berani menangis, karena ayah membungkam dan menampar mulut saya,” kata Leli, membuka cerita sedihnya kepada beritajatim.com, Minggu (5/9/2010) sekitar pukul 13.00 WIB.

Leli memperlihatkan pipi kanannya yang memar. Pipi mungil itu telah ditampar oleh Erwan. Pria yang menikahi Binti Maratus Solihah (27), ibunya, pada bulan Juli 2010 lalu itu juga memukuli punggung Leli dengan gangang kemoceng hingga meninggalkan bekas membiru.

“Mulutnya jontor, dan mengeluarkan darah. Mulut ini ditampar berulang kali oleh ayahnya. Kelopak matanya juga diolesi dengan cabe rawit. Benar-benar sudah tidak manusiawi,” kutuk Sulastri, sambil memegangi telapak tangan cucunya yang mengalami luka baker akibat disulut putung rokok.

Penderitaan Leli terjadi pada Kamis (2/9/2010 lalu. Awalnya, putri semata wayang Binti itu diantar Erwan, ayah tirinya, pergi ke sekolah. “Erwan meminta izin untuk mengantar Leli. Tidak ada gelagat aneh yang membuat kami curiga. Kemudian saya pergi bersama ibunya (Binti) ke pasar,” ungkap wanita paroh baya yang rambutnya sudah dipenuhi uban itu.

Sepulang dari berbelanja di pasar, sekitar pukul 11.00 WIB, Sulastri dan Binti mampir di sekolah Leli. Mereka berniat menjemputnya. “Kami terkejut. Sebab, teman-teman dan gurunya mengatakan, jika Leli tidak masuk sekolah hari ini,” terus wanita beranak sembilan itu.

http://beritajatim.com/berita/brt448239229.jpg

Kemudian, Binti, ibunya mengirimkan pesan singkat SMS (short message service) kepada Erwan. Isi dari SMS itu menanyakan keberadaan putrinya (Leli). Selanjutnya, Erwan menjawab via SMS serupa jika Leli tengah bermain bersama keponakannya di rumah Sukardi, orang tua Erwan, di Gg VII Kelurahan Banjar Kidul, Kecamatan Mojoroto. Tanpa berfikir buruk, kemudian mereka pulang.

Ternyata Erwan berupaya mengelabuhi Binti dan mertuanya. Sebab, saat itu, dirinya tengah menganiaya Leli. Bocah malang itu dimasukkan ke dalam kamar, kemudian dikunci dari dalam. Leli dipukuli berulang kali, ditampar wajah dan mulutnya serta disulut putung rokok tangannya. “Ayah memukili terus. Leli tidak tahu apa-apa,” sahut Leli, sambil mengayun-ayunkan kedua kakinya ke lantai.

Perasaan seorang nenek tidak dapat ditipu. Sulastri merasa gelisah. Ia khawatir terjadi hal-hal yang buruk pada anaknya. Apalagi sampai sore hari, Erwan tidak kunjung membawa kembali cucunya.

Lalu Sulastri mendesak Binti agar menyusul cucunya ke rumah Sukardi, mertuanya. “Sudah sore kok belum pulang. Lalu saya menyuruh Binti menyusulnya,” imbuh istri Suyono itu.

Sulastri semakin cemas. Anak dan cucunya tidak memberikan kabar. Baru sekitar pukul 19.00 WIB, Binti kembali, namun tanpa Leli. “Binti bilang kalau Leli sudah tidur. Tetapi saya tidak percaya. Apalagi, Binti mengatakan itu sambil menangis. Saya ikut menangis juga waktu itu. Sampai akhirnya Binti mengatakan hal sebenarnya,” kata wanita tua yang ditemui dengan baju warna merah merona itu.

Hujan tangis terjadi di rumah Suyono. Sampai mengundang perhatian tetangga sekitar. “Di rumah sini ramai sekali. Kami kebingungan. Harus berbuat apa. Kemudian, kami menyusul Leli di rumah orang tua Erwan,” cerita Sulastri, sambil berkaca-kaca.

Sukardi berusaha membawa Leli keluar dari kamar Erwan, anaknya. Tetapi, putra ketiganya itu semakin gelap mata. Erwan justru melawan orang tuanya sendiri. “Erwan memegang leher ayahnya sendiri (Sukardi) dengan tangan kanan. Dia (Erwan) juga hendak memukul kepala ayahnya dengan botol,” terus Sulastri.

Bocah malang itu akhirnya lepas dari cengkraman ayah tirinya. Leli langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri. “Bibirnya bercucuran darah. Bengkak, dan terus menangis. Tangannya juga luka terbakar. Saya tidak tega melihatnya,” kata Suyono, kakeknya yang ikut ditemui beritajatim.com.

Suyono dan Sulastri akhirnya melaporkan kejadian itu ke Polres Kediri Kota. Mereka tidak ingin cucu dan putrinya menjadi sasaran Erwan. “Erwan mengancam akan mengobrak-abrik rumah kami. Sebelum hal itu terjadi, maka kami melaporkan terlebih dahulu,” imbuh pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak itu.

Tidak lama berselang, kemudian Erwan diamankan petugas. Pria yang dikenal kejam itu digiring petugas ke dalam mobil patroli. Selanjutnya, Erwan diperiksa secara intensif di ruang penyidikan Polres Kediri Kota.

Secara terpisah, Kasatreskrim Polres Kediri Kota AKP Didit Pirhantoro mengaku masih memeriksa pelaku. Polisi akan menjerat pelaku dengan Undang-undang Perlindungan Anak. Polisi belum memastikan motivasi penganiayaan sadis itu. Dugaanya karena pelaku terpengaruh minuman keras (miras). “Sepertinya Erwan dalam keadaan mabuk. Saya orang tuanya sudah tidak sanggung lagi. Kami sering bertengkar, bahkan berkelahi,” ujar Sukardi, ditemui di rumahnya.[air/nng]

Recent Posts

comments powered by Disqus