Khansa', Ibu para Syuhada

 

Namanya adalah Tamadhir binti Amr bin Al Harits bin Asy-Syarid. Ia seorang penyair wanita yang terkenal. Ia melantunkan syair setelah mempelajari dari saudaranya, Shaker di masa jahiliyah. ia biasa mengungkapkan kedukaann dan kesedihan dengan lantunan syair tersebut sehingga sebagian besar dari syair itu merupaan syair duka cita. diantara syair-syairnya yagn paling indah tentang Shakher ialah:
Buanglah kotoran di kedua matamu atau dimata yang satu,
sunyi senyap itu apabila telah kosong rumah dari penghuninya
Juga diantara syairnya yang paling indah yagn telah ia ucapkan adalah:
Apakah kedua mataku nan dermawan tanpa kebekuan
tidakkah engkau (mata) kan menangis untuk Shakher yang memanggil,
tidakkah engkau kan menangis dengan keberanian yang indah,
dan tidakkah engkau kan menangis karena pemuda nan mulia
Ia telah menemui Rasulullah shalallahu'alaihiwasallam bersama kaumnya dari Bani Sulaim. Ia mengumumkan keislamannya dan memabngunnya di atas aqidah tauhid sehingga memiliki keislaman yagn bagus sampai-sampai menjadi salah satu simbol dari simbol-simbol keberanian, simbol kemuliaan diri, serta sebagai tanda kemuliaan bagi seluruh kaum muslimah.

Rasulullah shalallahu'alaihiwasallam (pernah) meminta dia melantunkan syair dan beliau kagum dengan syairnya. ia melantunkan syair kepada beliau sehingga beliau shalallahu'alaihiwasallam bersabda:
"Kemarilah wahai Khansa', demi hariku yang berada di tangan-Nya." (Al Ishabah fi Tamyyizih Shahabah (8/66)
Adi bin Hatim menemui Rasulullah shalallahu'alaihiwasallam dan berkata kepada beliau: "Wahay Rasulullah, sesungguhnya dikalangan kami ada manusia yang paling mahir bersyair, paling dermawan (murah hati) dan paling lincah berkuda."

Beliau shalallahu'alaihiwasallam berkata:" "Sebutkan nama mereka!"

Ia berkata: "Adapun yang paling mahir dalam bersyair adalah orang-orang dari Qais bin Hijr. Adapun orang-orang yang paling dermawan adalah Hatim bin Sa'ad (ayahnya) dan manusia paling lincah dalam berkuda adalah Amr bin Ma'd."

Beliau shalallahu'alaihiwasallam Berkata: "Tidak seperti apa yang kamu katakan wahai Adi. Adapun manusia yang paling mahir dalam bersyair adalah Khansa' binti Amr. Manusia yang paling dermawan adalah Muhammad (Yakni diri beliau shalallahu'alaihiwasallam sendiri) dan manusia yang paling lincah dalam berkuda adalah Ali bin Abi Thalib."

Kemampuan Khansa' dalam bersyair telah menjadikannya wanita istimewa, sampai-sampai dikatakan: "Sungguh para ahli ilmu (ulama) telah mengumpulkan syairnya. Tidak ada wanita sebelum dan sesudahnya yang lebih mahir daripada dia (Khansa')," (LIhatlah Al Ishabah fi Tamyyizish Shahabah (8/67)

Sungguh ia memiliki kedudukan yang mulia di dalam perkara zuhud dan menolong di dalam kebenaran. ia telah banyak berperang bersama kum muslimin dan bergabung dengan tentara mereka yagn kokoh. Tatkala Mutsani bin Haris Asy Syaibani menuju Qadisiyah-pada zaman Amirul Mukminin Umar bin Khathab rhadiallahu'anhu Khansa beserta anak-anaknya berada di dalam rombongan tersebut.

Di Bumi perjuangan yagn sangat panas tersebut, sebagian mereka membantu sebagian yang lain, Khansa' mengumpulkan keempat anaknya untuk bergabung berasma mereka. ia mendorong anak-anaknya untuk berperang dan tidak lari dari medan peperangan. Ia merasa senang bila mereka mati Syahid di Jalan Allah.

Mari kita dengar wasiat yang agung dari Khansa':

"Wahay anakku, sesungguhnya kalian telah masuk Islam dalam keadaan taat dan berhijrah dalam keadaan terpilih./ Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya kalianini adalah anak seorang wanita yang tidak berkhianat kepada Bapak kalian dan tidak pula membuka kejelekan-kejelekan paman kalian. tidak menjelek-jelekkan keturunankelian dan tidak pula merubah nasab kalian.

Sungguh kalian mengetahui apa yagn Allah telah janjikan untuk kaum muslimin berupa pahala yang sempurna di dalam memerangi orang-orang kafir. ketahuilah, sesungguhnya tempat yang kekal itu lebih baik daripaa tempat yang fana ini. Allah subhanahuwata'ala berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada ALlah supaya kamu beruntung." (QS. Ali Imran: 200).

Apabila kalianmelihat peperangan makin berkecamuk dan semakin besar api semangat juang, mereka (para tentara Allah) mengusap peluh perjuangan dan bergelut dengan puncak perjuangan untuk menyalakan semangat juang, maka kalian akan mendapatkan ghanimah dan kemuliaan di tempat yang kekal dan abadi (Akherat)

Anak-anaknya mendengarkan wasiat tersebut. kemudian mereka keluar dari sisi ibunya dalam keadaan menerima nasehatnya dan memegang ucapannya.

maka ketika telah terpancar cahaya shubuh, mereka meninggalkan markas dan maju untuk berhadapan dengan musuh. Mereka saling melantunkan syair, salah satu dari mereka berkata:

Wahai saudara-sadaraku, sesungguhnya wanita nan memberikan nasehat itu sungguh telah menasehati kita ketika ia memanggil kita kemarin.
Untaian perkataan yang memiliki penjelasan dan terang
Berpagi-pagi untuk menyongsong peperangan yang membinasakan nan memusnahkan. Dan hanyalah kalian akan menjumpai disisi teriakan dari keluarga saasaan al-kilaabi an-naabihah. Sungguh mereka yakin mampu mematahkan kalian pada peristiwa yang hebat itu
Sedangkan kalian berada diantara kehidupan yang shalihah atau kematian yang akan mewarisi keberuntungan

Kemudian ia maju ke medan perang sampai ia terbunuh. Lalu anak yang kedua mengulang-ulang ucapan tersebut"

Sesungguhnya ia seorang wanita yang memiliki kekuatan tekat yang bulat kesabaran nan tabah, pandangan yang lurus ke depan dan pemikiran yang lurus Sungguh ia telah memerintahkan kita dengan kelurusan dan kebenaran nasehat bersumber darinya dan kebaikan sikap terhadap anaknya, lalu mereka bergegas menyongsong pertempuran nan dahsyat mungkin menggapai kesuksesan yang menyejukkan hati atau kematian yang akan mewarisi kepada kalian kemulian yang kekal abadi di surga Firdaus dan kehidupan nan bahagia.

kemudian ia maju dan bertempur sampai syahid.
lalu anak yang ketiga berkata:

Demi Allah kami takkan mendurhakai sehurufpun nasehat ibu, Sungguh ia telah memerintahkan kita berperang dan bergabung Mendengarkan nasehat dan melakukan kebaikan nan jujur dan lembut lalu mereka bergegas tuk menyongsong peperangan. Peperangan yang kan membinasakan lagi memusnahkan pasukan yang besar, sampai mereka kan menghadapi keluarga Kisra (raja Persia) atau mereka kan menyingkap pertahanan kalian, Sesungguhnya kami kan melihat berkurangnya kelemahan diantara kalian, dan peperangan bagi kalian adalah suatu kemuliaan dan menggapai kedudukan. iapun maju berperang sampai akhirnya mati Syahid. anak yang keempat pun melantunkan bait syairnya:

Aku bukan milik Khansa', bukan pula milik Al Khram dan bukan pula milik Amr yang memiliki kedudukan nan tinggi lagi mulia. Jika aku tidak ingin berhadapan dengan pasukan yaitu asukan asing, telah berlalu teror ketakutan menyambar kaum Khadhramiy, Mungkin kan segera mendapatkan kemenangan beserta ghanimah, atau untuk kematian di jalan nan mulia.

Kemudian ia maju ke medan tempur, berperang sampai terbunuh. Maka ketika berita tentang kematian anak-anaknya sampai kepada ibu yang beriman lagi sabar inik, ia tidak bersedih hati dan tidak meratap. Ia berkata dengan perkataan yagn terkenal yang sejarah senantiasa mengingat dan mengenangnya sampai batas waktu yang dikehendaki oleh Allah subhanahuwata'ala:

"Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka. Aku berharap pahala dari Rabb-ku semoga Ia mengumpulkanku bersama mereka di tempat yang penuh kasih sayang-Nya (surga)".

Umar bin Khathab mengakui keutamaan Khansa' dan anak-anaknya dan senantiasa Umar memberi Khansa' nafkah (yang merupakan bagian dari() anak-anaknya sampai Allah mewafatkannya.

Khansa' wafat di Badiyah pada permulaan khalifah Utsman bin Affan radiallahu'anhu pada tahun 24 H.

Semoga ALlah merahmati Khansa'. ia adalah figur seorang ibu yang tidak seperti para ibu yang lain jikalau ada Ibu-ibu muslimah setelahnya seperti Khansa', tidak akan hilang orang yang kehilangan dan tidaklah akan terpejam mata-mata para pengecut.


Dinukil dari: Sirah Shahabiyah (kisah para shahabat Wanita) karya Mahmud Mahdi Al Istambuli Musthafa Abu N Nashr Ay Syalabi
(Diselesaikan di Awal Malam Romadhon 29 Sa'ban 1431 H (mendekati 01 Ramadhon 1431 h) Oleh Akhi Abdul

Recent Posts

comments powered by Disqus