Berapa Bang?


Kalimat tanya ini sering banget kita dengar di pasar-pasar, kios, tukang jualan pinggir jalan, dan biasanya hanya dipake buat nanya harga barang. Kata sapaan ‘Bang’ dijamin pasti semua pada ngerti kalo kata ini udah akrab dengan keseharian Batavian (orang Jakarta versi Berapa Bang) buat menyapa si abang pedagang rambutan, abang tukang ojek, bang Pitung, bang Oki, bang Rudi dan abang-abang lainnya. Entah mengapa, kata sapaan ‘bang’ ini lebih terasa familiar di dunia jual-beli dibanding kata sapaan ‘mpok’ yang notabene pasangannya si ‘abang’.

Tadinya kepikiran begini, kali-kali aja sejak dulu mungkin pas jaman Kompeni Belanda menjajah Batavia, semua pedagang di pasar-pasar berjenis kelamin laki-laki (si abang) bukan perempuan (si mpok). Tapi setelah googling sana googling sini, hingga tulisan ini dibuat, akar sejarah kenapa kata ‘berapa bang’ lebih familiar dari ‘berapa mpok’ gak ditemukan! Sejarah hanya mencatat kalo jaman Kompeni dulu, yang biasanya jadi pedagang di pasar justru dari etnis Tiong Hoa. Hadoh, kok ngelantur ampe ke situ yah?

Satu hal yang harus diperjelas di sini, kami yang berjumlah 4 orang dan kebetulan berkelamin versi abang-abang ini punya kesamaan pemahaman tentang dunia perdagangan khususnya di wilayah Batavia. Menurut kami yang terbiasa untuk mencari dan membeli keperluan untuk hidup dan gaya hidup, sangat membutuhkan informasi tentang segala hal yang kami perlukan terutama masalah harga. Saat si Prengki merasa perlu membeli handphone, dia akan gooling sana googling sini mencari versi mutakhir (murah tapi kuat hingga akhir) di internet lalu nanya sana nanya sini minta testimony teman-teman lantas baru mutusin beli.

Nah, atas dasar kesepemahaman tersebutlah kami mencoba membuat sebuah blog yang serius tapi santai, berisi curhatan kami berikut semua informasi yang kami dapatkan selama pencarian barang tersebut. Semoga curhatan kami bisa memberikan sedikit pencerahan atau pun bahan perbandingan bagi para Batavian seantero Jakarta sebelum membeli sesuatu.

Recent Posts

comments powered by Disqus