Menumbuhkan Minat Baca pada Anak

“Ma.. Pa.. Baca buku itu lagi ya..”
Tak terbayangkan betapa senangnya hati ketika mendengar permintaan buah hati kita.
Membangun kecintaan anak terhadap buku bukanlah hal yang mudah. Namun jelas akan memberikan banyak sekali manfaat dalam kelangsungan hidupnya dikemudian hari, terutama bagi kesuksesan pendidikannya. Sebab, kecintaan terhadap aktivitas membaca adalah modal utama dalam proses belajar dan mengajar yang dilaluinya. Selain itu, melalui membaca anak dapat mengembangkan imajinasinya, mengenali karakter-karakter kepribadian dan mengembangkan kemampuan serta minat anak.
Singkat kata, membaca bisa disebut  sebagai “salah satu sarana utama untuk mencapai kehidupan yang sejahtera”.
Bagaimana menumbuhkan kecintaan membaca pada anak?
Sebagai orangtua atau pendidik, kita sering kali bertanya adakah cara yang paling efektif untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap membaca?
Jawabnya adalah tidak ada.
Berdasarkan hasil penelitian tentang minat membaca anak diketahui bahwa ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada membaca dan seluruhnya adalah satu kesatuan yang utuh.
Berikut adalah cara-cara yang dapat kita contoh:
  • Memberikan contoh
Di setiap masa perkembanganya cara belajar anak yang paling utama adalah dengan cara mencontoh. Sehingga, bila kita hendak menumbuhkan kecintaan membaca pada anak kita, sebaiknya kita pun memiliki dan menampilkan kecintaan terhadap membaca. Hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan memilih membaca Koran di ruang keluarga setiap pagi dan bukan menonton berita di televisi. Anak-anak akan melihat dan walaupun mereka tidak tahu dengan pasti apa yang kita baca, tetapi mereka dapat dengan nyata melihat bahwa kita membaca.
  • Membangun kebiasaan membaca dalam diri kita
Kita tentu ingat pada pepatah seperti “kita bisa karena biasa” atau “practice makes perfect”, keduanya seakan memberitahukan bahwa proses pengulangan aktivitas akan menimbulkan jejak memori pada otak, termasuk untuk proses ingatan dan emosi. Semakin sering anak melihat kita membaca maka akan semakin tertarik dia untuk mengetahui apa yang sedang kita lakukan. Ketertarikan ini kemudian hendaknya kita tanggapi dengan melibatkan anak dalam kegiatan membaca kita, sehingga ia akan semakin tertarik dengan aktivitas membaca.
  • Menciptakan suasana kondusif saat membaca
Menciptakan suasana yang bahagia dan penuh kasih sayang saat membaca sangat diperlukan untuk membangun jejak memori terutama yang melibatkan emosi.
Mengapa?
Karena berdasarkan penelitian terdahulu, sekitar 60% dari proses pembelajaran melibatkan amigdala (merupakan pusat emosi yang dimiliki manusia) dalam otak. Contoh sederhana mengenai hal ini adalah jawaban anak ketika ditanya apa yang dilakukanya saat liburan. Anak kemungkinan akan menjawab dengan cerita kebahagiannya ketika diajak berwisata ke taman safari oleh kita.
Bagaimana caranya menciptakan suasana kondusif saat membaca?
Hmm.. sederhana sekali. Kita hanya perlu santai, menjadi diri kita sendiri, dan tersenyum. Sebagai contoh, saat sedang dalam perjalanan di mobil. Kita bisa memangkunya atau duduk disebelahnya kemudian mengeluarkan beberapa buku cerita, memintanya memilih mana yang disukai lalu perlahan bersama-sama membaca halaman demi halaman dari buku tersebut.
  • Penghargaan atas minat anak
Bila anak sudah mulai menunjukkan ketertarikkannya terhadap membaca, apa itu berarti tujuan kita sudah tercapai dan tugas kita selesai??
Upst! Ternyata tidak.
Ketika ia sudah mulai menujukkan ketertarikan terhadap membaca maka sebaiknya kita memberikan pengahargaan kepadanya supaya ketertarikan tersebut bertahan dan berubah menjadi kebiasaan positif, yaitu kebiasaan membaca.
Bagaimana cara? Bermacam cara dapat dilakukan. Dari yang paling sederhana dengan cara selalu menemaninya membaca atau menjadi teman diskusi bacaannya bila anak sudah dapat diajak berdiskusi. Hingga cara yang paling kompleks yaitu membantunya mengkordinir book clubsederhana yang beranggotakan teman-teman anak kita yang juga punya hobi membaca.
Sejak kapan usaha kita sebaiknya dimulai?
Waw! Ternyata sederhana sekali cara untuk menumbuhkan kecintaan anak pada membaca. Hmmm, kira-kira kapan sebaiknya kita mulai ya?
Jawabnya adalah SEKARANG.
Ya, sekarang adalah saatnya.
Bahkan kita dapat menumbuhkan kecintaan anak pada membaca sejak bayi dalam kandungan. Kita perkenalkan suara dan perubahan intonasi kita saat membaca buku cerita. Ketika ia sudah mulai berusia 3 bulan, kita bisa mulai menunjukkan buku dan membaca di sebelahnya. Ketika ia berusia 6-9 bulan, kita bisa memangkunya atau duduk di sebelahnya dan nampilkan buku sederhana untuk “dibaca” bersama-sama. Ketika ia berusia 1-2 tahun, kita bisa membaca bersama dan memintanya untuk pura-pura memegang buku yang kita baca. Ketika berusia 2-5 tahun, kita bisa bersama-sama membaca bersama buah hati kita, kita bisa meminta bantuannya untuk membuka halaman per halaman dan kita bahkan sudah bisa mengajaknya memilih buku yang ia suka di toko buku.
Adakah referensi jenis buku?
Apakah ada referensi judul buku yang baik dibaca anak? Tidak ada. Semua buku dan bacaan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing untuk setiap anak. hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah menyesuaikan tahap perkembangan anak dengan jenis buku yang ada.
  • Catalogue book (0-6 bulan)
Catalogue book adalah buku tanpa cerita. Biasanya di tiap halaman berisi gambar benda dengan namanya dibawahnya atau gambar aktivitas dan nama aktivitas dibawahnya. Biasanya buku ini berbentuk board book.
  • Picture book (7 bulan-3 tahun)
Picture book adalah buku cerita yang teksnya masih sedikit. Tiap halaman biasanya berisikan 1-2 kalimat. Dalam buku ini biasanya ada hubungan langsung antara teks dengan gambar. Buku jenis ini dapat terus digunakan sampai anak bisa membaca sendiri.
  • Longer picture book (3 Tahun- 6 tahun)
Longer picture book adalah buku cerita yang teksnya sudah lebih banyak per halaman dan ceritanya lebih panjang, biasanya terdapat 2-5 kalimat.
  • Illustrated chapter book (6/7 tahun – 12 tahun)
Illustrated chapter book adalah buku cerita yang teksnya sudah banyak, ceritanya mulai panjang (sudah dibagi dalam bab) tetapi masih ada ilustrasinya. Buku jenis ini cocok untuk anak usia 6 tahun keatas, terutama saat ia sudah mulai belajar membaca namun masih mudah bosan untuk membaca dalam durasi yang panjang.
  • Short novel, novel dan story collection.
Ketiga jenis buku ini dapat diperuntukkan kepada anak diatas usia 12 tahun yang diasumsikan sudah mahir membaca. Ketiga jenis buku ini memiliki kesamaan, yaitu tidak lagi menggunakan ilustrasi gambar. Namun mereka memiliki perbedaan dalam panjang cerita dan jumlah cerita dalam satu buku. Short novel memiliki satu cerita pendek didalamnya, novel memiliki satu cerita dalam durasi yang panjang sedangkan story collection memiliki beberapa cerita yang masing-masingnya berbeda durasi dalam satu buku yang sama.
Nah, ternyata menumbuhkan kecintaan terhadap membaca adalah kegiatan yang sederhana kan?
Kalau begitu. Tunggu apa lagi? Ayo membaca..:)
Referensi:
Berk, Laura E. (2003). Child Development 6th ed. New York: Allyn and Bacon
Trelease, Jim. (2006). Read-Aloud Handbook. London: Peguin Books
*Evi Junita, S.Psi

Recent Posts

comments powered by Disqus