Google Dan Microsoft Bergabung Perangi Terorisme Di Internet


Microsoft dan Google bersatu untuk memerangi terorisme dan aktvitas kriminal lain. Perusahaan piranti lunak yang juga bersaing di industri mesin pencari itu ingin mencegah pemakaian internet oleh kelompok-kelompok teroris untuk melakukan berbagai aktivitas, termasuk merektrut calon teroris.

Microsoft dan Google hadir dalam pertemuan dua hari di Seattle bersama raksasa piranti lunak Cisco dan Symantec untuk menemukan cara mengurangi kegiatan para teroris di dunia maya. Pertemuan itu dipimpin oleh Komisi Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seperti dikutip dari laman thetech24, Richard Barrett, wakil ketua komisi kerja PBB mengatakan bahwa terdapat tingkat kejahatan tinggi di internet. Menurut Barett, “Sangat penting bila sektor swasta dilibatkan, sektor swasta merupakan mitra esensial untuk melangkah maju,” ucapnya. Namun, diharapkan lebih banyak departemen di PBB dan pemerintah berbagai negara yang perlu dilibatkan dalam diskusi memerangi terorisme di internet ini.

Uni Eropa dan Dewan Eropa bisa bergabung dalam ‘pasukan’ bersama Microsoft, Google, Symantec, dan Cisco untuk mengatasi terorisme Kejahatan kriminal maupun terorisme di dunia maya memang sangatlah marak belakangan  ini, hal ini tentunya merugikan sekaligus meresahkan para pengguna internet diseluruh dunia. Sebagai contoh, Empat pria di AS terbukti bersalah berkonspirasi melakukan pembobolan sistem penjualan tiket konser, acara olahraga dan pemutaran film.

Keempat pria itu, Kenneth Lowson, Kristofer Kirsch, Faisal Nahdi, dan Joel Stevenson bersekongkol melakukan perampokan online untuk mendapatkan akses ilegal ke komputer yang mengurusi sistem penjualan tiket. Konspirasi tersebut diketahui telah berlangsung dari tahun 2002 hingga Januari 2009. Setelah membobol sistem, keempat pria itu menjual kembali tiket yang mereka peroleh kepada broker dibawah nama perusahaan penjualan tiket Wiseguy Tickets. 

Dilansir, Secure Computing, Wiseguy Tickets menyasar vendor tiket online skala besar seperti Ticketmaster, Tickets.com, MLB.com, MusicToday. Mereka berhasil menjual lebih dari 1,5 juta tiket di seluruh AS dan meraup keuntungan lebih dari USD25 juta. "Ketika internet memberikan kemudahan dalam pangsa pasar penjualan tiket, para terdakwa ini memainkan sistem tersebut untuk operasional penipuan secara online. Mereka bisa menghasilkan keuntungan lebih dari USD25 juta melalui cara ini," kata pengacara asal AS Paul Fishman. Dari hasil penyelidikan diketahui Lowson dan Kirsch merupakan pemilik Wiseguys Tickets yang menjalankan keseluruhan operasional perusahaan tersebut. Sementara Stevenson memprogram aspek CAPTCHA bots dan mengatur para pemrogram komputer lainnya. Nahdi yang ditunjuk sebagai CFO Wiseguys mengatur operasional dan keuangan perusahaan. Dari berbagai sumber

Recent Posts

comments powered by Disqus